Pergi

29 3 1
                                    

'Jangan pernah mencoba untuk mencintai ku, jika pada akhirnya kau putuskan untuk meninggalkanku'
-unknown

'Maaf karena aku pernah membuatmu menangis. Jujur saja, rasa ini akan tetap ada walau masanya telah berakhir'
-unknown

---

"Sha lo mau kemana?" Tanya Rafa yang masih saja menggenggam tangan Tasha dan berusaha untuk berbicara dengannya

"Gw mau ke kelas" jawab Tasha dingin

"Kenapa lo jadi dingin kayak gini sih sama gw?" Tanya Rafa heran dan Tasha pun langsung menghentakkan tangannya dan untung saja genggaman tangan itu terlepas

"Ngga papa, udah ah! Lagian ngapain sih lo nyamperin gw?" Tanya Tasha menatap Rafa datar

"Gw ngerasa lo beda kali ini Sha" jawab Rafa menatap nanar kearah pupil milik Tasha

"Kalo iya kenapa?"

"Gw ngga suka!" Dan Rafa pun tiba tiba membentak Tasha tak sadar sedangkan Tasha pun hanya menatap Rafa terkejut

"Gw ngga mau sakit hati lagi, jadi gw harap lo ngerti!" Balas Tasha dengan penuh penekanan. Dia pun meninggalkan Rafa yang masih menatap punggung milik Tasha sendu, baginya sungguh sakit jika orang yang dicintainya berubah membencinya.

"Gw ngga mau kehilangan lo Sha, kenapa lo ngga bisa ngertiin gw"

---

Bel pulang pun berbunyi, Joe sudah menunggu Tasha dan Lina kini dilapangan parkir. Hari ini Joe ingin mengajak mereka berdua untuk pergi ke cafe. Saat kelas Lina sudah bubar, mereka pun pergi menemui Joe diparkiran.

Hari ini Tasha benar benar menjadi sosok yang moodyan, saat pergi kekantin tadi pagi dia tak berhenti tersenyum, disaat dia pergi ke toilet saat jam pelajaran dan setelah kembali raut wajahnya kini berubah masam dan murung, tapi setelah Joe mengajaknya ke cafe dan mentraktirnya Tasha jadi tersenyum kembali, sebegitunya kah?

Saat mereka sudah berkumpul dan bersiap pergi, lagi dan lagi tangan Tasha kembali digenggam oleh seseorang

"Lo?!" Ucap Lina sebal

"Ikut gw" perintah Rafa sembari menarik tangan Tasha, akan tetapi Tasha langsung menghentakkan tangannya menolak

"Plis deh Raf, berhenti ngikutin gw!" Seru Tasha yang sudah muak dengan prilaku Rafa kepadanya

"Apa salah gw? Gw cuma minta lo ikut sebentar sama gw Sha" balas Rafa dan tangan Tasha pun kembali diraih olehnya. Kini bukan Tasha yang melepaskan genggaman tangan itu, melainkan Joe.

"Lo ngga denger apa kata dia tadi, lepas! Karna dia ngga mau ikut sama lo" ucap Joe sembari menarik kerah seragam milik Rafa dan Rafa pun melepaskan genggamannya dan menatap mereka dengan tatapan marah, kini tatapannya dialihkan ke Tasha. Rafa menatap sendu gadis itu, dia benar benar mencintainya.

"Lo yakin Sha dengan keputusan lo? Lo yakin buat lupain gw?" Tanya Rafa pasrah dan Tasha pun mengangguk

"Oke, kalo itu mau lo. Lupain gw! Lupain gw buat selamanya Sha, lupain kalo lo pernah nyimpen rasa sama gw. Lo mau gw pergi kan? Oke gw pergi, dan jangan pernah lo nyariin gw" balas Rafa lelah, kini dia pun berbalik dan pergi menjauhi Tasha begitu saja.

Entah kenapa ucapan Rafa membuat Tasha menitikkan air mata, dia merasa khawatir saat ini. Entah apa yang akan terjadi setelahnya, Tasha benar benar tidak ingin suatu hal buruk menimpa hatinya. Lina yang melihat Tasha mulai menangis pun hanya bisa mengelus punggungnya sabar

"Kita pulang aja ya" ajak Tasha dengan suara lirihnya, kemudian semuanya pun mengangguk. Saat diperjalanan Tasha benar benar tidak membuka mulutnya sedikitpun, dia masih terdiam bahkan saat setelah sampai dirumah.

"Kalo ada apa apa kabarin ya" ucap Joe kepada Lina sembari mengelus puncak kepalanya, dan Lina pun mengangguk. Saat memasuki rumah, terdengar suara tangis dari Tasha mengisi kekosongan rumah itu.

Akhir akhir ini Adam tidak ada dirumah, karena dirinya yang kuliah diluar kota. Lina pun berlari menghampiri Tasha, dan dilihatnya Tasha sedang menangis di balkon kamarnya. Dengan hati hati Lina pun menghampiri Tasha

"Gw ngga bisa kayak gini terus Lin, gw capek nangis terus" ucapnya saat Lina sudah berada disampingnya

"Ya kalo gitu lo berhenti dong" balas Lina menatap sendu kearah kakaknya itu

"Gw khawatir sama Rafa Lin, lo tau kan dia bisa berbuat apapun yang dia mau. Gw ngga mau terjadi sesuatu sama dia Lin" ucap Tasha sembari mencoba untuk menghapus air matanya

"Gw juga khawatir sama dia Sha, gw juga ngga mau dia kenapa napa"

"Udah lah, gw tau dia orangnya kek gitu. Dia juga ngga mungkin ngelakuin hal aneh diluar nalar cuma gara gara hal kek gini" balas Lina mencoba untuk menenangkan Tasha, sedangkan Tasha pun hanya terdiam tak menanggapi

Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam, akan tetapi Tasha belum beranjak dari tempatnya. Lina yang iba melihatnya pun langsung menelpon Joe, dan sambungan pun terhubung

"Halo Lin, kenapa?"

"Gw ngga tega liat Tasha murung terus"

"Terus?"

"Ajak jalan yuk"

"Yaudah 15 menit lahi gw sampe dirumah lo"

"Oke" dan sambungan pun terputus. Kini Lina menghampiri Tasha dikamarnya.

"Sha, jalan jalan yuk. Siapa tau bisa bik8n suasana hati lo membaik" ajak Lina sembari memegangi pundak Tasha

"Ngga ah Lin, gw ngga mood" balas Tasha datar

"Yah, ayo dong. Ya ya ya" dan Tasha pun mengangguk begitu saja

---

"Kenapa hidup gw jadi berantakkan kayak gini, KENAPA?! Kenapa gw ngga bisa bahagia sebentar aja?!"

"Kalian udah ninggalin Rafa sendiri, Joe benci sama Rafa. TERUS SEKARANG RAFA HARUS GIMANA MA, PA?! Hiks...hiks.."

"GW HARUS APA!! Hiks...hiks.. AKHH!!" Rafa pun menarik selimut yang ada dikasurnya, dia frustasi kini.

"Lo mau gw pergi, lo mau ninggalin gw, oke, oke kalo itu mau lo. Gw lakuin!" Tanpa berfikir panjang, Rafa pun pergi kesebuah tempat dimana semuanya akan berakhir

Setelah sampai diatap sebuah hotel berlantai 12, Rafa pun berdiri dipinggir gedung sembari menatap kearah bawah. Pikirannya kacau kini, dia benar benar sudah menjadi gila.

"Lo mau gw pergi, lo udah benci sama gw. Gw akan turutin, gw akan turutin" dengan mata terpejam Rafa pun mulai merentangkan tangannya. Mencoba untuk melompat dari atap gedung

"I love you Sha, so much" dan kemudian...










































--------------------------------

WHAT?! APA YANG TERJADI SAMA RAFA?! RAFA KENAPA?!
.
.
.
.
.
.

Mianhae banget loh aku baru up, author demam tinggi nih:* tapi makasih supportnya, makasih atas kesetiannya udh mau nungguin story HDDK up:v, aku usahain untuk tetep update ya gan^_^

Happy reading untuk part selanjutnya^_^♥
Jangan lupa vote dan komennya yaaa

Complicated Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang