Komen & vote!
Cerita dimulai saat Er sedang mendengarkan Taehyung dalam perjalanan menuju tempat les. Taehyung memberitahukan pada Er, kalau nanti malam akan turun hujan. Namun sepertinya Er tidak tertarik dengan berita yang disampaikan Taehyung.
"Kok kamu diam aja sih? Ayah lagi ngomong sama kamu Er." Taehyung menghentikan mobilnya.
Er menoleh pada Taehyung dengan tatapan datar. "Kenapa harus berhenti sih Ayah? Aku dengar kok, ayo lanjut lagi!" jawab Er seperti malas merespon Taehyung.
Taehyung mencubit kedua pipi Er dengan gemas, "Emm! Apa kamu bosan mendengar ramalan Ayah?"
"Iya!" jawab Er cepat.
Er sudah bosan dengan ramalan Taehyung yang selalu mengatakan kalau nanti malam akan turun hujan. Tapi ramalan itu belum pernah terjadi.
"Nanti Ayah cari ramalan baru!" Taehyung bersemangat.
Walau pun ramalan Taehyung belum pernah terjadi, tapi Taehyung selalu meminta Er untuk membawa payung.
Chu! Taehyung mengecup kening Er. "Semangat belajarnya!"
"Ayah aku tidak mau pakai syal!" protes Er, karena Taehyung melingkarkan syal di lehernya.
"Kamu lupa ya? Nanti malam akan hujan!" Taehyung tetap bersikeras kalau nanti malam akan hujan.
Terpaksa Er mengiyakannya meskipun tak mau percaya.
"Dadah Ayah..." Er lari menuju kelasnya.
Er dan Bundanya baru saja pindah dari China. Mulai sekarang mereka akan menetap dan tinggal di Korea bersama Taehyung dan Kakak laki-lakinya. Karena itu lah, setiap sore sampai malam, Er melakukan les bahasa Korea.
🍬
"Daebak..." Er menatap rintik hujan yang berjatuhan dari langit. Er tersenyum lebar, "Akhirnya ramalan Ayah berhasil." katanya bermonolog.
Dengan senyum yang masih mengembang Er menggunakan payung pemberian Taehyung. Kakinya melangkah menuju halte bus.
Er menatap bangku kosong halte. Kemudian matanya beralih pada seseorang yang duduk di tepi jalan itu. Dia yang tidak berteduh sampai kuyup. Basah tubuhnya diguyur hujan.
Er melangkah mendekati dia, tanpa basa-basi Er berbagi payung dengannya.
Dia menoleh ke arah Er, "Kenapa?" tanya Baejin.
Er tersenyum lebar pada laki-laki yang tak dikenalnya itu, "Kamu tidak tahu ya?! Kalau malam ini akan turun hujan?" tanya Er.
Baejin yang tidak mengenal Er merasa heran, "Kamu kenal Aku?" tanya Baejin memastikan.
Er menggelengkan kepalanya, "He he he."
Tiba-tiba hujan semakin deras, sampai airnya menyiprat. Baejin mendekatkan tubuh Er padanya, "Jangan jauh-jauh nanti kamu basah." katanya.
Hujan semakin deras, Baejin dan Er duduk berjauh-jauhan di bangku halte. Mereka menunggu hujan reda dalam keheningan satu sama lain.
Tak lama Baejin beranjak dari tempat duduknya. Hujan masih turun, sepertinya Baejin akan pergi, "Kamu akan pergi? Tapi ini masih hujan." tanya Er.
Belum sempat Baejin menjawab, Er bilang lagi, "Bawa payungku! Tidak perlu dikembalikan." Katanya.
"Terima kasih." Ucap Baejin membawa payung Er.
Sekarang Er sendirian menunggu bus. Lalu mata Er melihat benda berkilau tergeletak di atas kursi. "Apa ini milik laki-laki tadi?" Gumamnya.
Beberapa saat kemudian bus datang. Er memasukan benda itu ke dalam sakunya.
🍬
Sesampainya di rumah, Er melihat Taehyung dan Daniel yang sedang menunggu dirinya di depan gerbang.
Er berlari menuju mereka. "Kakak! Ayah! Kalian menunggu Aku lagi?"
"Tentu saja! Ayo masuk!" seru Daniel yang langsung mebawakan tas adiknya.
Er mencium pipi Taehyung. "Ayah! Ramalan Ayah berhasil! Ayah hebat!" seru Er penuh semangat.
"Ha ha ha... Itu hanya kebetulan saja!" bantah Daniel.
"Mana ada! Itu beneran ramalan Ayah!" bela Taehyung.
"Sudah-sudah! Sekarang kita makan malam dulu." Yoona, istri idaman Taehyung yang merupakan Ibu dari anak-anaknya.
"Asyik!" semua bergegas menuju meja makan.
🍬
Wajah Baejin terlintas lagi dipikiran Er. Kenapa dia hujan-hujanan? Kenapa dia terluka? Apa dia habis berkelahi? Tanya Er bermonolog, Ia penasaran dengan bekas luka yang ada di sudut bibir dan tangan Baejin.
Kemudian Er tersenyum sendiri mengingat wajah Baejin.
Tadi itu dia mendekatkan tubuhku padanya, agar aku tidak kena cipratan air. Dia seperti hampir memelukku! Bagaimana ini? Apa aku sudah boleh di peluk laki-laki? He he he... Er bergumam dan mengulang adegan tadi dalam pikirannya.
Kenapa aku jadi kepikiran laki-laki itu! Aku bahkan tidak tahu siapa dia! Er berbicara sendiri lagi.
Di dalam kamar, Er melihat lagi benda yang Ia temukan tadi. Kenapa ini mirip kalung perempuan? Batin Er. Bagaimana cara aku mengembalikan benda ini? Namanya saja aku tidak tahu. Katanya lagi, menghela napas.
Akankah pertemuan singkat itu terjadi lagi? Mungkinkah takdir akan mempertemukan aku di pertemuan kedua, ketiga dan seterusnya? Ha ha ha! Entah lah. Aku ingin tahu namanya. Tulis Er dalam buku diary miliknya.
✽❁✽
To be continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
GET LOVE
FanfictionMalam itu hujan. Andai saja saat itu tidak hujan, mungkin aku tidak akan berbagi payung denganmu. Baejin menatap Er dalam-dalam, ia semakin mendekat, hembus napasnya terasa segar, perlahan Er menutup matanya. Mereka pun berciuman. Namun itu hanya ad...