1 Bulan

14 2 0
                                    

Dia... seseorang yang sederhana
Dengan setianya Ia masih disini
Bersamaku melewati banyak hari
Dan aku berharap selamanya Ia akan disini.

🌻🌻🌻🌻


Tak terasa, Gibran dan Felya sudah 1 bulan tinggal bersama di bawah atap yang sama dan di dalam bangunan yang sama. Meski begitu, keduanya belum bisa akrab seperti pasangan yang lainnya.

Felya si gadis penyayang menikah dengan Gibran seorang laki-laki cuek atau mungkin lebih terkesan dengan dingin.
Entah apa yang akan terjadi dengan rumah tangga mereka kedepannya.

Tapi yang pasti, Felya selalu berharap. Ini pernikahan pertama dan terakhir dalam hidupnya. Meski sejujurnya, sampai saat ini Felya belum mencintai Gibran.
Sementara Gibran? Ia masih bingung. Ia mencintai gadis lain, tapi Ia pun tak bisa membohongi hatinya. Ia butuh sosok istri seperti Felya. Yang penuh dengan kesederhanaan hidup tanpa pernah menginginkan kemewahan.

Suara bel tanda istirahat membuyarkan lamunan Gibran.

"Baik. Kita cukupkan pelajaran untuk hari ini. Semoga kedepannya kalian bisa sukses bersama-sama. Sampai ketemu dihari kamis selanjutnya. Selamat siang Anak-anak" ucap Pak Wandi.

"Selamat siang Pak" jawab murid-murid itu serempak.

Setelah Pak Wandi benar-benar pergi. Gibran kembali melamun. Kemudian Ia teringat sesuatu. Ya. Malam ini tepat 1 bulan usia pernikahannya. Ia tersenyum sendiri. Membuat Key teman sebangkunya menggelengkan kepalanya. Bingung.

"Lo kenapa dah Gib? Senyum-senyum sendiri. Ayan lo kambuh?" Tanya Key heran.

"Yeee... dasar peak. Ayan mana ada senyum-senyum sendiri. Yang ada dia kejang-kejang tolol" sahut Ronal

"Iya juga ya...?" Jawab Key sambil menggaruk tengkuknya yang gatal

"Iya lah. Tuh bocah kayaknya lagi jatuh cinta" sahut Ronal lagi

"Emang lo lagi naksir sama siapa Gib?" Tanya Key

" sama cewek." Jawab Gibran santai

"Laahhhh.... si anjir.. ya gue tau lo jatuh cinta sama cewek. Maksud gue siapa namanya?" Tanya Key

"Hamba Allah lah" jawab Gibran

"Hmm... udah nih.. udah.. mulai keluar aroma keustadz-ustadz an nya" sahut Ronal

"Yee lu mah sibuk ae Nal" sahut Key

"Bodo ah. Gue laper mau ke kantin. Lo semua pada mau ikut kagak?" Tawar Ronal

"Traktir gue ya Nal? Lo kan baik. Hehe" tanya Key

"Ahelah.. lo mah minta traktir mulu. Gantian kek." Jawab Ronal

"Ntar deh kalo gue udah ---" Key sengaja menggantungkan kalimatnya

"Udah apa?" Tanya Ronal to the point

"Udah jadi presiden. Hehehe..." jawab Key

"Lah lo jadi presiden? Hahaha.... rakyat lo mau dikasih makan apaan paok...? Sendirinya aja makan minta traktir" sahut Ronal

"Iya sih yaa..." Jawab Key

"Udah ah. Yok kantin ae. Gue yang traktir deh. Lo mau ikut ngga Gib" sahut Ronal akhirnya

"Enggak deh. Gue di kelas aja. Mager gue" jawab Gibran

"Oo.. ya udah. Gue duluan ya Gib" ucap Ronal kemudian Ia melangkah keluar kelas

"Gue juga ya Gib." Sahut Key

"Iya" jawab Gibran singkat.

Setelah Key dan Ronal benar-benar pergi keluar kelas menuju ke markas mereka yaitu kantin. Gibran kembali meraih ponselnya. Melihat semua koleksi foto Felya yang ada di galeri hp nya, membuatnya tersenyum.




Holaaaaa??😁🤗🤗😘 maaf nih yaaa baru sempet update. Heheee... lagi sibuk sama tugas sekolah.

Sarannya dong. Ini cerita mau dilanjut apa dihapus aja :"(
Tolong yaa.. bantuin author. Kalo kalian ngga mau kasih saran. Kan author bingung. Jadi kurang semangat mau update :"( 💔

Potek hati teteh 💔😭😭😅😆😂

See you next chap deh yaaa 😝🤗😁
Muaaaahhh 😚😙😘😗 author sayang kalian ❤😋😁

DiLyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang