Ponselnya berdering, tanda panggilan masuk. Dengan berat hati lelaki bersurai hitam kecokelatan itu meraih ponselnya yang terletak di sebelah piano miliknya dan melihat nama siapa yang tertera di layar
Dahi nya mengernyit.
Mama
Oh, ternyata masih ingat kalau punya anak?
Karena tidak ingin membuang2 waktu. Akhirnya jehan menggeser dial panggilan berwarna hijau sebagai tanda menerima panggilan tersebut
Dan suara lembut sang ibu kembali membuat hatinya mencelos
"halo nak"
"kenapa nelfon?"
"maaf, baru bisa nelfon kamu sekarang. Kamu tau sendiri kerjaan mama gimana kan?"
"setelah 6 bulan lamanya baru inget sama anak? Iya ma. Jehan ngerti"
"bukan gitu sayang"
"iya, ini jehan banyak kerjaan. Mama kenapa nelfon?"
"kamu kapan ke rumah nak?"
"gatau"
"jehan. Maafin mama nak"
"mama ga salah, jehan emang durhaka"
"enggak sayang"
"maaf, jehan lagi sibuk sekarang. Nanti jehan telfon lagi ya? Sehat selalu ma"
Tutt... Tutt... Tutt...
Setelah sambungan terputus ia melempar ponselnya ke lantai begitu saja. Fikirannya kembali bercabang kemana2, tentang tujuan sang ibu menelfon
Jehan bukan orang bodoh yang terlalu percaya dengan alasan sang ibu nya nelfon tanpa maksud dan tujuan apapun
Bukannya durhaka atau apa. Dia cuma gamau beban fikirannya bertambah dengan keadaan sang mama yang mau nikah lagi
Dia tau semua
Tapi pura2 gatau
Dan sejujurnya dia sama sekali ga setuju kalo mama nya mau nikah lagi.
Bingung ingin melakukan apa karena setelah dapet telfon dari mama nya, jehan langsung kehilangan ide untuk buat lagu baru
Dia meraih jaketnya, dan kunci mobil yang terletak di meja kemudian keluar studio menuju sebuah tempat yang selalu bisa ngebuat fikiran dia tenang dan damai
Dan dengan cerobohnya dia lupa handphone nya masih tergeletak di lantai
☜☆☞
Pandangan nya sama sekali ga lepas dari seorang perempuan yang lagi asik dengan dunia nya sendiri. Ngemil di sofa yang tersedia disana sambil nonton acara musik di tv ga lupa sama se toples cookies yang ada di pelukannya
Kalo sekarang perempuan itu benar2 terlihat menggemaskan seperti anak kecil. Liat aja, mata bulatnya yang berbinar dan mulutnya yang sedari tadi ga berenti ngunyah jadi tumpuan atensi dari si kakak yang masih terbaring di ranjang rumah sakit
"dek" panggilnya berniat ingin mengganggu acara menonton si adek
Tak ada jawaban, arga makin gencar mengusik ketenangan dera
"mbul~" panggilnya lagi. Dera sebenarnya denger, tapi acara tv jauh lebih menarik dari si kakak
"sayang" panggil arga lagi.
Dan entah kenapa malah ngebuat pipi dera panas.
"sombong sekali nyonya" ucap arga pada akhirnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold Me Tight-II [end]
De TodoMasih dengan orang yang sama namun kisah yang berbeda. Derandika aurelia yang kembali melanjutkan masa depan di salah satu universitas ternama di jakarta. Berusaha melupakan masa lalu yang bahkan enggan hilang dari hatinya. Sekeras apapun dia berus...