FATE XV.2

65 9 0
                                    

Mata mungil itu mengerjab, berusaha menyesuaikan dengan cahaya terang yang menerpa penglihatanya. Perlahan pandanganya mulai jelas, menampakan langit - langit ruangan yang berwarna putih bersih. Ia merasakan sesuatu menempel pada punggung tanganya, lantas Ia angkat tanganya untuk melihat benda tersebut. Rupanya itu saluran infus yang terpasang di sana.

"Kau sudah siuman?! Syukurlah..." sebuah suara mengalihkan atensi Baekhyun. Ia alihkan pandanganya ke sisi lain untuk melihat siapa pemiliki suara itu.

"Sehun? Apa yang terjadi?" tanyanya dengan suara parau.

"Kau mengalami kecelakaan Baek. untung saja saat itu aku sedang melintas di jalan yang kau lalaui. Aku melihat kerumunan orang di pinggir jalan dan ternyata itu kau yang terkapar tak sadarkan diri karena tertabrak mobil. Aku langsung membawamu ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan darurat." Jelas lelaki berkulit pucat itu dengan wajah penuh kekhawatiran.

Beberapa detik otaknya berfikir, saat ia menyadari suatu hal tiba - tiba tubuhnya bangkit terduduk.

"Jam berapa sekarang?!" Pekik Baekhyun sambil berusaha mencabut saluran infus yang menempel di punggung tanganya.

"Apa yang kau lakukan?! kau baru saja sadar Baekhyun!" Pekik Sehun panik saat melihat Baekhyun berusaha bangkit dari atas kasur rawatnya.

"Jam berapa sekarang Sehun?!" tanyanya lagi dengan suara yang lebih tinggi dari sebelumnya.

"jam 11 memangnya ada apa?!"

"Ya Tuhan" Baekhyun tergesa menuruni tempat tidurnya

"Hei kau mau kemana?!" Tanya Sehun sambil menarik pergelangan tangan Baekhyun yang hendak berlari keluar.

"Chanyeol! Sehun aku harus menemui Chanyeol sakarang!" Pekik Baekhyun dengan pandangan yang sudah tidak fokus, Ia ingin segera pergi dari ruangan itu dan munuju rumah lelaki yang kini memenuhi pikiranya.

"Aku akan mengantarmu!" ucap Sehun sambil menuntun Baekhyun menuju mobilnya.

Keduanya kini sedang di dalam perjalanan menuju rumah Chanhyeol. Tidak ada komunikasi di antara mereka. Sehun terlihat tengah fokus dengan kemudinya dengan raut wajah datar. Sedangkan Baekhyun hanya diam sambil menunduk dalam. Lelaki itu tengah tenggelam dalam pikiranya sendiri. Ingatanya kembali pada saat - saat pertemuan pertamanya dengan Chanyeol di perpustakaan dulu. Otaknya kembali mengingat bagaimana tubuhnya memberikan respon saat kedua manik matanya bertemu dengan manik mata Chanyeol. Saat itu Ia merasakan sebuah perasaan lega dan sedih disaat bersamaan. Baekhyun sempat bingung dari mana ia mendapatkan perasaan seperti itu, tetapi kemudian ingatanya kembali perputar pada cerita sejarah yang disampaikan oleh Paman Kim. Baekhyun menyadari bahwa perasaanya terhadap Chanyeol bukan hanya miliknya saja, tetapi itu juga perasaan milik para leluhurnya. Perasaan milik dua orang manusia yang memiliki ikatan yang Paman Kim bilang sangat kuat hingga takdir berulang kali kembali mempertemukan mereka di kehidupan selanjutnya.

Butir bening terjatuh di atas pangkuanya, dadanya terasa sesak mengingat betapa besar perasaan yang ia miliki untuk Chanyeol. Ia terisak dalam diam sambil meremas kain pakaian yang berada tepat di depan dadanya, ia berusaha menahan rasa sakit di dalam dadanya yang terasa seperti tertusuk ribuan jarum kasat mata.

Mobil itu akhirnya sampai di depan rumah Chanyeol setelah menempuh perjalanan yang terasa sangat panjang. Baekhyun melepas sabuk pengamanya dengan tergesa dan segera menghambur keluar dari mobil tanpa menghiraukan orang yang berada di kursi kemudi. Ia langkahkan cepat kedua kakinya memasuki kediaman orang yang sedari tadi menjadi fokusnya.

"di mana Chanyeol?!" tanyanya tegesa pada seorang pelayan yang dijumpainya

"Tu-Tuan muda ada di kamarnya." Jawab Pelayan itu dengan raut kebingungan.

The Cursed DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang