bab6

3K 155 3
                                    

Ketika kamu memilih seseorang karena kebaikan agamanya sesungguhnya kamu telah memilih jalan untuk selangkah lebih dekat dengan surga

Saat aku sudah di bawah aku langsung duduk di sofa panjang bersama mamah, tante salma dan om handoko langsung menyapaku dengan ramah aku pun membalas sapaan mereka dengan ramah juga.

Tak perlu waktu lama berbasa-basi, om handoko langsung menyampaikan maksud kedatangannya berkunjung kerumahku.

"Seperti yang sudah saya jelaskan tadi surya maksud kedatangan kami sekeluarga". Ucap om handoko pada papah.
Jujur aku merasa aneh tidak biasanya om handoko berbicara formal seperti itu pada papah, biasanya mereka berbicara dengan dengan bahasa yang santai tidak formal seperti ini.
"Kalau saya sebagai orang tua khanza setuju setuju saja apalagi saya sudah mengenal abizar dari dia masih kecil, tentu saya sudah tau betul dia. Tapi semua keputusan ada di tangan anak saya khanza, karena walau bagaimanapun dia yang akan menjalani". Ucap papah yang membuatku semakin bingung. Semua mata jadi tertuju padaku.

"Jadi begini khanza maksud kedatangan om bermaksud ingin menghkitbah khanza untuk abizar anak om, apa khanza bersedia ?". Jujur aku sangat terkejut mendengarnya.

Aku menatap ke arah papah dan mamah bergantian, mamah yang seolah mengerti merangkul pundakku dan berkata
"Jujur mamah dan papah pasti akan sangat senang kalau khnza mau menerima khitbah nak abizar, tapi semua keputusan ada di tangan khanza. Mamah dan papah gak maksa khanza".
Jujur aku bingung sekali harus mengambil keputusan apa

"Om, tante, pak abizar, mamah dan papah. Sebelumnya khanza mau minta maaf ini terlalu mendadak untuk khanza. Kalau boleh khanza mau minta waktu satu minggu untuk memikirkan semuanya, dan insyaAllah satu minggu lagi khanza akan memberi jawaban khanza". Ucapku dan aku langsung menundukan kepalaku, aku takut mereka kecewa. Namun tante salma menghampiriku dan duduk di sampingku sambil meramgkulku.
"Tidak masalah nak, tante mengerti khanza. Khanza pikir pikir dulu ya nak".
"Tante maafin khanza ya, khanza gak bisa kasih jawabannya sekarang".
"Sudah sudah tidak masalah nak". Tante salma memang begitu baik dan pengertian, dari duku dia selalu baik.
Setelah itu kami berbincang bincang ringan papah, om handoko dan pak abizar membicarakan masalah bisnis, mamah dan tante salma entah membicarakan apa dari tadi mereka asik dengan dunia mereka sedangkan aku hanya bergelut dengan pikiranku, jawaban apa yang akan aku berikan.

Jam sudah menunjukan pukul 22:30 keluarga om handoko memutuskan untuk pamit pulang. Sebenernya sih aku mau membicarakan tentang khitbah pak abizar dulu ke mamah dan papah, karena sudah malam jadi kayanya besok aja.
"Pah, mah khanza pamit ke kamar ya". Ucapku
"Iya kamu istirahat ya nak". Ucap mamah sambil tersenyum hangat
"Iya mah". Jawabku

Namun setelah di kamar aku tidak bisa tidur, rasanya kepalaku hampir mau pecah memikirkan jawaban apa yang harus aku berikan.

Pukul 03:05 aku terbangun dan melaksanakan solat istikharah, untuk meminta petunjuk kepada Allah.
"Ya allah yang maha mengetahui tunjukanlah jalanmu, berikanlah petunjukmu padaku jawaban apa yang harus aku pilih. Yakinkanlah hatiku bila memang dia yang terbaik untukku jika memang dialah takdirku dan jika memang nama dia yang kau tulis di lauhul mahfuz untukku. Namun jika bukan dia, tetapkanlah hatiku pada ketentuanmu".

Setelah melaksanakan solat istikharah khanza muroja'ah seperti biasa sambil menunggu adzan subuh.

Hari ini aku berangkat ke kantor seperti biasa, jangan kira sikap pak abizar padaku akan berubah setelah dia kemarin datang kerumah untuk mengkhitbahku karena nyatanya sikap dia tetep dingin dan sedekit menyebalkan, ralat bukan sedikit menyebalkan tapi memang menyebalkan.

Kutunggu Cinta Dari Lauhul MahfuzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang