the truth [26]

3.7K 274 43
                                    

Ruangan itu sepi.

Seolah di dalamnya tidak ada orang sama sekali. Yang lain hanya bisa menunggu, beberapa teman rela meninggalkan tugas kuliah demi menjenguknya

Sekarang dera masih dirawat di rumah sakit dan mendapati perawatan intensif. Tekanan darahnya melemah dan dera mengalami syok berat.

Karena itu dera pingsan

Dan ini sudah hari ke 2 dia dirawat di rumah sakit dan sampai sekarang masih belum sadar. Menurut dokter sebenarnya dia tidak mengalami penyakit yang berat, tapi entah kenapa sampai sekarang dera sama sekali belum sadarkan diri

Hanya ada melani dan amar yang sedang menunggu di depan ruangan. Menunggu dokter keluar setelah sebelumnya masuk untuk memeriksa keadaan dera

Setelah dokter keluar dan amar menanyakan keadaannya. Dokter bilang dera hanya butuh istirahat yang cukup

Setelah dokter pergi mereka pun masuk ke dalam ruangan.

"eva mana kak?"-tanya melani begitu melihat amar yang sampai lebih dulu dari dia

"dalam perjalanan" jawab amar.

Melani duduk di samping dera, menatap sendu sahabatnya ini dan menangis. Bagaimana bisa masalah ini dia alami? Hanya karena masalah 'percintaan' yang tidak berguna itu dera harus mengalami hal buruk seperti ini.

Melani marah. masalah sepele, kenapa harus sampai melibatkan nyawa? Sempat tersentak dalam hati akan memberi pelajaran pada arga yang sudah membawa masalah besar ke dalam hidup dera

"dia punya penyakit" kalimat pertama yang melani lontarkan membuat amar mengalihkan pandangannya dari koran sekarang beratensi padanya

"dulu waktu kita tinggal berdua doang di asrama karena semua orang pulang. Kita main badminton di asrama, lama banget. Sekitar 2 jam ga berenti"

Amar memilih diam dan mendengar kan cerita melani dengan cermat

"dan saat di tengah permainan, dera jatuh gitu aja. Gua panik banget saat itu karena cuma kita berdua doang di asrama. Inisiatif sendiri gua bawa dia ke tempat tidur." tanpa sadar melani meneteskan air mata

"saat itu gua bener2 gatau harus ngapain. Matanya kebuka tapi dia ga bersuara, gua nangis. Takut terjadi apa2 sama dia, beberapa saat kemudian dera sesak nafas. Dia kelihatan kaya ga pernah dikasih udara, kejang, sekitar 15 menit. Sampai akhirnya gua kasih obat sesak nafas punya gua ke dia"

"setelah itu dia istirahat dan besoknya dia cerita. Sebenarnya dia punya penyakit itu udah lama, tapi sama sekali ga di kasih tau ke orangtua nya bahkan sampai sekarang"

"dia bakalan pingsan mendadak kalo Udah merasa capek, dan syok secara spontan. Dan sampai sekarang yang tau penyakit nya ini cuma gua, dan kakak"

Melani mengakhiri cerita nya dengan satu tetesan air mata terakhir sebelum dia menghapusnya

Perlahan ia menggengam tangan dera yang tertancap jarum infus. Mengelusnya pelan sesekali mengecup nya

"dia wanita kuat" ujar amar menatap sendu.

"kakak yakin dia akan sehat. Kalo sahabatnya juga kuat kaya dia" timpalnya kemudian mengalihkan atensi pada melani yang masih sesekali menitikan air mata

Beberapa saat setelahnya pintu ruangan terbuka pelan. Memperlihatkan seseorang dengan pakaian kerja yang awut2an dan bagian bawah mata yang menghitam.

Tampak jelas lelaki ini kurang istirahat.

"dia belum sadar?" tanya arga pada amar karena dia sadar melani tak akan mau berbicara dengannya

Hold Me Tight-II [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang