Pukul 06.00Chanhee terbangun, ia sekarang berada di atas kasur king sizenya seingatnya semalam ia tidur di balkon kamarnya.
Chanhee mendudukkan dirinya dikasur menatap jendela kamarnya lalu kembali menjatuhkan tidur badannya, menutup wajahnya dengan selimut.
"Malas sekolah." Gumam chanhee lalu kembali tidur.
CKLEK..
pintu kamar chanhee terdengar terbuka. "chanhee bangun ayo, memangnya tidak sekolah?" Yoona datang sambil membawa nampan berisi makanan yang sekarang ia taruh di atas nakas samping kasur chanhee.
"kepala aku sakit bi." keluh chanhee berusaha membuat alasan. "chanhee sakit?!" Yoona mencoba memeriksa suhu badan chanhee.
"badanmu hangat, yasudah tidak usah kesekolah." Yoona lari keluar kamar chanhee untuk membawa sesuatu.
Chanhee mendudukkan dirinya lalu memiringkan kepalanya sedikit karena bingung, chanhee mengecek sendiri suhu badannya tepatnya di kening.
"Iya sih,baguslah tubuh mau bekerja sama." Chanhee terkekeh tapi ia tidak merasa sakit, mungkin karena dingin.
Yoona kembali dengan alat kompres juga obat ditangannya, chanhee terbelalak kaget tapi berusaha ia sembunyikan.
"Yah salah deh pura-pura sakit." Batin chanhee
"Chanhee makan dulu terus makan obat sudah itu istirahat bibi kompresin supaya pa-"
"Bi." Chanhee memotong perkataan yoona yang belum selesai, menahan tangan bibinya yang bersiap mengopres nya.
"Chanhee tidak papa serius, chanhee bohong karena chanhee malas ke sekolah, tapi chanhee bohong seperti ini saja bibi sudah sekhawatir ini beda sama bunda." chanhee berucap lirih di akhir kalimat.
Yoona mengusap surai chanhee"hush.. sudah tidak usah bicara seperti itu, biarpun bunda mu begitu tetap saja dia bundamu, bunda Changmin juga."ucap yoona wajah chanhee terlihat tidak suka.
"Untuk apa aku dilahirin kalau aku cuman dianggap pembawa sial? Iyakan? Bahkan aku nggak tau kenapa mereka benci aku." Balas chanhee.
"siapa yang menganggapmu pembawa sial?bibi tidak kok, suatu saat nanti chanhee akan tahu." Chanhee tersenyum memeluk yoona, yoona dengan senang hati membalas pelukan chanhee.
"Chanhee bersyukur punya bibi, Changmin maupun sunwoo yang masih baik sama chanhee dan chanhee berharap kalian tidak berubah." Lirih chanhee,wajah yoona terlihat sedih.
"tidak akanq sayang, sekarang chanhee makan ya, masih tidak mau sekolah?" Chanhee menggeleng.
"yaudah selesai makan chanhee mandi supaya bersih ya, bibi keluar dulu." chanhee mengangguk paham.
***
Pukul 08.02Changmin duduk di sofa ruang tamu apartement sangyeon sambil memerhatikan ayahnya yang sedang bersiap untuk pergi kerja.
Changmin sedang menyiapkan mentalnya untuk berbicara dengan ayahnya, ia masih ragu, takut ayahnya akan marah besar.
Changmin menghembuskan nafasnya kuat tanda ia sudah siap, lagian kalaupun ayahnya marah pada changmin, Changmin bisa lari dari rumah sekalian membawa chanhee dan hidup hanya berdua.
Begitu lebih baik pikir Changmin.
"Ayah." Changmin memanggil sang ayah, yang dipanggil langsung berbalik sambil memakai jas kantoran nya. "apa kyu?" Tanya sang ayah.
" Kyu mau bicara." Changmin lebih berani dari sebelumnya entah kenapa mungkin karena hatinya yang sudah sangat ingin bertemu dengan chanhee.
"Ayah buru-buru kyu, setelah Ayah pulang baru kita bicara ya." sang ayah mengambil tasnya dan berniat keluar apartement.
Wajah Changmin memerah tanda marah.
.
.
.To Be Continue.
KAMU SEDANG MEMBACA
ʜᴜʀᴛ;[ᴋʏᴜɴʏᴜ ᴛʜᴇ ʙᴏʏᴢ]
Random[COMPLETE] Dia cukup sabar untuk melalui semuanya sampai dia benar-benar menemukan jalan terbaik.