17. Hidden *3

10.9K 1.2K 670
                                    

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Seorang pria tampan terus mengenggam erat jemari lentik pria manis yang sedang terbaring lemah di atas ranjang Rumah Sakit. Bahkan jemari yang biasanya hangat itu kini terasa sangat dingin dalam genggamannya.

Johnny tidak tahu apa yang ada di dalam pikiran pria manis itu, sampai berbuat bodoh dan nekat seperti ini. Dia sampai harus di larikan ke Rumah Sakit karena terlalu banyak meminum obat penenang dalam jumlah banyak.

Pria tampan itu tidak berpikir jernih saat manager Taeyong memintanya untuk segara datang ke Rumah Sakit.

Taeyong.

Pikiran pria tampan itu langsung terarah pada pria manis yang dulu sangat ia cintai.

Jemarinya bergerak mengusap lembut pipi tirus yang terasa dingin. Johnny panik bukan main, ia sampai harus berlari di sepanjang koridor Rumah Sakit. Mengabaikan beberapa wartawan yang menanyakan adakah hubungan khusus yang pernah terjadi diantara mereka. Mengabaikan semua itu, pikirin Johnny hanya terarah pada Taeyong.

Tanpa sadar setetes air mata mulai turun dari irisan caramel memikat itu, dalam hati Johnny merasa sangat bersyukur atas kebaikan Tuhan.

Tuhan masih memberinya kesempatan untuk bersama pria manis ini.

Taeyong berhasil melewati masa kritisnya, walau sampai saat ini pria manis itu belum juga sadarkan diri.

Setidaknya Johnny sangat bersyukur dan berterimakasih. Tuhan masih mau mendengarkan doa-doanya.

Sejujurnya hatinya terasa sangat sakit, melihat seseorang dulu sangat ia cintai harus terbaring lemah di ranjang Rumah Sakit seperti ini. Ingin rasanya Johnny menggantikan posisi Taeyong. Menggantikan sakit yang tengah dirasakan orang yang sangat ia cintai. Tapi itu mustahil.

"Jangan seperti ini yongie, bukankah kamu yang dulu menginginkan perpisahan ini hm?." Ujar Johnny pelan, kembali menggengam lembut jemari lentik Taeyong.

"Aku mencintaimu.." Lanjutnya pelan, mengecup lembut punggung tangan Taeyong. "Aku mohon jangan lakukan ini lagi."

Tanpa sadar setetes air matanya mengenai punggung tangan Taeyong, matanya terpejam. "Kita tidak akan bisa kembali bersama Taeyongie.. Mengertilah."

"Tapi yang harus kamu tahu, aku akan selalu mencintaimu.."

"Bukankah dulu kamu berkata tidak akan menyesal perpisahan kita? Bukankah kamu berkata tidak mencintaiku lagi Taeyongie..."

"Bukankah dulu saat kita kehilangan baby, kamu berkata sangat membenciku..."

"Lalu kenapa kamu melakukan ini Yongie?...."

Napasnya mulai terasa berat, dadanya bahkan mulai terasa sesak. Johnny sungguh tidak tega melihat kondisi Taeyong saat ini, tapi rasa sakit yang di berikannya masih dapat Johnny rasakan sampai saat ini.

Rasa Hancur dan Kehilangan. Seakan kehilangan semua harapan saat Taeyong mengonsumsi obat penenang dalam jumlah banyak. Sampai Johnny harus kehilangan sosok malaikat kecil yang sangat ia nantikan.

SUGAR DADDY •°• JohnCas [Johnny × Lucas]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang