~21~

2.9K 176 20
                                    

Mata sehitam jelaga itu pun terbuka tanda pemiliknya telah sadar. Hinata tersenyum bahagia melihat sang pujaan hati telah siuman. Diliputi rasa bahagia yang memuncak, sang wanita memeluknya sayang sekaligus senang, lega.

Sasuke merasa bahagia. Miliknya telah kembali ke dalam pelukannya. Dirasa cukup Hinata mengurai pelukannya. Di lihatnya Sasuke lekat, mata sehitam jelaga itu menatapnya damba.

Mata Sasuke menatap milik Hinata lekat, pandangan matanya menyusuri tubuh Hinata. Seketika pandangan itu berubah tajam. Merasa mood Sasuke memburuk. Hinata kembali memeluk Sasuke.

Kata maaf meluncur dari mulut Hinata. Sejujurnya ia lah yang paling terluka. Ia merasa kotor.

Merasakan dadanya basah, Sasuke yang tadinya marah, kesal pada Gaara mendadak sedih melihat Hinat menangis.

"Maafkan aku yang tak bisa melindungi mu, Hime." Ucapnya pilu.

"Tidak Sasuke, kau telah berhasil menyelamatkanku. Aku tak bisa membayangkan jika kau terlambat sedikit saja, mungkin aku akan sangat hancur." jawab Hinata tanpa melepas pelukannya.

Sasuke tak menjawab, jujur ia terpukul dan marah dengan pria itu. Biarpun sekarang pria itu telah menjadi bangkai tapi ia tidak terima miliknya di perlakukan layaknya jalang. Ia tau jika pria itu belum memasukan miliknya ke lubang wanitanya. Hell, pria mana yang rela jika miliknya di jamah orang lain? Aku yakin, tidak ada yang rela.

Dengan sangat tidak sabarnya. Sasuke mencium Hinata. Hinata tau jika Sasuke sangat marah, kecewa dan hancur. Dilihat dari ciumannya yang kasar, dan menuntut.

Sasuke dengan terburu-buru mengobrak-abrik gua hangat mulutnya. Ciuman itu begitu basah, liar, dan panas.

Nafas keduanya memburu, andai saja tak  butuh oksigen. Mungkin mereka melakukannya sampai pagi. Cumbuan Sasuke berpindah. Ia menghisap leher dan bahu Hinata yang terdapat noda merah di sana. Ia akan menghilangkannya, dan menggantinya menjadi miliknya. Hinata mendesah nikmat kala Sasuke menyentuhnya.

Posisinya yang tadinya mereka saling duduk, dimana Hinata ada di pangkuan Sasuke kini berbalik. Hinata telah berbaring di ranjang tempat di mana Sasuke di rawat, dan Sasuke telah mengurung Hinata. Tangan mereka bertaut seakan mereka adalah satu. Kembali Sasuke mencium Hinata. Sasuke tidak memperdulikan selang infusnya. Biarpun tangannya di infus tak menyurutkan dirinya untuk menjamah dan menandai Hinata, jika wanita ini adalah miliknya.

Tak ada seorang pun yang boleh mengklaim Hinata selain dirinya. Jika berani, nyawa taruhannya. Katakanlah ia manusia kejam, berhati dingin. Ia tak peduli. Ia hanya ingin melindungi apa yang menjadi miliknya.

Hawa panas terasa di sekitar mereka. Tangan Sasuke dengan lihat menjamah tubuh Hinata. Sang wanita menggelinjang merasakan surga dunia yang tengah ia rasakan. Bahkan kedua kakinya telah mengalung apik di pinggang sang pria.

Desah keduanya saling bersautan kala tubuh duniawi mereka menyatu. Kamar yang biasanya hening, berubah menjadi berisik kala sepasang anak Adam dan Hawa saling bergelut.

Sang dominan, tanpa bosan menandai kembali miliknya yang baru di cicip oleh Alpha lain. Sebagai sang dominan, ia tak terima. Aura dominannya membuat si submisif tak berdaya.

Si submisif pasrah di bawah kungkungan  sang dominan. Ia pun juga menikmati permainan yang dimainkan oleh sang dominan. Gerakan membuat bayi yang di lakukan mereka tampaknya tak akan berakhir dalam waktu dekat.

Desah keduanya masih terus bersautan, kamar dengan ukuran 8x5 itu menjadi saksi bisu sepasang suami-istri saling bergulung.

Satu ronde tak akan cukup untuk mereka. Sedangkan si wanita sepertinya tampak kelelahan. Sang dominan terus mengerjai seluruh tubuhnya, si wanita pasrah biarpun begitu ia juga menikmatinya. Pria onix di hadapannya ini sangat perkasa, tubuhnya indah biarpun ada bekas luka tapi tak melunturkan kadar ketampanannya.

Complicated Love ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang