Bab16

2.7K 125 2
                                    

Dalam diam aku menangis, dalam tangis aku ingin tersenyum karena dalam senyum aku akan menemukan sebuah ketenangan

🌼🌼🌼

Pagi ini kami memutuskan untuk sarapan di restoran hotel, dan setelah sarapan akan berjalan jalan ke beberapa tempat di sini seperti danau jenewa, rapperswil atau si kota mawar dan beberapa tempat lainnya.

"Sayang, hari ini mau kemana dulu ?". Tanya abizar padaku.
"Aku mau danau jenewa dulu, danau itu terkenal sangat indah aku mau ke sana".
"Ok, setelah kita sarapan kita langsung ke sana. Sekaramg habiskan dulu sarapannya".

Setelah sarapan selesai, kami langsung meluncur ke tempat tujuan wisata kami.

MasyaAllah, indah sekali tempat ini, aku terpaku di posisiku. Melihat indahnya pemandangan yang ada di hadapan mataku.

"Kamu suka sayang pemandangannya". Ucap abizar yang tiba tiba di sampingku.
"Suka, aku suka banget pemandangannya indah".
"Kita naik kapal yuk, keliling danau".
"Ayo". Kamipun menaiki sebuah kapal.

Banyak turis dari berbagai manca negara yang datang ke tempat ini, mungkin mereka juga sedang berlibur.

Selama di danau jenewa kami banyak becanda, dan bercerita banyak hal. Bercerita tentang masa masa kecil aku dan masa kecil abizar, sampai masa masa kami sekolah.
"Oh iya mas, mas dulu pernah pacaran ?". Tanyaku padanya, entah kenapa pertanyaan itu meluncur begitu saja dari mulutku. Namun mas abizar tidak langsung menjawab dia tampak terdiam.

"Entahlah, cuman waktu itu aku pernah mejalin sebuah komitmen. Ah sudahlah gak usah di bahas, itu kan hanya masalalu gak ada gunanya kan ngebahas sesuatu yang udah lalu". Ucapnya dengan tenang, tapi entah kenapa aku merasa ada sesuatu di masalalunya. Ah sudahlah aku gak mau su'udzon sama mas abizar nambah nambah dosa aja.

Kamipun melanjutkan jalan jalan kami, kami mengambil beberapa foto di sini dan membeli beberapa oleh oleh.

Setelah kita kembali dari jalan jalan tadi, aku langsung membersihkan diri dan sekarang giliran mas abizar yang mandi. Namun hp abizar berdering ada panggilan masuk dari nomor tak di kenal.

"Nomor siapa ini, angkat jangan ya ? Mas abizar lama banget lagi di toiletnya". Saat aku akan mengangkatnya panggilan terputus, Namun tak berapa lama panggilan dari nomor yang sama lagi.

"Sepertinya memang pentimg lebih baik aku angkat saja". Berdialog pada diri sendiri.

"Assalamualaikum, maaf ini dengan siapa ya ?". Tanyaku pada orang di sebrang sana, namun tak ada sahutan darinya.

"Hallo ?".
"Maaf ini dengan siapa ?". Hening tak ada sahutan lagi, lalu panggilan terputus, mungkin orang salah sambung gumamku pada diri sendiri.

Aku berdiri di balkon kamar ini, menikmati suasana malam disini.

Aku berdiri di balkon kamar ini, menikmati suasana malam disini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kutunggu Cinta Dari Lauhul MahfuzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang