"Rani bangun, ini udah siang," ucap ibunya dari depan pintu kamar Rani, karna tadi malam ia mengunci pintu kamarnya. Jadi, Ibunya tidak bisa masuk saat ini.
"Rani," belum ada tanda-tanda jawaban dari Rani, sehingga ibunya pun panik dan segera mengetuk pintu kamar Rani dengan keras.
"Rani, Rani, buka pintunya nak, kamu ada didalam kan?"
Tak lama kemudian, Rani terkejut mendengar suara ketukan pintu yang begitu keras itu. Ia pun beranjak dari tempat tidur kemudian membuka pintunya.
Ketika pintu dibuka, tampaklah sosok Ibunya dengan wajah yang nampak sangat ketakutan, bagaimana tidak? Sedari tadi, Rani sama sekali tidak menjawab panggilan Ibunya. Rani sangat kelelahan, karna itu ia tidur dengan nyenyak hingga suara Ibunya pun sulit menembus tidurnya itu.
"Yaampun nak, ibu kira kamu ga ada dikamar."
"Hehe," Rani tersenyum pada ibunya dan menampilkan muka tanpa rasa bersalah, karna sudah membuat Ibunya khawatir.
"Ini udah siang Rani, tumben kamu bangun siang, biasanya juga bangun pagi terus ke pondok."
"Apa? Ini jam berapa bu? Yaampun Rani lupa ke pondok," ucap Rani seraya memukul keningnya itu, ia pun langsung berlari meninggalkan Ibunya dan kemudian masuk ke kamar mandi.
Ibunya yang dibuat begitu hanya bisa menggelengkan kepala, kemudian ia pergi turun ke bawah menunggu Rani untuk sarapan bersama.
Tak lama setelah itu, Rani pun sudah selesai membersihkan diri, dan kemudian ia turun ke bawah dengan membawa banyak sekali barang di tangannya.
"Eh non Rani, tumben telat non?" tanya pembantunya itu.
"Hehe, Rani kecapean bi, jadi nya telat deh bangunnya."
"Oh gitu ya non, itu non Rani bawa apa kok banyak banget?"
"Ini pakaian Rani yang udah kecil bi, mau dibawa ke pondok."
"Hm baiklah non, bibi lanjut beres-beres ya, non langsung aja ke dapur, disana udah ada Nyonya sama Tuan."
"Iya bi."
Bibi pun berlalu dari hadapan Rani, ia tidak bertanya untuk apakah pakaian itu, karna setau bibi di pondok itu juga masih ada barang-barang milik Ayah dan Ibunya Rani jadi bibi merasa bahwa pakaian itu juga akan diletakkan disana.
Sesampainya Rani di dapur, ia langsung duduk bersama Ayah dan Ibunya.
"Masak apa hari ini bu?" tanya Rani ketika ia sudah duduk.
"Masakan kesukaan kamu dong."
"Yee."
Kemudian, ibu Rani pun meletakkan makanan itu di meja makan.
"Besok ibu masak lagi ya, biar Rani semangat terus makannya."
"Hm, jadi selama ini kamu ga semangat ya kalau makan masakan Ibu yang lain?"
"Bukannya gitu bu, tapi kan Ibu jarang jarang masak makanan kesukaan Rani."
"Oh begitu, yaudah besok Ibu masakin kamu lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pondok Keramat (SELESAI)
HorrorRani si gadis tomboi harus bertaruh nyawa setelah terjadi keajaiban yang berujung konflik antara dia dan iblis di dalam hidupnya Bagaimanakah Rani akan menyelesaikannya?