Musuh abadi

96 23 7
                                    

Diatas pict nya Tasha yaa😆
---------

20:18 WIB

Seperti biasanya Lina pergi saat malam, berlalu begitu saja dari kamarnya. Tapi kali ini Tasha menjelaskan alasan Lina pergi keluar rumah kepada Adam.

Lina:
Han, Lo dimana? Gue udah didepan toko sepatu nih

Setelah menunggu selama 20 menit, baru saja balasan Reihan masuk ke ponselnya.

Reihan:
Lah, sorry Lin gue ketiduran. Ini baru bangun

Lina:
Gila! Gue udah nunggu Lo disini hampir sejam dan Lo disana lagi enak enakan tidur?!

Reihan:
Ya maaf namanya juga manusia, pasti punya salah

Balas Reihan sembari cekikikan.

Lina:
Jin! Cepetan kesini. Kalo lo nggak kesini, besok abis Lo sama gw!!

Balas Lina geram, sembari mematikan ponselnya.

"Gila nih anak, sadis bener dah sama gue" ucap Reihan.

Saat sedang menunggu Reihan, Lina memutuskan untuk masuk terlebih dulu. Saat hendak mendorong pintu toko tiba tiba dari sebrang pintu terdengar suara.

Bukk

"SIAL!" teriak seorang dari balik pintu. Lina pun terkejut dan langsung melihatnya, ternyata dia tak lain adalah Rafa.

Mati gue, kok bisa kepentok sih. Bakalan panjang urusannya ini

Karena tak sengaja Lina pun diam-diam pergi dari hadapannya, tapi tangannya tiba-tiba langsung mencekram tangan Lina kuat membuat dirinya tak dapat melakukan apapun selain mempersiapkan diri mendapat cacian dari orang menyebalkan itu.

"Aduh idung gue! Siapa sih!" ucapnya merintih kesakitan, dan ketika Rafa melihat Lina amarahnya langsung memuncak hebat.

"Oh Lo! Enak Lo ya mau diem-diem pergi, minta maaf dulu kek! Sakit nih"" ucapnya sebal.

"Ya sorry gue kan nggak tau" jawab Lina.

"Perasaan sial Mulu deh gue ketemu Lo, ada aja kejadiannya. Dasar pembawa sial" lanjut Rafa memaki Lina. Kini emosi Lina sudah terpancing.

"Enak aja!" Jawab Lina sembari menghentakkan dan melepaskan tangannya yang sedang digenggam oleh Rafa.

"Lo bilang gw apa? Pembawa sial?! Lo nya aja kali yang nggak hati-hati, makanya kalo punya mata tuh digunain yang bener, udah tau ada orang mau buka pintu, malah stay didepannya lagi. So, jangan salahin gue dong!" Maki Lina balik kepada Rafa.

Kini Rafa hanya bisa terdiam melihat tingkah laku cewek didepannya ini.

"Lo gila ya? Gue yang kesakitan, kok malah Lo yang marah-marah. Seharusnya Lo ganti rugi dong!" Balas Rafa sebal.

"Ganti rugi!? Idung gembel kayak gitu aja minta ganti rugi, cari aja sana di tong sampah" ucap Lina sebal.

Saat ingin pergi, dengan tiba tiba Rafa menariknya kesuatu tempat. Saat sampai di sebuah tempat yang dituju Rafa, dia pun langsung mendekati Lina sampai membuat Lina membulatkan matanya atas apa yang sedang ingin dilakukan Rafa.

"Eh Lo mau ngapain? Mundur nggak!" Ucapnya yang mulai khawatir akan tingkah laku Rafa, tapi Rafa tidak memundurkan wajahnya sedikitpun.

"Dasar cewek gilak" ucapnya dengan penuh penekanan ditiap katanya, lalu Rafa pun menjauh dari Lina.

"Lo pikir gue mau ngapain Lo hah? Jijik juga kali gue sama lo!" Ucap Rafa cuek.

"Lo kayaknya nggak bisa ya sedikit aja nggak bikin gue kesel" ucap Lina.

"Bodo! Pokoknya liat besok, gue mau Lo ganti rugi" balas Rafa yang sudah meninggalkan Lina.

Saat Reihan sampai ditoko sepatu itu, ia melihat Rafa yang keluar toko dengan wajah sebal.

"Bukannya didalam juga ada Lina ya? Apa gara-gara Lina, muka Rafa jadi sebal kek gitu, tapi nggak mungkin ah" ucap Reihan dengan berbagai asumsi nya.

Saat Reihan ingin membuka pintu tiba-tiba

Bukk

"ADUHHHH~~" teriak Lina dari belakang pintu, Lina jadi teringat kejadian tadi dan kini dia pun merasakannya. Lina menyalahi Rafa yang telah membuatnya ikut merasakan rasanya hidung terpentok pintu.

"Eh sorry sorry. Aduh Lina, maaf ya gue nggak tau, aduhh gimana nih" ucap Reihan khawatir akan Lina dan keadaan dirinya yang sudah pasti akan mendapatkan hadiah istimewa dari Lina.

"Lu emang nggak punya mata ya, ih sebel deh gue. Udah lah minggir" jawab Lina yang sudah mendorong Reihan.

"Lah mau kemana?"

"Pulang!" Jawab Lina sembari mengelus batang hidungnya yang membiru.

"Nggam jadi beli sepatunya?"

"Udah dari tadi bego! Lu nya aja kelamaan"

"Aduh, sakit Lina" ucap Reihan sembari mengelus kepalanya yang sudah mendapatkan hadiah jitakkan dari Lina.

"Woyy cepet siput! Lama bener jalannya, cepet anterin gue pulang" teriak Lina.

"Iya nyonya" balas Reihan malas.

Mereka emang bukan sahabat dari kecil, mereka bertemu dari kelas 11 saat pendaftaran ekskul basket. Tapi, keakraban mereka jangan pernah dipertanyakan.

Lina yang menyebalkan dan Reihan yang otaknya sedikit geser memang cocok dijadikan sepasang sahabat karna saling melengkapi satu sama lain. Dan akhirnya akan tercipta sepasang sahabat gila yang kegilaannya melebihi pasien rumah sakit jiwa.

---------------------------------

Entah kenapa makin gila aja gw buat ceritanya:v

Karna gw buatnya sambil ngehalu ya ngga, wkwkwkwk. Garing sumpah:v

Btw keknya ni novel bakalan jadi novel pertama gw yg bisa ngebanggain gw karna dapet vote dan komennya terbanyak.

So, buat kalian plis ya vote dan komennya ditunggu loh, jangan jadi sider yg menyebalkan okay.....

Happy reading guys 😆😆😋

Complicated Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang