LOVE?

278 118 866
                                    

Apa kalian termasuk orang yang mudah jatuh cinta?

Di atas pohon jambu, Er duduk sendirian, melamun menikmati sore hari ini dengan alunan musik yang mengalun indah melalui earphone berwarna biru, yang mengantung di telinganya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di atas pohon jambu, Er duduk sendirian, melamun menikmati sore hari ini dengan alunan musik yang mengalun indah melalui earphone berwarna biru, yang mengantung di telinganya.

Er tidak benar-benar sendiri, ada Sejeong yang sedang duduk manis di bawah pohon jambu. Entah apa yang sedang ia pikirkan, yang jelas dia senyum-senyum sendiri.

"Aku udah kaya monyet belum?" teriak Er dari atas pohon.

"Udahhh!" jawab Sejeong melirik ke atas.

Sebenarnya ini bukan jam kosong, seharusnya mereka mengikuti ekstrakulikuler KIR. Namun mereka mangkir dari kegiatan itu.

Er dan Sejeong lebih memilih mengamankan buah jambu yang sudah masak di taman belakang sekolah, daripada ikut berkumpul dengan kelompok ilmiah remaja. Itu bukan gaya mereka banget.

Seseorang berjalan melewati Er dan Sejeong, bukan! Bukan seorang, tapi tiga orang lelaki tampan. Namanya Kuanlin, Neo dan Hyunjin.

Pesona mereka mengalihkan perhatian Er, terutama dia yang memakai kaca mata, hati Er tak mengatakan apa pun, namun ia mampu merasa senang setiap melihatnya.

Dia adalah Kuanlin. Sekali lihat, wajahnya sudah mampu melekat, terpatri kuat secara permanen di mata dan hati Er.

Sementara Sejeong, masih memandangi Neo sang pujaan hati. Semakin sering melihat, semakin bertambah pula rasa cintanya.

Namun sayang! Sejeong hanya bisa memendam. Perasaan yang tak pernah kunjung padam, bahkan kini rasanya sudah semakin mendalam.

🍬

Setelah puas nongkrong di pohon jambu, sore ini Er pulang naik bus. Hari ini benar-benar Sabtu sore yang luar biasa indah.

Er melihat Kuanlin lagi. Iya, kini mereka berada dalam bus yang sama.

Kebetulan hanya ada satu kursi kosong, namun Er tak langsung mendudukinya, entah mengapa, dia merasa tertahan. Mungkin karena kursi itu berada tepat di sebelah Kuanlin.

Tapi perjalanan akan berlangsung cukup lama, Er akan lelah jika terus berdiri. Akhirnya perlahan dia mendekat dan duduk di sebelah Kuanlin.

Ternyata Kuanlin bukan tipe orang yang suka berbasa-basi, buktinya dia tidak mengeluarkan sepatah kata pun pada Er. Padahal mereka memakai seragam yang sama.

Duduk di sebelahnya membuat jantung Er berdegub-degub, seperti hentakan kaki Takoyaki yang mengagetkan.

Tampan sekali, seperti bukan manusia. Bantin Er.

GET LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang