02

9.2K 250 5
                                    

"Oke bunda, siap laksanakan!" jawab Ayla dengan sigap, "Yaudah nanti kamu lanjutin ya ceritanya! bunda mau denger"ucap Bunda sekaligus cengar-cengir, "Ciee... Bunda kepo," balas Ayla tertawa, "Udah sana kamu ke kamar!" suruh bunda, "Oke bunda cantik, " balas Ayla dan mencium pipi bundanya. Sesampainya di kamar, "Gila! Baru dianterin aja bikin senang gue banget! Apa mungkin gue suka?" lamunannya pun buyar saat bunda nya memanggil.

"Ayla cepetan turun! kita makan malam bersama!" suruh bunda berteriak, "Iya bunda Ayla mandi dulu,"balas Ayla tak kalah teriak, "Yasudah. Nanti kalau sudah selesai cepetan ke bawah yah!" balas bunda teriak, "Iya bunda" balas Ayla teriak. Ia mengambil handuk lalu masuk ke kamar mandi.

"Bunda ngapain sih pake teriak teriak segala! serasa rumah hanya ada kalian berdua doang," ucap Papanya yang sedari tadi menutup telinganya, "Iya pa maaf," balas bunda sembari cengar cengir. Papanya hanya geleng geleng saja melihat tingkah istri dan anaknya.

Setelah selesai Ayla langsung turun ke bawah. Mendapati keluarganya yang tengah makan malam bersama, "Hay bunda, hay papa, hay adikku sayang Aqilah," ucap Ayla tersenyum langsung ikut bergabung dimeja makan.

"Gue gk disapa?" tanya kak Ari, "Males!" balas Ayla ketus. Baru saja ingin membalas perkataan Ayla, namun niatnya diurungkan karena sedari tadi bundanya memperhatikan mereka berdua, "Ari!" Bunda melototi Ari, "Iya bunda," balas Ari langsung melanjutkan makananya.

Ayla tersenyum puas karena merasa dirinya menang, "Liat balasan gue lo de!" bisik Ari. Agar bunda dan papanya tidak mendengarkan ucapannya, "Oke, siapa takut!" balas Ayla melipatkan tangannya di depan dada dan tersenyum sinis pada kakaknya.

"Ari, Ayla. Cepetan makan! nanti keburu dingin!" suruh Bunda, "Iya Bun kaya sikap dia dingin keAyla," balas Ayla membuat semua mata yang tengah asyik makan menatap Ayla, "Dia? dianya siapa?" tanya papanya bingung.

"E-eh, eng-enggak kok pa," balas Ayla terbata-bata. ia keceplosan, 'Aduh ni mulut pake ceplas-ceplos segala! jadi kagetkan semua orang' batin Ayla, "Oh. Itu kali pah, si Ayla udah punya cowo," ucap Ari membuat bunda dan papanya kaget 'Mampus kan lo! ketahuan juga hahaha' batin Ari. Bibirnya melengkung sempurna seperti orang yang sudah memenangkan pertandingan.

"Bener kamu sudah punya cowok?" tanya bunda kepada Ayla 'salah apa gue punya kakak cem dia!' batin Ayla menggerutu, "Kenapa melamun?" tanya bunda pada Ayla yang sedari tadi diam mematung,"E-eh eng-engga kok bun. Ayla belum punya pacar," balas Ayla terbata-bata membuat semua orang bingung.

"Ngaku aja deh lo! lo udah punya dai kan eh ralat doi kan?" tanya Ari menepis bahu Ayla, "Sok tau!" balas Ayla ketus,"Ngaku aja deh apa susahnya! tinggal ngaku udah selesai lagi juga nggak bakalan dimarahin sama papa dan bunda ini," ucap Ari, "Iya kan Bun, pah?" tanya Ari kepada bunda dan papanya. Dengan antusias papa dan bundanya mengangguk kepalanya.

"Gk kok Pah, Bun Ayla gk punya pacar"ucap Ayla jujur, "Lo sih!" ucap Ayla menepuk bahu Ari yang tengah makan membuat dirinya tersedak dengan makanannya, "Uhuk, uhuk, uhuk," Ari mengambil air dan meminumnya sampai habis,"Mangkanya jadi orang jangan sok tau Kualat kan!" cerca Ayla tertawa.

"Jahat lo de sama gue!" balas Ari melirik mata Ayla dengan tajam, "Dasar DRAMA QUEN!" teriak Ayla melihat tingkah kakaknya seperti didrama-drama yang lebay,"Eh. kok quen gue kan cowo! masa iya gue quen!" balas Ari menepuk bahu Ayla, "Aduh kak Ari sakit tau!" balas Ayla memegangi bahunya.

"Dasar DRAMATIS!" balas Ari sedikit teriak, "Sudah, sudah kalau kalian ribut terus kapan selesainya?" tanya Papanya kepada kedua anaknya karena terus menerus mereka berdua berkelahi tiada hentinya. Seperti kucing dan tikus jika dijadikan satu brantem terus.

"Lagian kak Ari sok tau pa!" cibir Ayla menyalahkan Ari, "Lah kok jadi gue!" balas Ari tak terima, "Iya. Lo kan sok tau!" balasnya dengan ketus. "Udah kalian ini ya kaya anak kecil masih saja ribut!" tutur bunda, "Iya bunda,"balas mereka berdua dan saling menatap sinis, "Makan!" suruh papanya, "Iya pa,"balas mereka kompak.

GILANG [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang