I just wanna love you.
🍃Sejeong masih bertahan menjadi juara satu ter-ngarep dan berhasil mempertahankan cinta bertepuk sebelah tangannya selama dua tahun. Sungguh sebuah frustasi yang dia dapat.
Setiap hari Sejeong mencari tahu banyak hal tentang Neo. Mengikutinya kemana pun, mencatat tempat-tempat yang sering Neo kunjungi.
"Kenapa Neo selalu pergi sendiri?" gumamnya, dalam hati.
Bisa dibilang kehidupan Neo sangat membosankan, dia hanya pergi ke kedai kopi dan menghabiskan waktu untuk membaca buku. Selain itu, Neo hanya pergi berolah raga, pada hari sabtu dan minggu.
Tak jarang, Sejeong menemukan Neo, yang hanya bermain basket seorang diri. Seperti hari ini. Hmm... kenapa dia selalu sendirian? Gumam, Sejeong. Yang bersembunyi di balik pohon.
"Apa yang kau lakukan di sana?" teriak Neo.
Sejeong bertanya-tanya, Dia bicara dengan siapa?
Dari kejauhan, Neo terlihat menghentikan kegiatannya bermain basket, lalu dia berjalan mengarah pada persembunyian Sejeong. Sejeong panik, jangan-jangan Neo tahu, kalau gue ada di sini? Sejeong mengerutkan tubuhnya di balik pohon.
MEOW...
"Kamu kenapa hah?! Kesurupan kucing garong?!" tanya Neo.
Sial! Neo gak ketipu! Keluh Sejeong. Ketahuan.
"He he..." Sejeong bangkit dari jongkoknya dan berdiri malu-malu dihadapan Neo.
"Kenapa kamu masih mengikutiku?" tanya Neo, dengan wajah serius.
"Aku suka sama kamu Neo, kamu jangan tanya itu terus!" jawab Sejeong.
"Tolong berhenti mengikutiku, itu sangat mengganggu."
"Oke, aku mengerti," jawab Sejeong, lemah.
"Bisa 'kan. Kamu berhenti menghindariku lagi? Aku menyukaimu, tidak ada yang menakutkan." lanjut Sejeong.
"Aku gak perduli," jawab Neo. Sejeong terdiam sejenak.
"Aku tahu," kata Sejeong. "Dan itu tidak akan mempengaruhiku, aku tetap menyukaimu." Lanjutnya lagi, menatap Neo. Tersenyum seperti orang bodoh, bersamaan di saat hatinya sedang terluka.
"Aku tidak perduli dengan apa yang kamu lakukan," tambah Neo.
"Terus apa?!" tanya Sejeong sedikit membentak. "Aku hanya akan menyukaimu!" jawab Sejeong, menekankan.
Mata Sejeong berkaca-kaca, lengannya mengepal, sekuat tenaga dia menahan tangis.
"Nih!" Sejeong menempelkan botol minuman ke dada Neo. "Kamu pasti haus," lalu Sejeong berjalan pergi dari sana.
Dasar keras kepala! batin Neo.
🍬
Huaaaaaa heu heu heu...
Sejeong menumpahkan tangisnya di kamar Er."Kamu jangan terlalu kenceng nangisnya, aku jadi gak fokus ngerjain PR," tegur Er.
"Lo gak ngerti Er... Lo.Gak.Nger.Ti!" sentak Sejeong, diiringi "heu heu heu" suara tangisannya.
"Aku ngerti kok..." jawab Er, yang tetap santuy.
"Apa?! Lo ngerti apa? heu heu heu..." tanya Sejeong.
"Iya, Er tahu, kamu lagi patah hati. Tapi bukannya kamu udah biasa di sakitin? Harusnya kamu udah terlatih patah hati, jadi biasa aja gak usah nangis..." kata Er, dengan nada santuy.

KAMU SEDANG MEMBACA
GET LOVE
Fiksi PenggemarMalam itu hujan. Andai saja saat itu tidak hujan, mungkin aku tidak akan berbagi payung denganmu. Baejin menatap Er dalam-dalam, ia semakin mendekat, hembus napasnya terasa segar, perlahan Er menutup matanya. Mereka pun berciuman. Namun itu hanya ad...