~18~

2.5K 218 18
                                    

Biarpun persahabatan mereka telah tercerai-berai tapi persahabatan Naruto dengan Sasuke masih berjalan baik.

Naruto tau, jika kisah percintaan mereka sangatlah rumit. Sasuke mencintai Hinata, Hinata mencintai Sasuke kedua saling mencintai. Disisi lain ada dirinya yang mencintai Sakura, sedangkan Sakura mencintai Sasuke.

Naruto cukup sedih mendengar kabar Hinata masuk rumah sakit akibat kecelakaan. Pasti Sasuke sangat terpukul dengan musibah yang dialami keluarga mereka.

Tak taukah kau Naruto jika Hinata seperti itu karena saudaramu Karin.

Ngomong-ngomong soal rumah sakit. Naruto merasa tak asing dengan bau rumah sakit. Ya, hampir setiap hari ia berkunjung. Biarpun rumah sakit yang di kunjungi saat ini berbeda dengan rumah sakit yang biasa ia kunjungi tapi namanya rumah sakit pastilah sama. Bau obat-obatan dan cairan desinfektan tercium dimana-mana, sangat biasa untuknya yang hampir setiap hari ke rumah sakit.

Jangan di pikir ia telah beralih profesi sebagai dokter ataupun perawat disini. Bukan, ia ke rumah sakit untuk menjenguk Sakura dan Karin.

Entah mengapa dua wanita itu nasibnya sama. Mereka berdua saat ini berada di RSJ — Rumah Sakit Jiwa.

Mereka sama-sama gila. Bahkan tingkat kesembuhan mereka sangat minim bahkan dikatakan tak mungkin untuk sembuh.

Ia sendiri tak tau kenapa? Apa karena cinta di tolak mereka jadi stres, depresi lalu menjadi gila?

Entahlah, Naruto tak ambil pusing. Biarpun sekarang keadaan mereka sama kritisnya. Namanya Naruto tetaplah Naruto ia tak tega dengan apa yang dua wanita itu alami.

Kembali ke Hinata, istri dari sahabatnya Uchiha Sasuke. Wanita itu katanya mengalami amnesia. Hinata tidak ingat kehidupan-nya yang sekarang, jujur saja itu membuat Naruto kasihan pada Sasuke dan Zelo putra mereka.

Dan saat ini di sini ia berada — di ruangan inap Hinata.

Hinata melihat kedatangan Naruto untuk  menjenguknya merasa senang. Pria yang bagai sinar matahari itu senyum padanya.

"Naruto-kun, apa kabar?" Sapa Hinata ramah.

"Aku baik Hinata-chan,,, akhirnya kau sadar juga ya Hinata-chan,,, kau tau Sasuke — Teme hampir stres karena-mu."

"Oh..." Jawab Hinata. Hinata bingung harus menjawab apa, perkataan suster kemarin membuatnya bertanya-tanya.

"Naruto-kun." Panggil Hinata.

"Iya Hinata, apa?"

Hinata terdiam, ia bingung harus bertanya yang mana dulu. Banyak pertanyaan yang ingin ia ajukan tapi ia ragu.

"Katakan Hinata. Aku tau kau memendam sesuatu? Jika aku bisa membantu aku akan membantu." jawab Naruto.

"Apakah benar jika aku dan Sasuke telah menikah?" Ucapnya kemudian.

Naruto tak menjawab, ia terdiam. Bingung harus menjawab apa.

"To-tolong, ja-jawab aku Naruto,,," Pinta Hinata memohon.

"Gomen Hinata-chan,,, i-iya, kau dan Teme telah menikah. Bahkan kalian telah memiliki anak." jawab Naruto jujur.

Hinata tak lagi terkejut, perkataan jujur Naruto membuatnya yakin, jika terjadi sesuatu dengan dirinya. Tapi yang jadi pertanyaan bagaimana mereka menikah? Apakah perjodohan? Melihat latarbelakang keluarga mereka yang cukup terkenal.

"Kau tak usah memusingkannya Hinata-chan,,, pelan-pelan saja. Aku yakin kau pasti akan kembali mengingatnya." Hibur Naruto. Hinata tersenyum kecut. ia tak tahu bagaimana harus merespon.

