BAB 2

22.8K 832 15
                                    

AUTHOR:

mohon maaf sebesar-besarnya, kalau aku kelamaan ngepost

soalnya, aku dapat banyak tugas and ul. dari sekolah

dan baru sekarang bisa nge-post

sekali lagi, maaf *nunduk sedalam-dalamnya*

_____________________________________________________________________________

BAB II

            Aku membuka mataku dengan nafas yang tersenggal-senggal. Paru-paruku rasanya mau pecah karena kurang oksigen. Tarikan nafasku seperti orang yang habis berlari kencang. Seperti habis dikejar oleh sesuatu yang kehadirannya tak pernah kuinginkan. Ku atur kembali nafasku. Mencoba menormalkannya kembali. Sungguh menyakitkan. Disiksa oleh sesuatu yang tak berwujud. Namun keberadaannya tak mampu ku hilangkan. Karena itu merupakan bagian dari dalam diriku. Menghilangkannya sama saja menghilangkan diriku sendiri. Memori.

        Mimpi buruk itu kembali menghantuiku. Padahal aku mengira, tak’kan pernah memimpikannya kembali. Aku selalu tidur nyenyak setiap malam. Hingga aku menyangka, bahwa mimpi itu sudah pergi. Tapi tidak. Ia kembali. Bahkan sekarang, mimpi itu semakin nyata, semakin menyeramkan. Badanku bergetar ketika mengingatnya kembali.

             Kenangan menyakitkan itu masih dapat mengiris luka dihatiku. Meski tlah kucoba tuk melawannya, tapi tetap saja masih tajam, tak tumpul sedikitpun.  walaupun dulu, aku sering memimpikannya, tapi aku tak menyangka, bahwa akan sesakit ini rasanya. Perih. Membuka memori yang seharusnya kau lupakan atau kau musnahkan. Membuatnya tak dapat menyakitimu lagi. Tapi aku tak bisa. Kenangan itu. kenangan tentang........

              Tiba-tiba kurasakan air mengalir turun dari mataku. Semakin lama aliran air itu semakin deras. Mataku terasa perih. Kucoba mengerakkan tanganku tuk menghapusnya. Tapi. Mengapa aku tak bisa menggerakkan tanganku? Ada apa ini?

             Ku angkat sedikit kepalaku, untuk melihat, apa yang menghalangi tanganku. Aku lalu melihat, tanganku yang di rantai oleh besi yang sangat besar dan tebal. Lalu ada tali yang melilit dibadanku, mengikatku dan membuat tak dapat bergerak, kecuali kepalaku.

             Belum terbebas dari syok-ku, aku lalu dikejutkan kembali oleh suara berderit yang terdengar di gendang telinga kananku. Kuputar kepalaku untuk melihat. Bunyi itu berasal dari sebuah pintu, berukuran sedang, bercat hitam pudar, yang dibuka oleh seseorang.

          Pencahayaan disini sangat minim sehingga aku tak dapat melihat wajahnya. Aku hanya dapat mengukur tinggi badannya yang kira-kira 185cm lebih dan postur tubuhnya yang terlihat tegap.

I'm married with vampire??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang