Wajah Changmin memerah tanda kesal."Ayah kenapa selalu seperti ini?! Setiap kyu ingin bicara pasti Ayah akan sibuk, pulang kerja? Pulang kerja Ayah juga sibuk iya kan?!! Sibuk lanjut kerja!! ayah tidak pernah punya waktu buat aku, terus untuk apa Ayah pisahkan aku dengan nyu? dengan bunda? Pantas keluarga kita hancur itu semua karena AYAH!! Aku capek sama ayah, ayah tidak perlu bawa aku ke busan!! tidak perlu memindahkanku sekolah!! aku akan jauh dari ayah, tidak ada gunanya juga-
PLAKK..
Changmin mengusap pipinya yang terasa perih akibat tamparan ayahnya.
"JAGA OMONGANMU, SUDAH PUAS BICARANYA?? MEMBICARAKAN KEBURUKAN AYAH?! dengar kyu, ayah kerja karenamu, demi keluarga juga, keluarga kita hancur itu karena BUNDA!! karena BUNDA!! bukan karena ayah" sang ayah mencoba membela diri.
"Aku tidak ingin peduli sama ayah, aku tidak ingin ikut campur urusan ayah sama bunda, aku akan tinggal berdua dengan nyu kalau bisa."
Changmin hendak masuk ke kamarnya tapi tangannya lebih cepat ditahan oleh sang ayah.
Changmin menatap pergelangan tangannya kemudian wajah ayahnya dengan tatapan sinis, Changmin menepis tangan sang ayah lalu berjalan cepat kekamar.
"KYU!! Ayah punya alasan benci sama nyu." Sontak Changmin berbalik dengan tatapan kaget.
"ayah tidak bohong?" Masih diam ditempat Changmin bertanya, sang ayah mengangguk.
" Sini duduk dekat ayah." sang ayah duduk disofa, menepuk sofa agar Changmin duduk disampingnya, Changmin berjalan pelan menuju sofa lalu duduk disamping ayahnya.
"Apa? Kenapa ayah baru ingin memberitahu rahasia disaat aku sudah benar-benar menyesal mempunyai ayah seperti ayah." Changmin berucap ketus menohok, benar-benar membuat hati sang ayah sakit.
"Kyu berhenti berbicara seperti itu!!" Ucap sang ayah, menurutnya Changmin sudah kelewatan batas.
"Terus kenapa? Ayah tidak suka kan kalau diganggu atau dilontarkan kata-kata yang tidak menggenakkan?beginilah perasaan nyu yah." sang ayah membuang nafasnya kasar.
"kau tahu, Nyu bukan saudara kandungmu." Changmin kaget ia seperti disambar oleh petir.
"sudah bohongnya yah?" Tanya Changmin, tenggorokannya tercekat ia ingin menangis mendengar ucapan sang ayah.
"Sekali lagi, ayah tidakk bohong, dan sekali lagi, nyu bukan saudara kandungmu, mungkin hari ini ayah akan ungkap semuanya." Changmin menggeleng tidak Terima.
"Aku tidak bisa percaya pada ayah lagi, setelah ayah membenci nyu sekarang ayah sudah tidak ingin menganggap nyu anak ayah? begitu?"
"Kalau kau tidak ingin mendengar ayah ya sudah itu terserah darimu, kau tidak akan tahu yang sebenarnya kalau kau saja susah percaya pada ayah, ayah sudah capek setiap hari cari uang demi kalian, tapi apa? Kalian malah balas ayah dengan ketidak percayaan kalian?" sang ayah terlihat kecewa.
Sangyeon sedari tadi mengintip anak dan ayah tersebut bertengkar sampai duduk sambil berdebat, sangyeon melihat semuanya.
Akhirnya sangyeon keluar dari kamarnya tempat ia mengintip tadi. "kyu." Changmin berbalik ke sumber suara yang memanggilnya.
"paman." Changmin membalas sapaan sangyeon.
"Ayahmu benar, ini semua salah bundamu yang gila harta." Changmin semakin pusing ia benar-benar tidak mengerti.
"Ayah tolong jelaskan, aku akan mencoba percaya sama ayah"
.
.
.
To Be Continue.
KAMU SEDANG MEMBACA
ʜᴜʀᴛ;[ᴋʏᴜɴʏᴜ ᴛʜᴇ ʙᴏʏᴢ]
Random[COMPLETE] Dia cukup sabar untuk melalui semuanya sampai dia benar-benar menemukan jalan terbaik.