Chanhee sudah berada di kediamannya kembali, chanhee ingin bersama Changmin lebih lama tapi sangyeon menyuruh chanhee untuk pulang segera sebelum ayahnya pulang, sangyeon tidak ingin keponakannya kenapa-napa, akhirnya chanhee menurut dan pulang.
Rumahnya sepi sekarang chanhee tidak tahu bundanya kemana, kemanapun bundanya ia tidak peduli.
Chanhee menatap langit di balkon kamarnya, duduk disofa sambil memeluk boneka gajah milik Changmin. Chanhee menatap langit yang penuh bintang malam ini.
"kenapa aku dilahirkan? Salah ya aku hidup? Lagian aku hidup bukan karena kemauan ku?" Chanhee berkata lirih sambil menatap bintang.
Tanpa sadar salah satu pekerja dirumahnya mengintip dari celah pintu, salah satu pekerja yang sangat sayang pada chanhee.
"Aku ini hanya titipan, Changmin juga, titipan dari Tuhan tapi kenapa aku selalu dibedakan dengan changmin? Rasanya aku ingin membenci changmin tapi kenapa tidak bisa." Chanhee terus bergumam pelukan pada boneka gajah milik Changmin semakin ia perkuat, ia rindu Changmin.
Pelupuk mata chanhee basah karena air mata yang ia tahan, chanhee menyandarkan dirinya di kepala sofa sambil memeluk boneka changmin, chanhee tidur di balkon ditemani oleh bintang malam.
Pekerja tersebut masuk kedalam kamar chanhee dan menyelimuti chanhee agar tidak kedinginan, pekerja tersebut merasa iba melihat wajah chanhee yang sangat terlihat jelas sedihnya.
pekerja itu mengusap rambut chanhee. "chanhee, kau anak yang kuat, kau tidak salah dilahirkan ataupun hidup, kau benar kau dan Changmin itu hanya titipan tapi yang salah disini bukan kalian, melainkan kita para orang tua yang tidak tahu caranya menjaga titipan tuhan." pekerja tersebut tersenyum miris dan mencium kening chanhee.
"bi yoona?" Chanhee terbangun saat merasa ada sesuatu menempel di keningnya.
"eh... Maaf chanhee." pekerja yang bernama yoona tersebut langsung membungkukkan tubuhnya meminta maaf.
"bibi temenin chanhee disini bisa tidak?" Chanhee berucap lirih, yoona tersenyum. "sini." yoona duduk disamping chanhee lalu memeluknya berusaha memberinya kehangatan.
Chanhee melanjutkan tidurnya dipelukan yoona.
yoona menangis. "aku sudah salah jadi ibu." batinnya.
***
Changmin tidak menyerah sekarang ia sadar apa yang ia lakukan selama ini salah. Changmin ingin selalu bersama chanhee, mewujudkan cita-cita mereka bersama, maka dari itu Changmin menyiapkan mentalnya untuk bicara dengan ayahnya setidaknya berhasil membujuk ayahnya saja."Fuh..." Changmin membuang nafasnya menyiapkan mental sebelum benar-benar berbicara pada ayahnya.
Cklek...
Baru saja Changmin ingin berdiri dari duduknya, pintu kamarnya lebih dulu terbuka menampakkan sangyeon dengan nampan ditangannya.
"sudah lebih baik? Kenapa duduk?" Sangyeon bertanya sembari menaruh nampan yang tadi ia bawa di atas nakas.
"sudah lebih baik kok paman, berkat nyu, oh iya apa ayah sudah pulang?" Jawab Changmin dilanjutkan dengan pertanyaan.
Sangyeon menggeleng. "belum, tapi paman sudah telpon katanya sebentar lagi baru pulang terus paman di suruh buat memberimu makan, jadi paman bawa kesini." jawab sangyeon lengkap dengan penjelasannya.
Changmin hanya ber'oh' singkat lalu membuang nafasnya kecewa, sangyeon yang melihat itu merasa imut sendiri. "kenapa? tumben cari ayah?" Sangyeon kembali bertanya.
"tidak papa paman, lagi mau bicara sama ayah, kyu sadar kalau kyu salah." lirih Changmin sambil menunduk.
Sangyeon yang melihat itu mengusap surai milik Changmin. "bagus kalau brgitu, tapi ingat ini juga bukan sepenuhnya salahmu, ini juga masih termasuk salah orang tua yang salah mendidik anaknya." Changmin mengangguk.
"Tapi kyu tetap harus minta maaf sama ayah oke." Changmin kembali mengangguk mengerti, sangyeon tersenyum melihat keponakannya.
"Yasudah sekarang makan, nanti kalau ayah pulang paman akan memanggilmu buat bicara dengan ayah." Sangyeon hendak melangkahkan kakinya keluar kamar tapi Changmin lebih dulu memanggilnya.
"PAMAN!!" Changmin berlari lalu memeluk pamannya. "terima kasih." Sangyeon tersenyum dan balas memeluk Changmin dengan erat.
"paman akan melakukan apa saja buat kalian supaya kalian bahagia." Ujar sangyeon yang membuat hati Changmin tenang.
.
.
.To Be Continue.
KAMU SEDANG MEMBACA
ʜᴜʀᴛ;[ᴋʏᴜɴʏᴜ ᴛʜᴇ ʙᴏʏᴢ]
Random[COMPLETE] Dia cukup sabar untuk melalui semuanya sampai dia benar-benar menemukan jalan terbaik.