bab15

2.4K 134 3
                                    

Pada akhirnya semua kehawatiran itu, kegelisahan itu, ketidak tenangan hatimu itu, akan berujung pada sebuah pertanyaan sederhana :
"Dimana kau letakan Allah di hidupmu, dihatimu ?".

💞🌼💞

Ya ampun kamar kami persis seperti pengantin baru, padahal kami sudah satu minggu menikah.

"Mas kita gak salah masuk kamar kan ?". Tanyaku pada mas abizar, tanpa mengalihkan pandanganku dari kamar tidur kami.

"Aku rasa tidak, sepertinya mamah memang ingin cepet cepet punya cucu". Dengan gerakan spontan aku langsung menoleh ke arahnya, dan mataku membulat secara sempurna.

"Kenapa sayang apa ada yang salah ?". Tanyanya padaku sambil menaik turunkan alisnya dan tersenyum jail padaku.

Haduh dari pada terus meladeni ocehannya lebih baik aku masuk ke kamar dan bersih bersih, rasanya badanku sudah lengket dan sangat lelah sekali.

Aku langsung mekesat ke kamar mandi, setelah menyelesaikan ritual mandiku aku langsung ke ruang ganti dan membuka lemari. Allahu akbar, aku lansung takbir karena terkejut saat melihat isi lemari yang isinya lingerie semua dan beberapa baju gamis untuk berpergian. Aku mau tidur masa aku harus pake salah satu dari gamis itu, oh Allah.

Setelah pencarian sekian lama, akhirnya aku menemukan baju yang sedikit tertutup. Ralat tertutup di sini maksudnya, bahannya agak banyak tidak seperti yang lainnya yang kekurangan bahan. Aku yakin meskipun pakaian pakaian ini kurang bahan, dan berbahan tipis cenderung transparan tapi harganya pasti mahal.

Duh aku keluar jangan ya, mas abizar nanti bilang apa coba liat aku pake baju kurang bahan gini. Mamah ada ada aja masa lemarinya di isi sama baju baju kurang bahan gini, dengan mengucap bismillah aku membuka pintu dan mulai melangkahkan kakiku. Semoga mas abizar gak aneh melihat aku pakai baju seperti ini.

Aku keluar dari kamar sambil menundukan kepalaku, aku gak berani melihat wajah mas abizar. Tapi setelah lama aku keluar aku tak mendengar sepatah katapun yang keluar dari mulut mas abizar, apa dia tidur. Karena penasaran aku memberanikan diri mengangkat kepalaku dan ok sepertinya aku salah langkah karena mengangkat kepalaku. Buktinya dia tidak tidur, yang ada dia sedang menatapku dengan intens.

Entah apa yang dia pikirkan, yang pasti jantungku sudah melonjat lonjat di tempatnya. Jujur aku gugup di tatap seintens itu.

"M.. m.. maas.. khan.. khanza gak cocok ya pake baju ini. Ya udah kalau gitu khanza ganti lagi deh, soalnya di lemari cuma ada baju seperti ini semua". Ucapku tergagap, karena sungguh aku gugup.

"Kalau di lemari isinya cuma baju seperti itu semua lalu kamu mau pakai baju yang mana khanza". Jawabnya dengan ekspresi yang tidak bisa aku artikan, aduh iya juga ya jadi gimana ini.

Abizar mulai memdekat me arahku.

"Ehh.. anu mas.. itu.. aa". Ucapku sambil menunduk.

Tanpa aku sadari mas abizar sudah berdiri tepat di hadapanku, lalu meraih daguku agar aku mengangkat kepalaku dan melihat ke arahnya.

"Tidak perlu ganti baju, aku suka kamu pakai baju ini".

Dia mengecup keningku, aku hanya memejamkan mataku menikmatinya.

Skip

Aku terbangun saat merasa ada tangan yang melingkar di perutku, dan ternyata sudah pukul 02:56 hampir jam 3 pagi.

"Mas bangun mas udah jam 3". Ucapku membangunkan mas abizar dengan suara serak khas bangun tidur, bukannya bangun mas abizar malah mengeratkan tangannya di perutku dan tertidur lagi.

"Mas bangun udah jam 3 ayo kita solat tahajud dulu". Dia hanya bergumam gak jelas tanpa membuka matanya.

"Ihh mas ayo bangun". Ucapku sambil melepaskan tangannya yang melingkari perutku.

"Iya ini udah bangun". Ucapnya tanpa membuka matanya.
"Ih apanya yang udah bangun, itu matanya masih merem. Ayo bangun mas mandi".
"Iya iya ini udah nih udah bangun, ya udah kamu duluan aja sana yang mandi".
"Ya udah tapibgak boleh tidur lagi ya".
"Iya siap laksanakan perintah".

Langsung saja aku bergegas ke kamar mandi, dan setelah selesai aku melihat mas abizar yang duduk sambil bersandar di kepala ranjang dengan mata yang masih terpejam.

"Mas cepet mandi, aku udah selesai".
"Ko cepet mandinya ?". Tanyanya padaku
"Udah cepet mandi biar aku siapin sejadahnya".
"Iya tunggu ya". Lalu dia bergegas ke kamar mandi.

Tak butuh waktu lama mas abizar keluar dari kamar mandi, lalu memakai baju dan sarung lengkap dengan pecinya.

"Ya udah aku ambil wudhu dulu ya mas".
"Iya". Ucapnya sambil tersenyum padaku.

Kamipun melaksanakan solat tahajud berjamaah, aku mengaamiinkan setiap doa yang mas abizar ucapkan.

Mimpiku, keinginanku terwujud jadi nyata, aku melaksanakan solat tahajud berjamaah bersama imamku. Imam dunia akhiratku, imam yang insyaAllah akan membimbingku sampai ke jannah-Nya.

Tak terasa air mataku menetes, aku sungguh bersyukur atas semua nikmat yang telah Allah berikan padaku.

Setelah selesai sambil menunggu adzan subuh, aku dan abizar mengaji seperti biasa. Berada di negara lain bukan berati kita akan meninggalkan kebiasaan kita, dan ibadah kita.




Assalamualaikum😄
Mohon maaf part ini lebih pendek dari part part sebelumnya.
Terimakasih untuk yang masih setia membaca samapai sejauh ini😄 semoga gak bosen yaa. Dan tetap jadikan Al-qur'an sebagai bacaan yang paling utama.
Jangan lupa kasih bintang dan komentarnya, belajarlah untuk menghargai karya oranglain😉😄😄

Kutunggu Cinta Dari Lauhul MahfuzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang