Setiap hari, Neo dan Kuanlin datang ke Rumah Sakit untuk menjenguk Hyunjin. Keributan di antara mereka dibiarkan berlalu saja. Kuanlin telah memaafkan sahabatnya, dan memilih berdamai. Perasaannya telah benar-benar hilang untuk Ryujin. Dia juga mau merestui hubungan Hyunjin dengan mantan kekasihnya.
"Lo udah iklhasin Ryujin sama Hyunjin?" Tanya Neo, yang sedang menyetir di sebelahnya.
"Udah." jawab Kuanlin, singkat.
"Cepet juga lo buat move on."
"Gak segampang itu, gue udah cukup tersiksa sejak ditinggal Ryujin pindah ke luar negeri selama 3 tahun. Dan setelah dia balik, jujur gue seneng. Tapi gue sadar dia udah berubah. Dan sampai gue tahu kebenarannya kalau dia berhubungan sama Hyunjin." jelas Kuanlin.
"Sejak kapan lo tahu?" tanya Neo.
"Lumayan lama. Tapi gue gak mau buru-buru ambil kesimpulan. Takut salah. Dan sampai gue peregokin mereka untuk kesekian kalinya, sampai gue yakin kalau mereka beneran ada main dibelakang gue."
Neo memberhentikan mobilnya. Dan tiba-tiba menatap Kuanlin. "Sebenernya gue juga tahu, kalau mereka diem-diem ketemuan, Lin. Sorry. Gue gak ngasih tahu lo sebelumnya." jelas Neo.
Namun Kuanlin bersikap santai menanggapi pengakuan Neo. "Gue ngerti. Lo cuman mau jaga perasaan gue." jawabnya.
"Lo jadi lebih santai gini? Udah dewasa lo?" Neo menonjok lengan atas Kuanlin sambil tertawa kecil.
"Gak tahu." jawab Kuanlin, malah senyum-senyum.
"Oh! Gue tahu! Ini pasti gara-gara Er, ya 'kan?" tanya Neo, terkesan bercanda namun membuat Kuanlin tertohok.
"Bawel banget sih lo! Buruan ah, balik. Gue laper!"
🍬
Neo menghentikan mobilnya di depan kedai kopi.
"Lin, kita beli kopi dulu sebelum balik," kata Neo.
"Oke," jawab Kuanlin.
Ketika masuk, Neo tidak sengaja melihat Er dengan Baejin.
"Eh! Bukannya itu Er?" tanya Neo."Mana?"
"Itu..." tunjuk Neo.
"Sama cowok! Kayak kenal..." kata Neo, sambil mengingat-ngingat orang yang sedang duduk bersama Er.
Kuanlin langsung memasang wajah masam melihat Er dengan Baejin.
"Kok cemberut sih Lin?" tanya Neo.
KAMU SEDANG MEMBACA
GET LOVE
FanficMalam itu hujan. Andai saja saat itu tidak hujan, mungkin aku tidak akan berbagi payung denganmu. Baejin menatap Er dalam-dalam, ia semakin mendekat, hembus napasnya terasa segar, perlahan Er menutup matanya. Mereka pun berciuman. Namun itu hanya ad...