🍀 11 🍀

628 110 11
                                    


Badan Jieun sangat capek... diotaknya saat ini adalah pulang, mandi dan istirahat. Dia merindukan kasur empuknya.

Seminggu ini benar-benar menguras tenaganya. Meeting, peninjauan proyek, laporan... tapi semua berbuah manis melihat banyaknya kemajuan dari proyek yang dipercayakan padanya.

Mobil yang dikemudikan Jieun akhirnya memasuki kompleks perumahan. Namun ada yang aneh.. dari radius sepuluh meter dapat dilihatnya pagar rumah terbuka.. dan hey siapa itu didepan sana seolah sedang mengawasi rumahnya. Ketika Jieun menyorot lampu mobilnya, sosok pria dengan baju serba hitam itu kaget dan kabur.

Perasaan Jieun jadi tidak enak, dari depan dapat dilihatnya rumahnya gelap gulita, sedangkan sekeliling nya tidak. Orang tuanya sedang ke Busan menghadiri pemakaman kerabat, dan siang tadi bibi Jung ijin tidak masuk karena anaknya melahirkan. 

Mars..., jam segini pastinya belum pulang. Malam minggu bukannya malam panjang untuk anak muda. Otomatis, Eunha dirumah sendirian.

Jieun pun meninggalkan mobilnya didepan pagar, mengambil tas nya dan memasuki halaman rumah. Rigohnya tasnya, mengambil handphone dan menghubungi seseorang diseberang sana.

Kini Jieun sudah berada diruang tengah, terus dilangkahkan kakinya dengan  hati-hati karena firasat buruk menghantuinya ketika mendapati pintu rumah juga dalam keadaan terbuka.

"Eunha.. eunha.. eunha-ya", panggilnya.



































































Tidak ada balasan.
Hening...






































Sampai sekian menit...

Jieun merasakan seseorang menabraknya. Karena benturan cukup keras membuatnya terhuyung kebelakang menabrak sofa.

"YAK EUNHA-YA... APA TIDAK BISA MEMAKAI MATAMU DENGAN BAIK.."

"AISHH... BODOH, APA KAU INGIN MEREMUKAN EONNIMU.. BERLARI KOK DIRUMAH.. TUH LAPANGAN KOMPLEKS", umpatnya kesal.

Namun entah mengapa Jieun merasa sesuatu yang janggal..  yang menabraknya hanya diam mematung. Memang lampu rumah ini padam tapi bersyukurlah diluar sana sedang bulan purnama dan cahayanya menyusup dibalik jendela yang tirainya belum tertutup. Walau minim pencahayaan Jieun bisa menangkap siluet orang didepannya.

Sejak kapan Eunha setinggi itu, dan sejak kapan body ala gitar spanyol berubah berotot, dan satu lagi orang yang menabraknya terundus bau rokok dan alkohol.

Alarm diotak Jieun berbunyi kencang. Yang didepannya ini jelas bukan Eunha adiknya, dan pastinya juga bukan orang baik-baik. Jieun merasakan  kerongkongannya kering saat ini dan bulu kuduknya merinding.

.
.
.
.
.
.

"Oppa mau kemana ??", kata Eunha.

"Aku harus kebawah... Jieun..", ucap Jungkook dengan rahang mengeras. 

"Tidak oppa.. aku tidak akan membiarkanmu pergi".

"Kau akan aman disini Eunha-ya, tapi Jieun ??"

"Kunci pintunya, aku pastikan semua baik-baik saja. Jieun membutuhkan aku sekarang", ucap Jungkook tegas dan tak ingin dibantah.

Jungkook pun membuka pintu kamar Eunha dan menutupnya kembali.

"Aku mohon bertahanlah Jieu-na", batinnya.

You and Me (slow update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang