bab12

2.8K 116 1
                                    

Aku belajar satu hal dalam masa pencarian bahwa mustahil mencari membuahkan hasil, bila Allah tidak mempertemukan

***

Hari ini aku sudah tinggal di rumah abizar, bersama keluarganya juga untung saja aku tidak bangun kesiangan bisa malu aku kalau sampai kesiangan.

Saat bangun tidur aku langsung melesat ke dapar, dan saat di dapur sudah ada bi iyem asisten rumah tangga keluarga ini dan juga ada tante salma ibu mertuaku.

"Assalamualaikum, selamat pagi tante. Wah masak apa nih tan ?". Ucapku, tante salma tersenyum hangat padaku dan menghentikan aktifitasnya sejenak yang aku lihat dia sedang mengupas bawang.

"Wa'alaikumsalam nak, kok manggilnya masih tante aja sih ?". Aku tersenyum kaku, karena jujur saja aku belum terbiasa jadi kadang suka keceplosan bilang tante.

"Hehehehe... Iya tante ehh mamah maksudnya, khanza suka khilaf". Tante salma tersenyum sambil berkata.

"Ya sudah tidak apa apa nak, tapi di biasain manggilnya mamah ya".
"Iya mah, oh iya masak apa mah. Ada yang bisa khanza bantu ?".
"Ah ini bikin nasi goreng buat sarapan pagi ini".
"Ohh ya sudah, biar khanza aja yang lanjutin mah. Kalau cuman nasi goreng aja mah insyaAllah khanza bisa".
"Tidak usah nak, udah biar mamah aja kamu cukup duduk aja di sini temenin mamah ngobrol. Soalnya bi iyem mau ke pasar".
"Ohh iya iya, bi iyem ke pasarnya sama siapa mah ?".
"Itu di antar mang asep, oh iya abizar udah bangun kan ?"
"Udah ko mah dari tadi subuh malah bangunnya".
"Ohh sukurlah, dulu waktu abizar masih kecil dia paling susah di bangunin kalau subuh". Kamipun bercerita tentang abizar waktu kecil dari yang masih suka ngompol di kasur, abizar yang beranjak remaja, kemudian dewasa, dan sampai sekarang.

Karena keasikan bercerita, tak terasa hidangan untuk sarapanpun sudah siap.

"Biar khanza aja mah yang bawa ke meja makan".
"Ya sudah kalau begitu, mamah mau panggil papah dulu".
"Iya mah".

Ketika aku menata makanan di meja makan, abizar datang dari belakang mengejutkan aku.

"Assalamualaikum, selamat pagi sayang. Lagi apa nih". Ucap abizar tiba tiba datang dari belakangku, sambil memeluk pinggangku sontak membuatku kaget.

"Ishh mas lepas ini tangannya, nanti kalau ada yang liat gimana". Ucapku padanya, namun dia tidak menggubris sedikitpun ucapanku.

"Mas ini tangannya lepas, susah aku mau nyiapin buat sarapan". Ucapku sambil berusaha melepaskan kingkaran tangannya dari perutku.

"Ekhm, wah sepertinya kita datang terlalu cepat". Suara mamah dari arah belakang kami, tuh kan abislah aku demi apapun aku malu sekali.

Abizar akhirnya melepaskan tangannya dari perutku lalu berdiri di sampingku.

"Iya mamah memang terlalu cepat datangnya". Ucap abizar sambil mengedipkan sebelah matanya padaku, yang langsung membuat mataku melotot padanya dan dia malah cengengesan gak jelas nyebelin.

"Apaan sih mas, mah pah mari sarapan sudah khanza siapkan". Aku berusaha mengalihkan pembicaraan.

Kamipun sarapan bersama dengan khidmat.

Kutunggu Cinta Dari Lauhul MahfuzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang