Fate VI

119 17 2
                                    

1 hari sebelum upacara penobatan
Chanyeol POV

“Kita berangkat sekarang, Tuan Muda.” Ucap Tuan Kim kepada Chanyeol yang sedang membaca beberapa pesan masuk di handphonya.

“Semua barang Anda sudah dimasukan ke dalam mobil” tambahnya.

“Baiklah.” Jawab Chanyeol singkat kemudian segera bangkit dari sofa merahnya dan menuju pintu keluar kamarnya.

Mobil itu melaju di tengah jalanan ibu kota Korea Selatan yang tidak begitu ramai. Melewati beberapa kompleks perkantoran dan sekolah hingga memasuki sebuah jalan yang mengarah pada sebuah gerbang utama dari komples terbesar di Seoul, yaitu Kompleks Kediaman Keluarga Kerajaan Korea Selatan. Tanpa hambatan apapun, mobil hitam itu melesat melewati gerbang utama yang megah itu.

Ya, Chanyeol merupakan salah satu anggota keluarga kerajaan Korea Selatan, tepatnya putera satu – satunya dari Raja yang kini sedang bertahta, Raja Park Senho . Raja dianugerahi dua anak, yang pertama berjenis kelamin perempuan bernama Park Yoora, dan yang kedua adalah Park Chanyeol. Sebagai penerus tahta ayahnya, Chanyeol diharuskan tinggal terpisah dari istana sejak ia berumur 12 tahun. Memang itulah adat yang dijalankan oleh keluarga kerajaan, di mana sebelum putera tertua dari Raja dan Permaisuri diperkenalkan sebagai putera mahkota kepada khalayak umum, ia diharuskan hidup berdampingan dengan rakyat biasa. Tujuanya adalah agar putera mahkota memahami bagaimana kehidupan sehari – hari masyarakat Korea Selatan, sehingga ketika ia menjabat sebagai raja kelak diharapkan akan menjadi raja yang memahami rakyatnya.

Mobil itu berhenti di lobi bangunan utama di dalam kompeks. Salah satu pelayan berjas hitam yang sedang berjaga di pintu dengan sigap membuka pintu penumpang. Sejurus kemudian seorang lelaki berpakain semi formal melangkah keluar dari dalam mobil.

“Selamat datang kembali Tuan Muda Park.” Ucap pelayan tadi yang sekarang sedang membungkuk 45 derajat.

Lelaki itu tersenyum ramah “Terima kasih.”

“Bawa semua barang di bagasi ke ruangan Tuan Muda” Perintah seorang lelaki paruh baya yang diketahui sebagai pelayan utama Keluarga Kerajaan.

“Baik Tuan Kim.” Pelayan tadi segera mengambil barang – barang dari dalam bagasi.

“Paman, aku ingin ke ruangaku sebentar sebelum menemui yang lain.”

“Baik Tuan Muda. Kebetulan Paduka Raja juga belum kembali dari istana”

Kedua lelaki berbeda usia itu melangkah menuju ruangan Chanyeol yang sudah bertahun - tahun tidak ia singgahi. Setelah pintu ruangan yang mereka tuju terbuka, pemandangan yang sudah lama tidak Chanyeol lihat, membawa kembali memori masa kecilnya. Dulu Ia tidur dan bermain di dalam ruangan itu bersama Ibu dan kakaknya. Kadang jika Ayahnya tidak sedang bertugas, mereka akan bermain catur bersama di bagian depan ruangan yang berisi sebuah meja bundar, dua kursi tunggal dan satu sofa panjang. Semuanya bernuansa merah dengan ukiran naga khas Kerajaan Korea Selatan. Di belakangnya merupakan ruangan yang lebih privat, yaitu tempat tidur dan kamar mandi.

Chanyeol melangkah masuk kemudian mendudukan dirinya di sofa panjang berwarna merah. Tuan Kim menyadari bahwa Tuan Mudanya sedang ingin sendiri saat ini. Ia memutuskan untuk meninggalkanya dan menunggu di depan ruangan.

“Tuan Muda jika Anda membutuhkan sesuatu, Saya ada di depan ruangan Anda.”

“Baik Paman. Terima kasih.”

“Saya permisi.” Tuan Kim membungkuk, kemudian melangkah keluar dan menutup ruangan itu.

Chanyeol merebahkan tubuhnya di atas sofa itu. Dahulu tubuhnya bahkan tidak sampai setengah dari panjang sofa. Sekarang sofa itu terasa sempit baginya, bahkan kakinya harus naik sampai ke lengan sofa. Setelah mendapatkan posisi yang nyaman, Chanyeol memejamkan matanya. Ia tidak tidur, karena sekarang otaknya telah bekerja memikirkan berbagai macam hal.  Ia berfikir setelah upacara penobatan nanti maka secara resmi Ia menjadi bagian dari Istana. Akan banyak kegiatan yang harus dihadirinya sebagai Putera Mahkota.

The Cursed DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang