BAB 3
GILA!! Ini bener-bener gila! Bagaimana mungkin ini terjadi padaku??
Aku baru terbangun dari tidurku dan tiba-tiba langsung menjadi Pengantin. Ah......Tidak! Aku salah! Bukan jadi pengantin lagi. Tapi besok, aku akan menjadi Istri!! Gila! Memangnya apa yang telah kulakukan?? Aku-kan hanya tidur, gak lebih. Masa hanya kar'na itu, aku langsung jagi Pengantin??
Tapi....Tunggu dulu!!! Aku akan menjadi pengantinnya si Calixton, Tapi dia itu siapa? Perasaan aku tidak punya teman yang berna Ca-lix-ton deh. Namanya juga tidak familier di telingaku. Aku tidak pernah mengenal dan kenalan dengan seseorang yang bernama Calixton. Lalu dia itu siapa?
Aku lalu melihat sekeliling kamarku ini. Well........suasananya tidak jauh berbeda dengan ruangan yang baru saja kutinggalkan. Warna yang mendominasinya pun tak jauh berbeda dengan warna yang mendominasi pakaian disini. Suram dan Hitam. Mengerikan.
Ukuran kamar ini cukup lumayan. Tidak terlalu besar maupun kecil. Barang-barang yang ada disini hanya sebuah tempat tidur ukuran standar, Sebuah meja didekat tempat tidur dan kursi panjang yang berhadapandan dengan jendela yang ukurannya lansung memenuhi dinding tersebut. Ukuran jendela itu paling-paling 5x4 meter. Yang terbuat dari kaca bening seluruhnya. Hingga tak bisa terbuka kecuali kalau kau memecahkannya.
Aku lalu berjalan dan berdiri dihadapan kaca itu. Kutarik gorden berwarna abu-abu yang menutupinya. Dari sini, aku melihat suasana yang berada dikamarku. Langit berubah menjadi hitam tanpa bulan dan bintang yang menemaninya. Hamparan pepohonan yang gelap tanpa pencahayaan. Kulihat sebuah gunung dikejauhan. Sunyi. Sepi.
Barulah aku sadar. Bahwa aku berada diatas ketinggian rata-rata. Seperti dibukit atau semacamnya. Melihat daerah yang berada dibawahmu. Aku pun bertanya-tanya dalam hati ' Sebenarnya aku ada dimana?'. Ini jelas bukan Lingkungan tempat tinggalku. Karena ini bukan perkotaan, ini lebih mirip pedesaan, wilayah terpencil. Sepi dan sunyi. Tidak ramai dan terang seperti di perkotaan yang selalu dipenuhi oleh lampu-lampu. Ini lebih gelap dan.....menakutkan.
Aku seharusnya tidak disini. Tempatku bukan disini. Seharusnya aku ada disana. Dikotaku. Tempat tinggalku. Rumahku.
Kuletakkan dan kutempelkan telapak tanganku dikaca tersebut.
Kesedihan itu mulai menyelimutiku, lagi.
Kenapa? Kenapa kalian meninggalkanku? Bukankah aku sudah menjadi anak baik? Kalian juga sudah mengakuinya-kan? Kalian sendiri yang mengatakannya, bahwa kalian bangga padaku. Bangga terhadap diriku, perilakuku dan prestasiku dari berbagai macam akademik. Bahkan kalian senang dan bangga sekali, saat aku memberikan lembaran kertas tentang Beasiswaku.
Tapi mengapa sekarang kalian pergi? Kalian ingin aku sendirian? Kalian tidak menyayangiku lagi? 'JAWAB!! jAWAB AKU IBU!! AYAH!!! JAWAB!!' teriakku dalam hati
Entah sejak kapan pipiku basah oleh air mata. Aku tak tahu. Aku juga tak tahu, sejak kapan tubuhku sudah telungkup dan tanganku yang telah memeluk erat kedua kakiku. Gemeteran. Entah karena tangisan penuh kesedihanku atau kenangan mengerikan yang terkenang kembali itu. Kenangan dimana mereka semua......Terbunuh.
Bunyi teriakan. Tangisan. Raungan. Teriakan penuh permohonan dan meminta belas kasihan. Bunyi benda pecah. Bayangan seseorang yang sedang menendang sesuatu dan bunyi benda mengerikan itu..........Pistol. Semua itu seperti film yang telah terekam dan terputar kembali dalam kepalaku. Membuat air mataku mengalir kembali. Mendatangkan kesedihan, kesepian dan .............ketakutan yang mengerikan.
Air mataku terus saja mengalir. Semakin lama semakin deras. Aku tak tahu sampai kapan, aku akan menangis dalam ketakutanku sendiri. Tubuhku yang gemeteran pun tak kunjung mereda.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm married with vampire??
VampireKeluarganya terbunuh semua dalam semalam. Ditinggalkan sendirian dalam tengah malam. Terus dikejar dan ditemani oleh KETAKUTAN-NYA. Dan sekarang malah berakhir bersama dengan vampire???