Malam itu hujan. Andai saja saat itu tidak hujan, mungkin aku tidak akan berbagi payung denganmu.
Baejin menatap Er dalam-dalam, ia semakin mendekat, hembus napasnya terasa segar, perlahan Er menutup matanya. Mereka pun berciuman. Namun itu hanya ad...
Kalau kau melakukannya dengan segenap hatimu, orang yang melihat akan mengerti.🌼
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sejeong mencoba menghubungi Neo, cinta bertepuk sebelah tangannya itu. Ia nekat mengirim surat. Percaya diri adalah jalan ninjaku! Katanya menyemangati diri sendiri.
Namun setelah seminggu berlalu, Sejeong tak kunjung mendapat balasan. Tapi ia tetap semangat, pantang menyerah. Sejeong masih meneriakan nama Neo dalam hatinya.
Seperti sore ini, Sejeong berteriak-teriak menyemangati Neo. Iya, Er dan Sejeong sedang menonton pertandingan basket.
"Ahhh ayo Neo! Masukin!" teriaknya penuh semangat.
Mereka sengaja duduk di barisan terdepan. Dari sini, gue bisa melihat Neo dengan jelas! Gue akan selalu ada di barisan terdepan untuk mendukung Neo! Gumamnya.
Mata Er hanya fokus pada satu titik, yaitu Kuanlin. Dia terlihat lebih keren hari ini! Katanya, tersenyum sambil memegangi payung polkadot pemberian Kuanlin, tempo hari.
"Ayo semangat 45! 46 47 50!" heboh Er, membuat orang lain menoleh.
🍬
Tenggorokan sudah sakit bekas teriak-teriak, sampai pertandingan selesai dan dimenangkan oleh tim Haneul Academy.
Gak sia-sia aku pinjam speaker masjid! Mungkin teriakan dan semangatku cukup membantu untuk kemenangan Kuanlin. He he... Bantin Er, merasa hebat.
"Kita berdua memang supporter yang handal!" Sejeong sangat girang akan kemenangan Neo. Tak mau ketinggalan, dia juga ingin mengucapkan selamat padanya.
Sejeong salto dari atas kursi penonton dan berhasil mendarat dengan sempurna ke lapangan. Di susul juga oleh Er.
Ekhem ekhem!Tes! Pemanasan mau ngomong sama Neo.
Karena kemenangannya, suasana hati Neo sedang bagus hari ini, dia tertawa lepas dengan teman-temannya.
Sejeong mendekat pada Neo, dia mencoba tenang dan menarik napas. Lalu dia membungkuk memberi ucapan, "SELAMAT!" ucapnya.
Tapi lagi-lagi dia kelepasan, Sejeong mengucapkannya terlalu lantang. Membuat orang lain kaget mendengarnya. Selalu begitu tak pernah berubah.
Gagal anggun lagi kan gue! Katanya dalam hati, yang masih dalam posisi membungkuk.
Er mencolek bokong Sejeong pelan, sampai Sejeong berdiri seperti semula.