Sunwoo mengendarai mobilnya dengan kecepatan lumayan cepat membuat chanhee maupun Changmin panik.
"sunwoo pelan-pelan bisa tidak, kyu hanya sakit belum mati." refleks Changmin memukul paha chanhee.
Posisinya sekarang Changmin menaruh kepalanya di pundak chanhee di jok belakang sedangkan sunwoo menyetir di jok pengemudi.
"Mulut dijaga ya." Kesal Changmin sunwoo di jok depan sudah berusaha menahan tawanya.
"maaf sih lagian aku kan panik itu juga tadi refleks." chanhee balik kesal bukan kesal karena Changmin, chanhee kesal karena ia tidak bisa menjaga mulutnya hingga kesalnya ia lampiaskan ke Changmin.
"Iya kak aku pelanin mobilnya, maaf." Sunwoo pun akhirnya memelankan kecepatan mobilnya.
Setelah sampai di tujuan mereka turun dan menuju ruangan dimana dokter yang katanya paman sunwoo itu berada.
TOK.. TOK..
"Masuk" Setelah mendengar perintah mereka bertiga masuk keruangan "lho sunwoo kenapa kesini? Sakit?" Refleks paman dari sunwoo bertanya, tentu saja ia kaget melihat keponakannya yang tiba-tiba datang.
"tidak paman Jacob, ini teman sunwoo yang sakit tolong diperiksa ya." paman sunwoo yang bernama Jacob tersebut mengangguk paham sambil tersenyum.
"Ayo tidur disana" Perintah Jacob sambil menyiapkan peralatannya, chanhee membantu Changmin untuk tidur di atas brankar sementara sunwoo sudah duduk disofa sambil memainkan hpnya.
Beberapa menit diperiksa jacob kembali duduk di kursinya dengan chanhee yang berada di hadapan Jacob.
"Jadi bagaimana dok?" Tanya chanhee yang kelihatan tidak sabaran. "siapa namanya?" bukannya menjawab Jacob malah bertanya balik pada chanhee, dengan cepat chanhee langsung menjawab "choi Changmin."
Jacob menulis nama Changmin di sebuah kertas, Jacob menaruh pulpennya lalu memperbaiki kacamatanya yang sedikit turun membuatnya tidak nyaman.
"Changmin kelelahan, fisiknya lemah sekarang, mungkin terlalu banyak yang ia pikirkan jadi tolong jangan buat changmin berpikir terlalu banyak, karena menumpuk pikiran sama dengan menumpuk beban dan itu membuatnya berat dalam hal apapun termasuk kehidupannya yang Changmin rasa berat, mungkin." jelas Jacob yang diangguki chanhee.
Changmin bisa mendengar ucapan Jacob tadi karena jarak brankar dan meja Jacob lumayan dekat begitupun dengan Sunwoo yang posisinya sekarang berada di samping brankar Changmin, menemani Changmin sambil menunggu chanhee yang selesai berbicara dengan pamannya.
Chanhee membuang nafasnya kasar, Changmin bisa melihat raut kecewa di wajah chanhee.
"tapi Changmin tidak perlu dirawat inap kan dok?" Tanya chanhee yang diangguki Jacob.
" Changmin hanya butuh istirahat." Jacob terlihat menulisi kertas yang berisi nama Changmin tadi, lalu memberikannya pada chanhee.
"ambil obat di apotik, setelah itu Changmin boleh pulang dan istirahat, CHANGMIN istirahat yang cukup dan berhenti memikirkan bebanmu." final Jacob.
Chanhee keluar ruangan untuk mengambil obat di apotik, meninggalkan Jacob, sunwoo dan Changmin diruangan sambil menunggu chanhee kembali.
"paman tidak ada pasien?" Tanya Sunwoo pada pamannya itu. "tidak. lagian ini jam istirahat dokter juga butuh istirahat, kau sendiri kenapa tidak disekolah?" Tanya Jacob setelah menjawab pertanyaan tidak penting sunwoo.
"tidak lihat aku bikin apa? Tolongin temen lah, paman pake nanya lagi." sunwoo berucap sinis membuat Jacob memutar bolanya malas.
"Changmin kau jangan banyak berpikir ya, memang apa yang membuatmu menumpuk banyak pikiran?" Sunwoo menyikut jacob, Jacob yang disikut langsung menatap sunwoo seperti bertanya 'kenapa?'
Sunwoo hanya melototi pamannya "paman tidak usah penasaran deh." sunwoo menjawab pertanyaan yang harusnya dijawab oleh Changmin.
"Iya iya om diam, dasar bocah" Jacob kembali duduk dikursinya "hmm...Kalian kembar ya?" Tanya Jacob ke Changmin yang diangguki Changmin.
"Pantesan" Jacob kembali berkutat pada buku dihadapannya.
"pantesan kenapa dok?" Tanya changmin penasaran karena Jacob seperti menggantung perkataannya.
"Kalian tidak mirip tapi aku bisa menebak kalian kembar karena aku lihat ikatan batin kalian kuat, tadi saudaramu juga kulihat gelisah dan panik sama kondisimu, aku juga ber opini kalau kau drop karena masalah keluarga." Changmin kagum sama dokter Jacob.
"Benarkan?" Jacob memastikan ia tidak salah tebak yang dijawab anggukan kecil oleh Changmin.
"menurutku kau hadapi saja masalahmu sebesar apapun, jangan diam terus nangis seperti anak cewek, lebih baik cari cara agar kau bisa berbuat apa yang kau mau, bisa menjadi penasihat keluargamu yang mana yang pantas dan tidak pantas." jelas Jacob memberi solusi.
Changmin sadar dan merutuki dirinya sendiri kenapa ia begitu bodoh.
"kau benar dok, waktu itu mungkin aku terlalu takut jadi aku benar-benar tidak bisa berpikir." balas changmin yang dibalas anggukan oleh Jacob.
"tidak papa kak, yang terpenting kakak sehat saja dulu kalau sudah sembuh kakak bisa mikir bagaimana caranya agar kakak merasa nyaman sama diri kakak walaupun keluarga kakak hancur." Tambah sunwoo yang dibalas senyuman oleh Changmin.
.
.
.To Be Continue.
KAMU SEDANG MEMBACA
ʜᴜʀᴛ;[ᴋʏᴜɴʏᴜ ᴛʜᴇ ʙᴏʏᴢ]
Random[COMPLETE] Dia cukup sabar untuk melalui semuanya sampai dia benar-benar menemukan jalan terbaik.