"Rani? Nak bangun nak, sudah pagi ini," ucap ibu Rani sambil menepuk pundak anaknya itu.
"Erghh, Rani masih capek bu, nanti aja ya bangunnya, pengen tidur lagi," ucap Rani dengan suara khas orang bangun tidur.
"Yasudah, kalau gitu ibu ke bawah dulu, kamu jangan lupa sarapan dibawah, jangan lama lama tidur juga nanti makin kecapean," jelas ibunya.
"Hm iyaa bu."
Setelah itu, ibu Rani keluar dari kamar anaknya itu dan menuruni anak tangga satu persatu hingga ia sampai di bawah, kemudian, ia segera menuju dapur untuk menyiapkan sarapan bagi suami dan anaknya itu.
Selagi menyiapkan sarapan, Ibunya Rani sembari bersenandung dengan suara yang merdu, tak lama kemudian, Rani datang dari arah belakang Ibunya setelah ia membersihkan diri.
"Ibu masak apa?" tanya Rani pada ibunya.
"Masak yang sederhana saja nak, ibu masak sayur lodeh dan sambal tempe," ujar ibunya.
"Oiyaa, Ayah mana bu?"
"Ayah tadi lagi pergi ke kebun belakang."
"Oo."
"Yaudah, yuk kita makan duluan, nanti kamu antar makanan ke Ayah kamu ya?"
"Siap," ucap Rani sambil membuat hormat dengan tangannya, dan tersenyum dengan lebar.
Akhirnya, Rani dan ibunya menyantap hidangan yang ada di hadapan mereka. Hari ini, Rani makan cukup banyak karna kondisi badannya yang cukup lemah, itulah yang membuat selera makannya bertambah.
Ibunya yang melihat hal itu tersenyum puas, ia suka melihat anaknya itu menyukai makanan yang dibuat olehnya, seperti ada rasa terharu dalam dirinya.
Rani memang sering pulang ke kampung, tapi itupun tidak setiap saat, karna ia harus menghemat ongkos bis pulang pergi dari kota ke kampungnya. Belum lagi ia juga cukup sibuk di kampus, tapi sekarang ia sudah sarjana dan sudah tidak ada lagi yang perlu ia urus di kota, hal itulah yang membuat orang tuanya senang. Karna bisa mempunyai banyak waktu, untuk melihat anaknya bertumbuh dan berkembang.
🍁🍁🍁
"Ayahhh," panggil Rani dari kejauhan ketika melihat ayah nya itu.
"Astaga Rani, kamu udah bangun rupanya," ucap ayahnya dengan wajah yang gembira.
"Iya yah, udah dari tadi sih bangunnya, tapi Rani masih sarapan dulu dirumah sama Ibu,dan sekarang Rani bawain makanan buat ayah."
"Makasih nak, sini duduk."
"Iya yah."
Rani dan ayahnya pun duduk disebuah kursi yang berada di bawah pohon yang cukup rindang, apalagi di tambah suasana kebun ayah Rani yang sangat nyaman, sehingga siapapun yang ke sini akan mendapat mood yang baik.
Cukup lama mereka berbincang tentang kehidupan Rani semasa ia di kota, akhirnya, ayah Rani bertanya mengenai pekerjaannya Rani nanti, karna ia juga harus belajar untuk mencari uang.
"Nak, kamu mau lamar kerja dimana nanti?" tanya ayahnya.
"Belum tau yah, Rani masih pengen istirahat dulu, capek yah," jelas Rani.
"Iya nak tapi mau sampai kapan kamu istirahat, jangan kebanyakan nunda nanti kamu susah dapat kerjaan."
"Rani usahakan bulan depan sudah cari kerja yah. Rani pengen istirahat sebulan dulu aja, abis itu baru deh Rani kerja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pondok Keramat (SELESAI)
TerrorRani si gadis tomboi harus bertaruh nyawa setelah terjadi keajaiban yang berujung konflik antara dia dan iblis di dalam hidupnya Bagaimanakah Rani akan menyelesaikannya?