Aku Pergi

165 14 9
                                    

Jika aku bisa memilih, aku lebih baik di sini bersama kenanganku.

-Bulan Latifa Syakira

💔

Memang persiapan untuk aku berangkat ke Paris sudah sangat matang. Tapi hatiku masih berat meninggalkan Indonesia. Terutama aku berat meninggalkan kekasihku. Akan sangat jarang kami berkomunikasi nantinya. Kalau bukan melalui telepon, kami harus melalui surat untuk saling mendapatkan kabar. Aku tak tahu diriku akan sanggup atau tidak. Tapi ... aku yakin diriku bisa setia dengan hubungan kami.

Saat ini, aku sedang memasukkan beberapa benda penting untukku. Terutama buku diary dua tahun silam saat aku dan Bumi sudah jadian. Semua kejadian aku ukirkan di sana. Aku tak ingin melupakan kenangan indahku bersamanya. Walaupun kami dulunya memang seorang sahabat dari kecil, tetap saja rasanya akan sangat berbeda. Ah ... aku ingin mengenang kenangan 2 setengah tahun yang lalu. Dimana kisah itu mengubah segala hidupku. Aku tak bisa berkata apa-apa jikalau mengingat masa itu. Masa yang sangat indah untukku.

Tahun 2005

Suasana kelas saat ini sedang sangat ricuh. Jam kosong adalah hal yang langka yang bisa kami dapati. Sekolah internasional dengan guru yang selalu stand bye kapan saja membuat kami jarang merasakan jam kosong. Tapi jika sudah mendapatkan hal ini, kami tak akan menyia-nyiakan waktu untuk berkumpul ramai-ramai di kelas. Bahkan kami enggan untuk melirik kantin kalau bukan jam istirahat.

Saat ini aku sedang berpojok dengan buku di meja bagian kanan dari pintu masuk juga paling dekat dinding dengan deretan kedua. Jika jam kosong tiba, aku selalu menyempatkan diri untuk membaca dan membaca. Aku sering dipanggil 'kutu buku' oleh teman-temanku karena aku sangat suka berpojok dengan beberapa buku di dekatku. Baik itu buku fiksi maupun non-fiksi. Tergantung aku ingin membaca apa di hari tersebut.

"Eh, Lan!"

Sebuah suara terdengar di telingaku. Itu suara yang amat aku kenal. Akhir-akhir ini suara itu berhasil membuat jantungku berdegup kencang. Dan sekarang pun demikian. Jantungku berdegup sangat kencang.

"Bulan!" panggilnya lagi. Begitu aku menoleh ke arahnya, ia sudah duduk rapi di bangkuku. Ya! Aku kini duduk di bangkunya. Tempat ini adalah tempat ternyaman untukku menghabiskan waktu dengan taman-temanku. Ah ... teman yang kumaksud adalah buku-buku yang berserakan di atas meja.

"Ada apa?" tanyaku yang kembali menatap buku.

"Aku mau bicara," katanya yang menutup bukuku.

Jika sudah seperti ini, biasanya pembicaraan ini sangat penting. Kami berteman sejak di bangku SMP. Dan aku sangat tahu bagaimana seorang Bumi Kharisma William. Ia orang yang tak sabaran dan selalu ingin diperhatikan jika ada hal yang mendesak di hatinya. Dan kini aku terpaksa mengalihkan segala perhatianku kepadanya. Hhh ... jangan ditanyakan bagaimana keadaanku sekarang. Jantungku berasa ingin copot saat mataku bertemu dengan matanya.

"Lan. Aku mau bilang sesuatu sama kamu," ucapnya yang menatap lurus ke mataku. Tapi itu hanya sekilas saja. Ia mencoba melirik ke sana ke sini tidak jelas. Aku juga tahu itu artinya apa. Itu berarti ia sedang sangat grogi dan sedang mencari kata-kata yang tepat untuk mengucapkannya.

"Lan. Aku suka kamu. Aku sayang kamu!"

Aku terdiam. Apa yang aku dengar itu maksudnya apa? 'Aku suka kamu. Aku sayang kamu?' Maksudnya seperti apa? Saat aku ingin menanyakan hal itu, Bumi sudah berlari ke luar kelas membawa tasnya sambil terus mengucapkan 'aku suka kamu, Bulan'. Kebingungan semakin melandaku.

'Aku suka kamu ... aku sayang kamu ...'. Apakah dia menyatakan cinta padaku? Benarkah ini? Aku tidak bermimpi? Ya! Itu adalah ucapan mengajak pacaran. Pantas saja wajahnya tadi menampakkan kegrogian. Aku tak bisa membohongi perasaan bahagiaku saat mendengar hal tersebut. Rasanya aku ingin menjerit, tapi kuurungkan. Kupilih menyibukkan diri dengan buku-bukuku. Tapi ... hati ini tidak tenang. Apa lagi aku malu dengan kata-kata yang ia ucapkan sambil ia keluar dari kelas tadi. Aku harus menanyakannya apa maksud dari itu semua sepulang sekolah nanti.

Friend of Life and Death #Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang