Rani pun telah kembali ke rumahnya, ia merindukan rumahnya ini, andai saja ia tidak mengalami kejadian buruk maka Rani tidak akan kembali ke kota itu kemarin.
"Nak kamu ke atas ya. Mandi abis itu turun ke bawah, kita makan sama-sama."
"Baik bu."
Kemudian Rani pergi ke atas, ia membuka pintu kamarnya dan ia masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Beberapa menit berlalu ia pun sudah siap dengan dirinya yang sudah bersih dan segar, wajahnya pun berseri seolah beban dipundaknya sudah musnah.
Ia pun turun ke bawah untuk makan bersama kedua orang tuanya.
"Masak apa hari ini bu?"
"Eh anak Ibu yang cantik, ini Ibu masakin makanan kesukaan kamu. Kamu pasti kangen kan?"
"Ibu tau aja dehh."
"Yaudah yuk kita makan."
Rani dan kedua orang tuanya pun makan dengan tenang, tapi pikiran Rani sekarang sedang berkelana entah kemana. Ia sedang berada di tempat gelap, ia merasakan kesedihan mendalam karna kenyataan yang ada membuat ia mengetahui psikisnya sedang terganggu.
Tapi kali ini Rani yakin semuanya akan baik-baik saja, masih ada orang tuanya yang akan selalu berada di sampingnya dan membantu dirinya menyembuhkan masalah dalam dirinya ini.
Setelah selesai makan, Rani langsung pergi ke ruang keluarga untuk menonton tv. Sedangkan, kedua orang tuanya pergi ke kebun hari ini.
Tertawa dan tertawa, itu yang Rani lakukan sekarang karna ia sedang menonton acara tv yang penuh dengan komedi.
Karna terlalu asyiknya ia menonton tv, ia tidak sadar bahwa kedua orang tuanya sudah pulang dari kebun.
"Asyik banget nak, sampe ga sadar Ayah sama Ibu dari tadi udah pulang," ucap Ayah Rani ketika masuk ke ruang keluarga.
"Eh Ayah, iya nih Rani lagi asyik banget nonton, udah lama ga nonton tv."
"Abisnya kamu ke pondok terus sih, kan ga tau jadinya acara tv sekarang udah banyak yang bagus."
"Hehe tapi sekarang kan ga ke pondok lagi yah."
"Iya iya deh, yaudah mendingan kamu mandi gih, udah hampir malam ini, ga baik mandi malam-malam."
"Ok yah, Rani mandi dulu."
Rani pun langsung berlari ke kamarnya untuk mandi, tak lupa ia mematikan tv untuk menghemat listrik, karna dari kecil Rani memang sudah diajarkan untuk menghemat jadi tidak heran jika pengeluaran listrik mereka tidak lah begitu banyak.
Setelah membersihkan dirinya, Rani kemudian turun ke bawah dengan membawa handphonenya, terakhir kali Rani menggunakan handphonenya saat ia sudah putus dengan kris dan setelah itu ia tidak pernah menggunakannya lagi.
Ketika ia membuka handphonenya banyak sekali notif chat dan juga pemberitahuan dari instagram.
Saat sudah berada di dapur, ia segera meletakkan handphonenya kemudian ia membuat segelas jus, setelah selesai akhirnya ia duduk dan kembali memainkan handphonenya sambil membuka aplikasi instagram.
Ketika ia sedang memainkan handphonenya, ada tangan yang menyentuh pundaknya, ia langsung terdiam dan secara perlahan melihat kearah pundaknya itu, dilihatnya tangan itu sangat buruk rupa dan kukunya panjang penuh darah, ia menelan saliva nya dan kemudian.
"Aaaaaaa," ia berteriak hingga terjatuh dari kursi
"Astaga kamu kenapa nak?" kata Ayahnya sambil membantu anaknya itu berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pondok Keramat (SELESAI)
HorrorRani si gadis tomboi harus bertaruh nyawa setelah terjadi keajaiban yang berujung konflik antara dia dan iblis di dalam hidupnya Bagaimanakah Rani akan menyelesaikannya?