Bab23

2.7K 154 12
                                    

Untuk sekarang biar saja seperti ini, sampai aku benar benar merasa jengah.
Biarkan kita menikmati setiap detik waktu yang kita lewati

Hari ini khanza akan pulang ke rumahnya, abizar telah mengurus semua barang barang khanza menyelesaikan semua administrasi dan urusan urusan yang lainnya.

"Udah siap, ayo kita pulang". Ucap khanza

"Iya ayo". Ucap abizar sambil merangkul pinggang khanza, karena khawatir khanza akan merasa pusing.

"Ga usah gini mas, aku udah bisa ko jalan sendiri. Malu di liatin orang". Ucap khanza.

"Udah gak apa apa, ngapain mikirin tanggapan orang biar aja. Toh kamu istri aku". Akhirnya khanza hanya pasrah

"Iya istri yang selalu di bohongi". Ucap khanza dalam hati, dia tersenyum miris mengingat itu.

Setelah sampai rumah, khanza melihat di depan rumahnya sudah ramai. Kakaknya dan kakak iparnya, ada juga orangtuanya dan orangtua abizar.

"Ada acara apa mas ko rame gini". Tanya khanza pada abizar.

"Ayo kita turun aja dulu". Ucap abizar sambil tersenyum lembut.

Khanza dan abizar turun dari mobil, berjalan menghampiri keluarganya.

"Assalamualaikum". Abizar dan khanza barengan, lalu menyalami orang tuanya.

Mamah khanza dan mamahnya abizar menyium dan memeluk khanza secara bergantian.

"Gimana nak, masih lemes badannya ?". Tanya mamahnya khanza.

"Alhamdulillah udah baik mah". Jawab khanza.

"Alhamdulillah kalau gitu". Mamahnya abizar menimpali

"Oh iya mah kok rame rame gini ada acara apa ?". Tanya khanza yang memang sudah sedari tadi penasaran.

"Ah ini cuma acara sukuran kecil kecilan sama santunan beberapa anak yatim, buat kesembuhan kamu. Abizar loh yang ngasih idenya, yu masuk di dalem udah ada beberapa anak yatim". Jelas mamahnya khanza, khanza menetap abizar dan di balas dengan senyum tulus abizar.

Merekapun masuk ke dalam beriringan, acara sukuranpun di mulai. Ternyata mereka juga mengundang ustadz, untuk memimpin acara syukuran ini.

Acara sukuran berlangsung dengan khidmat, lalu di akhiri dengan memberikan santunan pada anak yatim.

Setelah acara sukuran selesai dan beres beres, mamah dan yang lain pamit untuk pulang. Dan tersisalah khanza dan abizar, beserta bi siti dan mang dadang itupun mereka langsumg pamit untuk istirahat.

"Sayang, istirahat yu cape nih". Ucap abizar pada khanza.

"Ayo mas". Jawab khanza, mereka jalan beriringan ke kamar.

Abizar langsung duduk di pinggir ranjang dengan kepala bersandar di kepala ranjang, sedangkan khanza lebih memilih untuk membersikan diri dan berganti baju dengan piyama.

"Mas gak bersih bersih dulu". Tanya khanza pada abizar yang sedang memejamkan mata dengan posisi duduk dan kepala di sandarkan di kepala ranjang.

Bau sabun menguar di indra penciuman abizar, aroma yang sangat ia rindukan. Aroma khas sabun khanza, bukannya menjawab pertanyaan khanza abizar malah memperhatikan setiap gerak khanza.

Khanza yang sedang menyisir rambutnya merasa di perhatikan, lalu melihat dari pantulan kaca riasnya ternyata abizar yang sedang memperhatikannya dari tadi. Abizar memperhatikan begitu intens, tatapannya tidak bisa di baca.

Kutunggu Cinta Dari Lauhul MahfuzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang