bab8

2.8K 132 3
                                    

Laki laki yang baik itu paham bagaimana cara menjaga pandangan dan mengerti bagaimana seharusnya bersikap dengan wanita yang bukan mahramnya

Author pov

Abizar sangat propesional bagaimana dia bersikap, meskipun sekarang status khanza dan abizar calon suami istri itu tidak mempengaruhi sikapnya saat di kantor pada khanza. Khanza di perlakukan sama seperti karyawan yang lainnya, hanya saja abizar mengurangi tugas yang harus khanza kerjakan misalnya, harusnya khanza membuat 5 jenis laporan nah abizar hanya memberi 3 jenis laporan nah seperti itu lah.
Hari hari mereka berjalan seperti biasanya, khanza yang apabila telat akan kena semprot abizar. Khanza seperti yang sudah terbiasa kena semprot abizar, jadi santai saja menghadapinya.

Khanza pov

Saat melihat kalender betapa terkejutnya aku, hari pernikahanku dan pak abizar tinggal tersisa 1 minggu lagi. Oh, allah bagaimna ini. Tiba tiba dering hp khanza bunyi, saat melihat siapa yang menelepon ternyata tante salam tak buang waktu lama khanza mengangkat telponnya.

"Hallo, assalamualaikum tante". Ucap khanza
"Wa'alaikumssalam nak, khanza lagi sibuk gak".
"Enggak tante ada apa yaa ?".
"Oh sukurlah, nanti jam istirhat kantor ke butik yaa sama abizar. Ke butik yang kemarin itu, bajunya ini sudah jadi tinggal fiting takutnya ada yang kurang. Tante udah kabarin abizar tadi".
"Oh itu iya tante, khanza juga sudah di beri tahu tadi sama pak abizar". Di sebranga sana tante salma terdengar terkekeh.
"Kamu ini udah calon istrinya abizar, masih aja panggil dia bapak". Aku jadi salah tingkah mendengarnya, iya juga ya.
"Ehh.. itu tante anu". Bingungkan jawabnya
"Khanza gak enak aja ini kan masih di area kantor takutnya nanti ada yang dengar". Dan lagi tante salma hanya tertawa mendengarnya.
"Hhahaha.. ada ada aja kamu ini, ya sudah cepat ke sini yaa. Tante tunggu di butik sama mamah kamu".
"Ya sudah kalau begitu tante, assalamuakaikum".
"Wa'alaikumsalam nak". Sambungan telponpun terputus.

Akupun ke butik bersama pak abizar dan nala juga ikut supaya aku dan pak abizar tidak berduaan aja di dalam mobil, jalanan tidak begitu macet seperti biasanya jadi bisa lebih cepat sampai ke buti.

"Khanza sini nak, abizarnya mana ?". Ucap tante salma.
"Pak abizar lagi parkir mobil dulu tante".
"Oh iya, ya udah yuk, kita coba bajunya". Ajak mamahku.

Setelah aku mencoba ganti baju di ruang ganti aku keluar dari ruang ganti, di luar ada mamah, tante salma, nala dan pak abizar. Saat aku keluar semua oramg melihatku apa lagi pak abizar, dia menatapku tapi tidak begitu lama da langsung menundukan pandangannya. Apa aku terlihat aneh ya memakai baju ini.

"MasyaAllah anak mamah, cantik sekali kamu nak". Ujar mamah
"Ya ampun masyaAllah menantuku, anggun sekali. Gaunnya sangat pas di tubuh kamu, kamu sangat cantik sekali khanza".
"Iya betul pak abizar aja sampai lupa nafas tadi za". Ucap nala dan langsung membuat pak abizar mengangkat pandangannya..
"Hehe.. damai pak damai becanda ko hehe..."
Aku hanya menggelengkan kepala melihat tingkah konyol sahabatku itu.

Abizar pov

Saat aku tiba di butik, almira sedang mencoba gaun yang akan almira kenakan saat acara nanti, ketika aku sedang mengecek laporan dari handphone pintarku almira keluar dari ruang ganti. Subhanallah cantik sekali ucapku dalam hati sampai jantungku berdetak lebih cepat dan rasanya akan copot dari tempatnya. Untung aku langsung sadar atas tindakanku, dan sialnya sahabat kesayangan almira memergokiku mana malah bicara seperti itu lagi, bikin malu saja.

Khanza pov

Setelah selesai mencoba baju, kami memutuskan untuk kembali ke kantor dan melanjutkan pekerjaan masing-masing.

"Almira bagaimana kalau kita makan siang dulu, kalian pasti belum makan siangkan ?" Tanya pak abizar padaku, berhubung aku sangat lapar aku menerima saja tawarannya.
"Iya boleh pak". Mobilpun berhenti di salah satu restoran terkenal di sini.
Kami memesan makanan, aku dan nala berbincang lebih tepatnya nala yang terus saja mengajaku untuk bicara dengannya, pak abizar sekali-sekali ikut dalam pembicaraan kami karena memang aku dan nala membicarakan masalah kantor. Mungkin lebih tepatnya pegawai kantor.

"Eh tahu ga za denger denger si wildan itu yang bagian staf keuangan katanya dia akan melamar si melani yang satu difisi sama aku itu loh". Nah kan gak penting banget kan yang di bahas nala.
"Emang kenapa ?". Jawabku asal karena jujur aku meles kalau sudah membicarakan hal yang gak penting gini bukan urusan aku.
"Ih tapi kata orang si melani itu pacarannya sama si dani yang ganteng putih itu loh".
"Iya teruss ?".
"Ya aku aneh aja, si melani pacaran lamanya sama si dani masa nikahnya sama si wildan".
"Gini ya nala sayang, itu namanya bukan jodoh. Udah deh gak usah pusing pusing mikirin orang lain mending kamu urisin kisah cinta kamu, biar kamu cepet cepet Sold out".

وَعَلَيْكَ بِخَاصَّةِ نَفْسِكَ

“Hendaknya engkau sibuk dengan urusan privasimu.”(HR. Ath-Thabrani no. 13)

مَنِ اشْتَغَلَ بِمَا لا يَعْنِيهِ فَاتَهُ مَا يَعْنِيهِ

“Barangsiapa yang sibuk dengan perkara yang tidak bermanfaat bagi dia maka banyak perkara yang bermanfaat yang luput dari dia.”

"Iya deh iya ngerti yang sebentar lagi mau sold out".

"Sudah sudah itu makanannya sudah datang, mari kita makan". Ucap pak abizar mengengahi.
Kamipun makan dalam diam, setelah selesai kami memuruskan untuk kembali ke kantor.

Setelah di kantor aku langsung memfokuskan otakku untuk membereskan pekerjaanku, biar aku bisa pulang tepat waktu rasanya aku malas sekali kalau harus lembur.

Jam sudah menunjukan pukul 15:00 sudah waktunya pulang, alhamdulillah untuk kerjaanku beres tepat waktu. Aku langsung membereskan perlekapanku.

"Khanza pulang bareng yo, aku gak bawa mobil soalnya".
"Loh kenapa tumben".
"Iya nih tadi lagi males jadi di antar deh".
"Ohh ya udah ayo kita pulang".
"Eh tapi kita ke mall dulu yu, kayanya udah lama deh kita gak jalan-jalan bareng". Aku berfikir sejenak, sebenarnya aku malas dan ingin langsung pulang. Berhubung memang sudah lama kita gak jalan bareng akhirnya aku setuju
"Ok tapi kamu yang bawa mobilnya ya, aku lagi males".
"Ok, ayo kita kemon". Kamipun jalan beriringan ke parkiran.

Setelah puas berkekiling di mall kami memutuskan untuk pulang.
Huuufffftttt rasanya cape sekali, untung besok libur, aku berbaring di kasur kesayanganku dan memejamkan mataku namun tiba-tiba ponselku berdering, saat aku melihat siapa yang menelpon rupanya nomor baru.

"Hallo, assalamualaikum". Hening tidak ada jawaban.
"Hallo, maaf ini dengam siapa ya ?". Hening, aku mumutuskan untuk menetup telponku, saat aku akan menutupnya di sebrang sana menyaut.
"Khanza". Deg, suara itu. Aku langsung bangun dari tidurku, jantungku langsung berpacu lebih cepat, suara yang pernah sangat aku rindukan, suara yang slalu buat jantungku bergetar saat mendengarnya, suara yang aku tunggu selama ini. Tidak mungkin salah aku mengenali suaranya.









Siapa kira kira yang menelpon khanza, tunggu di kisah selanjutnya😊😉
Mohon maaf bila ada typo berkeliaran😂
Semoga kalian gak bosen ya sama ceritanya, jangan lupa tinggalkan jejak vote dan komentarnya. Terimakasih
Slmt beristirahat😉💞

Kutunggu Cinta Dari Lauhul MahfuzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang