is it end?─ [18]

3.3K 266 27
                                    

Selama perjalanan sama sekali ga ada percakapan antara dera dan arga, ponsel dera masih ada sama arga dan yang bicara cuma bunda ke arga atau sesekali menimpali ke dera

Sang bunda sebenarnya tau sedang ada masalah di antara dua anak adam dan hawa ini, tapi untuk kali ini bunda memilih untuk ga ikut campur sama urusan mereka

Udah waktunya menghadapi masalah masing2 kan?

Sampai di rumah nenek, mereka bertiga langsung masuk. Arga dan dera pun masih belum saling tegur sapa. Walau sebenarnya sedari tadi arga mencoba untuk bicarain si adek. Tapi emang dera nya yang udah badmood

Entah kenapa sekarang ini perasaan nya benar2 ga enak. Dia pengen cepet2 pulang dan gatau karena apa. Dera ngerasa ada hal buruk yang bakalan dia lihat setelah kejadian vale yang ngechat dia tadi

"ponsel ku" ucap dera dingin sembari mengodorkan tangannya tanda meminta ponsel nya untuk di kembalikan

"dek, jangan gini lah. Kakak kan udah ceritain semua" jawab arga memelas sambil memberikan ponsel itu ada sang empu-nya.

"emang aku kenapa?" tanya dera dengan sebelah alisnya terangkat

"y-ya, jangan cuek gini sama kakak"

"ga kok"

"dek─"

"buruan masuk, nanti tante nyariin" ucap dera memotong omongan arga. Nada bicaranya dingin dan sedari tadi dia ga pernah sekalipun ngeliat muka nya dera

Hati arga mencelos ketika mendengar penuturan dera pada ibunya yang kembali memanggil 'tante' .

Arga masuk dan dengan gerakan spontan menggenggam tangan dera, dera yang mendapat perlakuan spontan begitu ga bisa melawan karena lagi ga mood untuk berdebat

Tapi tepat ketika mereka masuk ke dalam rumah nenek, satu pemandangan yang entah kenapa ngebuat genggaman tangan arga terlepas gitu aja dari tangan dera.

Dera mendecih tak suka.

Dari situasi yang dia baca sekarang arga keliatan sedang menyembunyikan identitas nya yang lebih terlihat seperti selingkuhan.

"arga" sapa sang nenek ramah dan merentangkan tangannya meminta pelukan dari sang cucu kesayangan.

Bunda mematung di sebelah nenek karena gatau harus bilang apa. Dan seseorang yang dengan santainya duduk di samping nenek dengan senyuman yang tidak lepas dari wajah penuh make-up nya

"n-nenek, ap-a kabar?" tanya arga kaku

"alhamdulillah sehat, kamu sehat kan?" kemudian mata nenek menangkap pergerakan dera yang sedari tadi membisu di belakang. Dahi nya berkerut dan kemudian bersuara "itu siapa kak?" tanya nenek dengan nada suara datar

Arga terdiam, sang bunda sudah merapalkan doa supaya sang nenek tidak menanyakan hal yang diluar nalar pada sang anak. Dan dera yang benar2 gugup menunggu jawaban dari arga tentang siapa dirinya bagi arga

Tapi jawaban yang arga lontarkan sukses membuat hati dera sesak tak karuan seolah2 dinding pembatas yang sudah ia runtuhkan kini kembali berdiri.

Pasokan udara di paru-paru nya mulai menipis dan sekuat mungkin dera mencoba untuk tidak meledak disini

"a-adik kelas ku dulu nek" jawab arga spontan.

Mata bunda terbelalak kemudian langsung melempar pandangan nya ke dera yang saat ini sedang mengepal tangannya

Dera mendekat untuk sekedar menjabat tangan sang nenek

"kok bisa kesini sama arga?" tanya nenek pada dera.

Hold Me Tight-II [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang