FATE XIII.1

110 8 0
                                    

Seorang lelaki berpostur jangkung berjalan menaiki anak tangga di sebuah bangunan yang menyimpan banyak buku. Salah satu tanganya menenteng satu kantung plastik berukuran sedang yang berisi beberapa sandwich dan susu kemasan. Makanan - makanan itu Ia beli bukan untuk dirinya sendiri tetapi untuk diberikan kepada seseorang yang sudah menunggunya di ruang utama gedung itu. Hanya dalam beberapa menit lelaki itu sudah sampai di tempat tujuanya. Bukan kata sapaan yang Ia peroleh saat dirinya telah bertemu dengan orang yang ingin ia jumpai, tetapi malah suara hembusan nafas teratur yang keluar dari lubang hidung mungilnya. Seorang lelaki bersurai hitam terlihat tertidur di atas bukunya yang terbuka, wajah manisnya terlihat damai ketika Ia sedang mengarungi alam mimpinya. Melihat betapa tenangnya lelaki di hadapanya itu tertidur, lelaki yang awalnya tengah berdiri itu kini perlahan menurunkan tubuhnya untuk berlutut di samping lelaki yang memiliki postur lebih mungil darinya, Ia berusaha mensejajarkan wajahnya agar bisa mengamati wajah lelaki yang sedang tertidur itu lebih jelas. Tiba - tiba ingatanya kembali pada kejadian beberapa hari yang lalu.

Flashback

"aaahh.. rupanya ini si anak Baik.. hehehe. . kau sangat hebat tadi... heee"

Ketika Ia berusaha melepaskan lengan Baekhyun dari lehernya, suatu hal yang tak ia duga terjadi. Ia terkejut saat merasakan sesuatu yang kenyal dan basah menempel di bibirnya. Detik itu juga tubuhnya bagaikan terkena sengatan listrik, otaknya seakan berhenti bekerja, mengakibatkan seluruh tubuhnya mematung di tempat. Tak ada gerakan apapun kecuali lengan Baekhyun yang perlahan terlepas dari lehernya bersamaan dengan benda kenyal yang diketahui sebagai bibir Baekhyun. Bibir plumnya terasa tertarik saat proses pelepasan itu terjadi, membutnya seolah merasakan jutaan kupu - kupu menari - nari di perut dan dadanya.

"Itu hadiah untuk anak baik yang sudah bekerja dengan keras." Ucap Baekhyun. sambil mengusap kepalanya sayang.

sejurus kemudian suara nafas teratur kembali terdengar dari hidung lelaki yang tengah berbaring itu. Tetapi berbeda denganya, Ia masih mematung di posisinya dengan manik mata yang membola seakan ingin keluar dari tempatnya. Membutuhkan waktu hingga puluhan detik sampai Ia mendapatkan kembali kesadaranya, Ia berdeham untuk mengembalikan fungsi otaknya. Seolah tidak terjadi apa - apa, Ia menarik selimut untuk menutupi tubuh Baekhyun hingga batas dadanya. Setelah memastikan semua jendela terkunci, Ia langkahkan kakinya menuju pintu dan menguncinya dari luar. Tak lupa Ia mengembalikan kunci yang dipinjamnya itu kepada petugas yang berjaga. Ketika di dalam perjalanan pulang, pikiranya masih berputar pada kejadian yang baru saja Ia alami di kamar Baekhyun. Beberapa kali Ia mengelus dadanya sendiri untuk menenangkan kerja organ yang ada di dalamnya.

Flashbask end

Beberapa hari setelah kejadian itu Ia tidak bisa bertemu dengan Baekhyun karena jadwalnya yang sangat padat, dan pertemuan pertama mereka setelah kejadian itu adalah saat ini. Entah setan apa yang tengah merasukinya, karena kini tanganya terulur hendak menyentuh wajah damai lelaki yang tengah tertidur itu. Ibu jarinya perlahan menyentuh permukaan kulit benda berwarna pink nan kenyal milik Baekhyun. Tidak tahu apa yang sedang difikirkan, wajahnya kini tengah bergerak perlahan, mengikis jarak di antara keduanya. Tetapi gerakan itu terhenti karena sepasang emerald yang awalnya terpejam kini tengah terbuka lebar. Satu detik, dua detik, tiga detik, tidak ada gerakan apapun hingga sebuah suara pekikan terdengar dari lelaki yang tengah berlutut.

"aw! Kenapa kau memukul kepalaku?!" pekik Chanyeol sambil mengusak kepalanya berusaha menghilangkan sakit yang tengah ia rasakan.

"Kau pikir apa yang sedang kau lakukan tadi?" ucap Baekhyun yang kini sudah duduk dengan tegap.

"A-aku tidak melakukan apapun!" ucapnya membela diri.

"Bohong! Jelas - jelas kau mau menci-! Emmm emmmhh!" perkataan Baekhyun tertahan karena sekarang mulutnya tengah dibekap oleh telapak tangan lebar milik Chanyeol.

The Cursed DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang