Bosan. Satu kata yang bisa mendeksripsikan kondisi Rani sekarang.
Sudah berminggu minggu Rani berada dikampungnya, dan setiap jalanan sudah ia susuri, tapi tak satupun tempat yang bisa membuat ia nyaman.
Sejak pembicaraan nya beberapa hari lalu dengan Dea, suasana hatinya selalu saja buruk, begitu juga dengan lukisannya.
Rani pun menjadi anak yang tertutup, pendiam dan orang tuanya bingung akan hal itu. Sehingga, pada akhirnya Rani pun berusaha keluar rumah kembali untuk mencari tempat nyaman yang bisa membuat nya tenang.
"Rani kamu mau kemana nak?" tanya ibunya ketika melihat Rani yang turun dari anak tangga.
Diam. Rani tidak menjawab apa apa, Ibunya pun semakin prihatin melihat anaknya itu, padahal sebelumnya Rani adalah gadis yang periang,tapi hanya karna satu masalah yang dialaminya itu, sudah merubah semua kepribadian asli dalam dirinya.
"Kamu tidak apa-apa nak?" ibunya kembali menegur dan berusaha menyadarkan anaknya itu, "Sayang."
"Eeh, ibu, maaf bu Rani ga fokus tadi."
"Kamu ini gimana sih, ga baik melamun nak, nanti kesambet gimana, kan repot jadinya," ujar Ibunya "Kamu kenapa? Ibu lihat beberapa hari ini kamu berubah, sering ngurung diri dikamar, jarang makan, kamu juga jadi anak yang pendiam sekarang dan ga terbuka sama Ibu lagi."
"Rani ga papa bu, cuma lagi ga mood aja."
"Ada masalah?" tanya Ibunya, "kalau ada masalah itu cerita sama Ibu, ga semua masalah bisa kamu pendam sendiri, jangan buat beban dalam hidupmu."
"Hmm iya bu," ucap Rani seadanya saja "Rani mau keluar dulu ya, pengen cari udara segar."
Akhirnya, Rani pamit pada ibunya untuk pergi keluar rumah, karna tak mungkin ia harus berada dirumah terus, kondisi hatinya memang sedang buruk tapi bukan berarti ia juga harus membuat hidupnya buruk dengan mengurung diri di kamar terus menerus, dia ingin memperbaiki semuanya, siapa tau di luar ada hal menarik yang bisa ia lakukan.
"Rani mau kemana?" tanya Ayahnya ketika Rani melewati ruang keluarga.
"Mau keluar yah. Rani pergi dulu."
Rani berlalu begitu saja ketika mengatakan hal itu pada Ayahnya, Ayahnya yang melihat hal itu bertanya tanya dalam hati, sambil melihat kepergian anaknya itu.
🍁🍁🍁
Eh itu apa ya. Batin Rani ketika melihat ada satu pondok di belakang rumahnya.
Saat Rani masih kecil waktu itu, ia memang pernah diceritakan mengenai pondok di belakang rumahnya itu, yang menjadi tempat penyimpanan barang barang keluarganya, tapi Rani pasti sudah lupa akan hal itu.
Sekarang, ia berjalan mendekati pondok itu dan memandanginya sambil tersenyum, dibukanya pintu pondok dan ditemukannya banyak sekali barang barang simpanan Ayah dan Ibunya.
Uhuk uhuk
Rani terbatuk akibat debu yang banyak di dalam pondok itu, kemudian, ia menutup hidungnya dengan jaket rajut yang dipakainya dan kemudian ia mulai membersihkan tempat itu.
Ia melihat sekeliling pondok itu, menurutnya pondok itu sangat nyaman tetapi, sayang saja tidak pernah dibersihkan.
Pondok ini sunyi, tenang dan tak ada seorang pun yang menganggu, Rani pun bingung kenapa orang tuanya hanya menjadikan pondok ini sebagai gudang, melainkan bukan sebagai tempat mereka bersantai.
Ketika Rani sibuk memikirkan hal itu, ia tersadar bahwa sudah lama ia berada dalam pondok itu, dan orang tuanya sekarang juga pasti sudah mencarinya. Sebab ia hanya ingin mencari udara segar sebentar saja. Akhirnya, ia memutuskan untuk pulang kerumah dan sekarang pun moodnya sudah berangsur baik.
Sampe segini aja ya part 4 nya, tunggu part selanjutnya
Jangan lupa vote dan comment teman teman, karna itu sangat berharga untukku
-Brigitajaunty
KAMU SEDANG MEMBACA
Pondok Keramat (SELESAI)
HorrorRani si gadis tomboi harus bertaruh nyawa setelah terjadi keajaiban yang berujung konflik antara dia dan iblis di dalam hidupnya Bagaimanakah Rani akan menyelesaikannya?