Kamu tidak perlu jadi yang spesial.
Kamu teman halalku.
Bukan martabak spesial.
Apapun yang kamu ingin lakukan atau keluhkan
Aku siap jadi tempatmu untuk berbagi.
Suka dukamu semua jadi milikku juga.
-Nona1284-
Hari ini Gibran pulang sekolah lebih lama daripada biasanya. Tidak. Bukannya Ia sengaja. Gibran hanya lupa bahwa hari ini Ia masih punya tanggung jawab atas kerja kelompoknya bersama dengan teman-teman sekelasnya, yang pasti.Sementara itu Felya yang sudah mulai jengah menunggu Gibran menjemputnya pun mulai merasa kesal. Entah ada apa dengan dirinya. Yang pasti saat Gibran mulai mengulur waktu dari waktu yang Ia janjikan Felya merasa kesal dengan sendirinya.
Felya meraih ponsel yang ada di saku jaket ungunya itu.
Ia mencari nama kontak milik Gibran, dan Ia menemukannya kemudian dengan lihainya jari-jari tangannya menari bebas diatas keyboard ponsel miliknya.Felya: Assalamu'alaikum. Gib. Lo dimana?
Terkirim...
Bagus. Kini Felya sedang berharap bahwa Gibran tidak akan membatalkan janjinya untuk menjemputnya.
Ponselnya bergetar. Ia segera melihat notif yang menampilkan nama suaminya itu, Gibran.Gibran: wa'alaikum salam. Kenapa Ly?
'Kenapa? Huh? Ini dia yang nyebelin. Atau gue yang peak sih?' - batin Felya
Felya: ngga papa. Ya udah kalo lo ngga inget. Gue bisa sendiri kok :")
Gibran: kenapa dah? Coba bilang ke gue. Gue beneran lupa ini.'Great boy! Lo bener-bener nyari masalah sama macan betina kalo kayak gini. Argghhh...' Felya mulai kesal dengan Gibran. Padahal semalam dia yang berjanji akan menjemput Felya. Malam ini seharusnya mereka menginap di rumah orang tua Felya. Karna bulan lalu mereka sudah menginap di rumah orang tua Gibran.
Ya, itu sudah menjadi kesepakatan antara orang tua Felya dan Gibran. Mereka ingin mengawasi anak-menantunya bagaimana. Apakah lebih sering akrab atau malah bertengkar.
Gibran: Ly?
Gibran: lo marah?
Gibran: bales dong Ly. Gue minta maaf deh
Gibran: oke kalo lo ngga mau bales. Terserah deh. Gue lagi sibuk nih. Kerkel gue belom kelar.Felya terus membaca pesan dari Gibran, dan setelah membaca pesan terakhir dari Gibran. Felya mulai paham, Ia mengerti. Mungkin ini sebabnya Gibran lupa menjemputnya.
Felya: gue ngga marah. Iya gue maafin. Padahal tadinya gue mau ingetin lo buat jemput gue disekolah. Kan lo sendiri yang janji semalem :") tapi kalo lo nya lupa plus masih sibuk. Ya udah deh ngga papa. Gue maklumin kok. Asalkan lo beneran kerkel. Awas aja lo sampe bohongin gue. -_-
Dilain tempat Gibran yang baru ingat pada janjinya menepuk jidatnya secara reflek. Kemudian Ia melanjutkan membaca pesan dari istrinya itu. Ini yang Gibran suka dari Felya. Ia mampu memahami keadaannya.
Gibran: bini gue bawel banget dah :") tapi bagus deh. Daripada diem kek patung gagal produksi. Whahaha...
Gibran menggulum senyumnya. Entah lah Ia sendiri mulai suka dalam hal mengganggu Felya, meski selalu omelan yang kerap kali Ia terima dari Felya atas kejahilannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DiLya
RandomHanya sepenggal kisah cinta,persahabatan,dan kekeluargaan remaja SMK Warning! banyak kata pembuat mual,kram dibagian perut, dan sebagainya :") Cerita hanya fiktif belaka. Author tidak bertanggung jawab atas kebaperan dan embel-embel lainnya yang mel...