"Eric?" cicit Jeno.
Melihat kedatangan Jeno dan Jinyoung, Eric sontak menjatuhkan tali di sekitar tubuh Guanlin dari tangannya. Keringatnya mengalir.
"Sumpah, ini gak kayak yang kalian pikirin! Bukan gue yang giniin Guanlin!" kata Eric, panik.
Jinyoung menabrak tubuh Eric dan mendorongnya menjauh dari Guanlin.
"Pergi lo," kata Jinyoung dingin, kemudian bersama Jeno membuka ikatan di tubuh Guanlin.
Karena didorong oleh Jinyoung, tubuh Eric terhempas ke tembok dan sedikit terbentur.
"Kita perlu jaga jarak sama bajingan kayak gitu. Di depan aja baik hati, di belakang--"
Jinyoung tidak sempat melanjutkan kalimatnya. Tepat setelah mereka membuka ikatan Guanlin, pria tinggi itu segera berlari menghampiri Eric yang masih kesakitan sambil memegang bahunya.
"Lo gapapa?" tanya Guanlin.
Dahi Jeno dan Jinyoung mengerut.
"Lo salah. Jen, lo inget kan, lo bilang sendiri kalo lo percaya sama Eric? Dia yang nyelamatin gue, kalian salah paham," kata Guanlin.
"Orang yang terlihat baik belom tentu baik, Lin. Mungkin aja kan dia tau kalo lo disekap di sini karena dia adalah orang yang nyekap lo??" balas Jinyoung.
Guanlin membantu Eric berdiri, kemudian berjalan keluar sambil memapah Eric keluar dari gudang, meninggalkan Jeno dan Jinyoung masih berdiri di sana, menatap Guanlin dan Eric datar.
"Nanti gue nyusul ke markas, toh gue udah ketemu kan," kata Guanlin, kemudian pergi.
Sementara itu, Nakyung dan Haechan hanya duduk diam tanpa melakukan apa-apa. Ingin keluar pun mereka tidak berani.
sssrrttttt
Suara benda yang digesek-gesekan dengan kaca masuk ke dalam indera pendengaran mereka. Bulu kuduk mereka mulai meremang.
"Chan, denger sesuatu kan?" tanya Nakyung.
Haechan mengangguk. "Jeno mana sih, gak pulang-pulang anjir,"
ssssshhhhttttt
Beberapa saat setelahnya, aroma aneh mulai memasuki ruangan mereka. Haechan hanya ingin pulang dan segera tidur di atas kasur kesayangannya.
Nakyung merasa bahwa ada yang tidak beres dengan udara ini. Ia dengan sigap menutup hidungnya dan membongkar lemari untuk menemukan beberapa masker yang seingatnya masih ia simpan di lemari.
"Chan, pake!" seru Nakyung sambil melemparkan masker hijau kepada Haechan dan segera memakai miliknya.
Ia juga segera membuka ventilasi, serta menyalakan kipas agar sirkulasi udara dapat menetralisir udara di dalam markas mereka.
"Hah? Kenapa? Hoaaam!" seru Haechan.
"Astaga, dia pengen bunuh gue apa gimana sih," omel Nakyung sembari mencari-cari kontak Jeno, Jinyoung, atau siapapun yang ia temukan.
"Halo, kyung?"
"Hati-hati, kita baru aja diserang, tapi gue sama Haechan aman kok,"
Di ujung sana, Jeno kembali berpikir keras. Pikirannya sudah cukup berputar hanya untuk memikirkan Guanlin, dan kini Nakyung dan Haechan. Maka, hanya tinggal mereka berdua yang belum diserang.
"Markas diserang. Kita harus lebih hati-hati," kata Jeno pada Jinyoung.
"Hah?" tanya Jinyoung, sama clueless-nya dengan Jeno.
"Kita balik ke markas aja," ajak Jeno.
"Nanti kalo Guanlin diapa-apain lagi gimana?"
"Ada Eric. Yang jadi masalah adalah kita, kalo kita diserang, siapa yang mau nolongin kita?"
ff ini gak selesai selesai anjir. yaudah nih aku kasih updatean lagi;v
btw terakhir aku ngetik teror teroran pas pak bos deh, udah lama banget bambancc
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] The Lost : Old Melody (00ㅡ01L)
FanfictionMelodi ini, tidak seperti biasanya. Ada yang janggal. Originally written by Penguanlin, 2019. [ !! ] urutan/cara baca, cek buku "Case Journal" chapter "How to Read".