:)
HeheKedai kopi adalah tempat yang tepat untuk mengabiskan waktu. Dulu Er sering mengunjungi tempat itu dengan Baejin.
Er melewati hari libur di tempat itu. Dia memesan dua gelas kopi dengan rasa yang berbeda, di temani stroopwaffle sebagai pelengkap.
Er mendengarkan musik dengan earphone ditelinganya, dia menikmati waktunya sendiri.
Empat jam berlalu begitu cepat. Tanpa disadari kedai kopi semakin ramai, suasana mulai bising. Er mulai tidak nyaman, lalu keluar meninggalkan kedai.Er merogoh saku jaket ketika ponselnya bergetar. Ia terkejut saat melihat nama yang muncul di layar ponselnya. "Ada apa?" jawab Er.
"Kamu di mana, aku ada di depan rumahmu, bisa keluar?"
Er terdiam beberapa saat, dia sedang canggung dengan Kuanlin, karena kejadian waktu itu.
"Aku tidak di rumah, ada perlu apa?" jawab Er."Aku jemput sekarang, kamu di mana?" kata Kuanlin.
"Jemput? Aku bisa pulang sendiri," jawab Er, canggung.
"Iya... gue tahu. Sekarang jawab, lo lagi di mana?" tanya Kuanlin lagi.
"Tahu apa?" tanya Er.
"Gue tahu lo bisa pulang sendiri. Dan sekarang gue tanya, lo lagi di mana?" Kuanlin mulai gregetan.
"Aku di depan Coffee Bay..."
Tut! Kuanlin langsung menutup teleponnya. Er cemberut memandang layar ponsel. "Main tutup aja!" gerutunya.Tak lama mobil hitam berhenti di depan Er.
"Kuanlin?" tanya Er."Kan tadi udah bilang mau jemput! Lupa?" kata Kuanlin. Er terdiam.
"Buruan naik!"
Dengan perasaan canggung bercampur gugup bingung dia mau ngapain sebenernya, Er masuk ke dalam mobil.
Mobil terus melaju, tanpa Er tahu Kuanlin akan membawanya ke mana. Er diam sepanjang jalan meskipun penasaran.
Begitu juga Kuanlin, dia pun merasa bingung. Sebenarnya Kuanlin juga tak punya tujuan mau kemana. Dia hanya melajukan mobilnya sambil memikirkan kata-kata, untuk menjelaskan pada Er, tentang kejadian waktu itu.
Setelah beberapa lama, Er mulai menyadari, kalau ternyata dari tadi dia dan Kuanlin hanya muter-muter gak jelas. Akhirnya Er buka suara.
"Lin! Kok kamu muter-muter sih?" tanya Er.
"Baru sadar?" tanya Kuanlin.
KAMU SEDANG MEMBACA
GET LOVE
Fiksi PenggemarMalam itu hujan. Andai saja saat itu tidak hujan, mungkin aku tidak akan berbagi payung denganmu. Baejin menatap Er dalam-dalam, ia semakin mendekat, hembus napasnya terasa segar, perlahan Er menutup matanya. Mereka pun berciuman. Namun itu hanya ad...