Jam sudah menunjukkan pukul 01.15 tapi Agam belum menujukan tanda kedatangan nya.,
aku menunggu dibalkon rumah melihat apakah mobilnya sudah datang atau belum, dan aku menyerah menunggunya, dan pagi hari Agam sudah pergi pagi sakali sebenarnya apa yg dilakukan Agam apa dia tidak tidur.,
Sudah 1 minggu kami menikah aku ga pernah melihat Agam semua pelayanan bingung aku selalu bertanya padahal aku adalah istri nya., sekarang menunggu Agam sudah menjadi rutinitasku setiap malam dan selama seminggu ini aku hanya diam di Mansion.,
Aku merindukan Agam menikah dengan nya tidak membuat ku dekat dgnnya ini malah sebaliknya dia semakin jauh tak tersentuh., sarapan, makan siang, makan malam aku selalu sendiri seperti putri raja yg terkurung di istana dilayani dengan banyak pelayanan membuat aku semakin kesepian.,
Kenapa dia melakukan ini apa salahku padanya dan air mataku sudah tak tertahan lagi, aku menangis sejadi-jadinya menahan sakit dan pedihnya nasibku., aku tidak perduli lagi dengan pelayanan yg lalu lalang melewati kamar ku aku duduk tersungkur lama di lantai meratapi takdirku yg dipermainkan Tuhan., apalagi sekarang yg akan dia ambil dihidupku, kebahagiaan ku sudah di rebut sejak aku 13 tahun aku sebatang kara ditemani pembantu di rumah yg menjaga dan merawatku.,
Dan sekarang usia ku 18 tahun aku menikah dan masih ditemani dengan pelayanan., aku hanya bisa tertawa miris melihat hidupku sekarang
Haruskah aku Mati saja mungkin aku akan lebih bahagia, tenang dan tidak merasakan sakit lagi.,
KAMU SEDANG MEMBACA
protectife husband (TAMAT)
Romansaaku hanyalah mahasiswi semester 1 umur 18 tahun normal pada umumnya sebelum menerima wasiat dari Papa yg dibacakan tepat saat aku umur 18.. wasiat yg seharusnya berisi harta malah berisi perjodohan.. hancur lah sudah cita-cita kuliah diluar negeri...
