Pukul 13.00
Changmin terbangun dari tidurnya karena merasa tidak nyaman, matanya terasa sakit juga panas, kepalanya ia rasa berdenyut sakit.
Changmin menatap jam yang ada diatas nakas samping tempat tidurnya, pukul 13.00 Changmin mendudukkan dirinya sebentar.
Changmin berdiri dari duduknya dan berjalan keluar kamar, suasana apartement sangyeon sangat sepi, ayahnya mungkin sedang bekerja atau mungkin...
Mengurus surat cerai dengan bundanya...
Changmin tidak memusingkan kedua orangtuanya ia hanya memikirkan chanhee yang semakin lama semakin ia rindu.
Changmin berjalan kearah dapur untuk minum karena tenggorokannya yang ia rasa kering karena tidak minum entah sejak kapan.
Changmin menaruh gelas bekas ia minum di meja makan menumpu badannya dengan satu lengan yang ia taruh diatas meja makan, sesekali ia memijat pelan pelipisnya berharap sakit dikepalanya reda.
"Akhh.." Changmin menggelengkan kepalanya cukup kencang agar pusing dikepalanya berhenti tapi cara yang ia lakukan malah membuat kepalanya semakin pusing.
"Aku harus ketemu dengan nyu disekolah." Changmin tetap kukuh untuk kesekolah demi bertemu dengan saudaranya.
Tidak peduli kepalanya yang semakin berdenyut,rasa sakit dihatinya lebih pedih dibanding sakit yang ia rasakan di tubuhnya, rasa sakit akibat rindu yang semakin lama semakin ia rasakan.
Changmin rindu chanhee.
***
Jam istirahat kedua tiba, dimana jam istirahat kedua adalah jam istirahat terlama mungkin bisa diperkirakan dari jam 1 sampai jam 2 siang.
Chanhee merapikan bukunya, memasukkannya kedalam tas lalu keluar kelas berjalan ke tujuannya yaitu rooftop.
Chanhee ingin menenangkan dirinya untuk sementara, lagian tidak ada yang ingin bertemu dengan chanhee jadi ia bisa bebas tanpa gangguan orang sekitar.
Chanhee menatap langit yang tidak gelap tidak juga terlalu terang, matahari tertutup oleh awan hanya menyisakan angin yang cukup kuat.
Menerpa rambut kecoklatan milik chanhee, chanhee menutup matanya yang masih kukuh menghadap langit.
Air mata chanhee kembali keluar dari pelupuk matanya, chanhee hanya berusaha untuk mengeluarkan rasa sakit yang ia dapat saat ini, ia sangat merindukan changmin,sangat.
"Kyu kau ada dimana sekarang." Lirih chanhee sambil memegangi dadanya berusaha meredam rasa nyeri dihatinya.
Dengan begitu hatinya bisa sedikit tenang walaupun tidak akan menghilangkan rasa rindunya dengan Changmin.
"NYU!!!" Teriakan itu, chanhee kenal betul, chanhee membuka matanya dan mencari sumber suara tersebut, senyum lebar penuh haru terlukis diwajah chanhee.
"KYU..hikss" chanhee memeluk Changmin dengan erat, itu Changmin seseorang yang memanggilnya tadi.
"Rindu ya?" Chanhee mengangguk lalu melepas pelukannya dengan Changmin.
Changmin menghapus jejak air mata chanhee menggunakan ibu jarinya "nyu maaf aku tidak bisa lama, aku kesini hanya ingin memberitahukan sesuatu." chanhee mengajak Changmin duduk disalah satu sofa yang berada di rooftop.
"Apa?" Tanya chanhee setelah duduk disofa bersama dengan Changmin.
"Pertama ayah akan memindahkan ku ke sekolah lain, itu kenapa aku tidak sekolah hari ini." Perasaan tidak enak yang dirasakan chanhee muncul.
"ta..tapi kenapa? Sebenci itu ayah sama aku?" chanhee menangis lagi mengingat orang tuanya yang sangat membenci dirinya.
"Chanhee please don't cry... Aku tahu ini sakit untukmu tapi aku lebih sakit melihatmu seperti ini aku tidak akan memberitahumu jika kau seperti ini. aku takut kau semakin sakit hati, jadi lebih baik biar aku saja yang merasakan sakit hati ini, oke." Changmin menghapus air mata chanhee yang turun.
Chanhee menggeleng "tidak kyu, lanjutkan saja aku sudah biasa, aku hanya sedikit kaget." chanhee berusaha meyakinkan.
Changmin menghela nafasnya. "aku disuruh ganti nomor sama ayah dan ini nomor baruku beserta alamat aku tinggal sekarang" Changmin memberikan secarik kertas ke chanhee.
"tapi untuk alamatnya mungkin aku tidak akan lama tinggal di sana, ayah mau bawa aku ke Busan" chanhee kaget.
"se.. sejauh itu? tidak kyu kau tahu aku tidak bisa jauh darimu, kau tahu itukan kyu? Kyu aku mohon bujuk ayah.. Hiks." chanhee mengenggam tangan Changmin memohon.
.
.
.
To Be Continue.
KAMU SEDANG MEMBACA
ʜᴜʀᴛ;[ᴋʏᴜɴʏᴜ ᴛʜᴇ ʙᴏʏᴢ]
Random[COMPLETE] Dia cukup sabar untuk melalui semuanya sampai dia benar-benar menemukan jalan terbaik.