.

.

.

Setelah kepergian Naruto beberapa menit yang lalu datanglah Sasuke sendirian. Pria itu menjenguk Hinata sambil membawa karangan bunga mawar.

"Ini untukku Sasu?" tanya Hinata melihat karangan bunga yang di bawa oleh Sasuke.

"Hn.."

Sasuke lalu menyerahkan rangkaian bunga itu, dan disambut oleh Hinata. Hinata mencium wangi bunga yang sangat segar tersebut.

"Terima kasih Sasu. Ngomong-ngomong kau tak membawa Zelo? Entah mengapa aku merindukannya?"

"Mungkin nanti, saat ini ia bersama  ibuku." jawab Sasuke.

Hinata ingin bertanya tentang hubungan mereka. Bagaimana mereka menikah? Bahkan sampai memiliki anak.

"Sa-sasuke...  " Panggilnya pelan. Biarpun sangat pelan tapi ia masih bisa menangkap.

"Iya?"

Hinata ragu untuk bertanya, ada sorot ketakutan di dalamnya. Takut menyinggung Sasuke.

"A-apakah ki-kita telah menikah?" tanya Hinata hati-hati.

"Mengapa kau bertanya seperti itu?" Bukannya menjawab Sasuke malah balik bertanya dan itu membuatnya sedikit kesal.

"Aku mendapatkan kabar itu dari siapa bukan urusanmu. Aku hanya ingin tau Kebenarannya." jawab Hinata serius.

"Jika aku adalah suamimu. Apa yang akan kau lakukan??"

Deg!

Biarpun Hinata sudah mengetahui jawabannya, namun jika diucapkan oleh Sasuke langsung membuatnya sangat terkejut. Biarpun Sasuke tidak mengatakannya secara gamblang namun dari sorot matanya yang sendu terjawab sudah jika ia adalah istrinya.

"Ba-bagaimana bisa Ki- kita menikah?" tanya Hinata terbata-bata sambil mencengkram selimutnya tanda gugup.

"Pada saat itu kita sama-sama mabuk dan kalut, tanpa sadar kita melakukannya setelah itu kau hamil. Aku sebagai laki-laki sejati bertanggung jawab menikahi-mu." Terang Sasuke menatap Hinata.

"Jadi kita mabuk? Tapi karena nafsu kita melakukan itu??"

"Bisa dibilang begitu."
Setelah itu keheningan melanda keduanya. Keduanya sama-sama bingung harus berkata apa. Mereka terlalu kalut dengan pikiran masing-masing sampai salah satu dari mereka angkat bicara.

"Sasu...." Panggil Hinata memecah lamunan.

"Hn.."

"Apakah kau mencintaiku?" tanya Hinata menatap Sasuke.

Sasuke terkejut, namun karena dia Uchiha yang pandai menyembunyikan perasaannya yang nampak dari wajahnya hanya wajah datar tanpa ekspresi.

"Kau ingin jawaban jujur atau tidak?" jawabnya datar.

Hinata ingin jawaban jujur yang keluar dari mulut Sasuke. Ia harus tau kebenarannya.

"Ju-jujur." jawab Hinata terbata.

Tanpa di duga, dan tanpa Hinata bayangkan. Sasuke menciumnya. Seketika mata Hinata melebar. Sasuke menciumnya tepat di bibir. Apakah pria ini gila? Dan seketika ciuman di bibir pun terlepas.

Dada Hinata berdegup kencang. Sudah di pastikan wajahnya memerah bahkan sampai ke telinga. Ingin rasanya ia pingsan. Kecupan di bibir itu membuatnya sangat terkejut.

"Itulah jawabanku Hime, aku mencintaimu." Bisik-nya di telinga Hinata. Setelah itu Hinata kehilangan kesadaran dengan wajah semerah tomat.



.


.


.

Tbc

Maafkan atas keterlambatanku..
Maafkan jika alurnya lambat. Oke, tak ingin banyak bicara sekali lagi terimakasih atas dukungan kalian semua. Akhir kata see you next chap.






















































































Complicated Love ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang