"Ketidak berdayaanku adalah ketika aku harus melupakan apa yang belum pernah aku ingat.
Sama halnya seperti mencintaimu"**Tianurhartini06**
Happy reading readers
Budayakan vote sebelum membaca :")Keluarga yang terlihat harmonis itu sudah selesai menikmati makan malam bersama.
Semua kembali pada kesibukannya masing-masing. Roni yang notabenenya adalah kepala keluarga sudah menjadi tanggung jawabnya untuk membuat keluarga nya bahagia dan menafkahi anak serta istrinya. Harus bekerja di malam hari, mau atau tidak mau Ia harus melakukannya. Demi keluarganya. Itu yang Ia pikirkan. Memang... Roni tidak bekerja kasar seperti kuli-kuli dipasar tradisional. Roni sendiri sebenarnya adalah seorang CEO disebuah perusahaan ternama di Negara ini.
Ia meneruskan perusahaan warisan dari keluarganya. Ini lah yang membuat Roni mau atau tidak mau. Suka atau tidak suka. Ia harus bekerja. Ia tidak ingin bisnisnya hancur dan Ia pun tidak ingin keluarganya menderita. Sebenarnya malam ini Roni bukan bekerja melainkan Ia akan menghadiri sebuah pertemuan sesama pebisnis yang akan membahas masalah bisnis atau bahkan keluarga.
Ratih? Jangan ditanya. Ia selalu ikut menghadiri setiap pertemuan bisnis yang melibatkan suaminya. Bukan Ratih tidak percaya pada Roni. Ia hanya takut Roni kembali tergoda seperti dulu. Karna setahu Ratih, teman-teman bisnis Roni itu sebagian adalah wanita-wanita yang masih lajang.
Kedua anak mereka? Jangan ditanya juga.
Mereka tidak pernah ingin mengikuti acara seperti itu. Bagi mereka itu hal yang sangat membosankan, terlebih lagi Eko. Dia lebih memilih diam di rumah sambil bermain play stationnya daripada harus mengikuti orang tuanya menghadiri acara seperti itu."Kalian bener nih ngga mau ikut Ayah sama Bunda?" Tanya Roni pada kedua anak-anaknya
Baik Eko maupun Feve. Keduanya tidak ada yang bersuara. Mereka hanya menggelengkan kepala sebagai jawabannya. Bukannya mereka tidak menghormati orang yang sedang mengajak mereka bicara, terlebih lagi jika itu adalah orang tua. Mereka hanya sedang fokus pada game-nya masing-masing.
"Ya sudah.. Tapi ingat. Kalian tidak boleh bertengkar selama Ayah dan Bunda tidak dirumah. Setujukan?" Tanya Ratih
"Berarti kalo Ayah sama Bunda udah pulang. Kita boleh berantem dong Bun?" Tanya Eko balik yang lebih terkesan celetukan.
"Ya ngga lah, Abang ini gimana. Kakak beradik kok berantem mulu. Emang kalian ngga capek apa berantem terus kayak gitu?" Kali ini yang bersuara adalah Roni. Sedangkan Ratih hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Heran pada celetukan putranya itu.
"Hehe... yaaa kalo abang sihh enggak Yah. Ngga tau kalo Feve" jawab Eko santai
"Kalo boleh jujur sih.. sebenernya Feve capek Yah. Berantem mulu sama Abang. Apalagi Abang ngga mau ngalah" ucap Feve
Roni tertawa. "Ya sudah kalau gitu jangan berantem. Okey?" Tanya nya.
"Iya" jawab keduanya bersamaan.
"Ya sudah. Ayah sama Bunda berangkat dulu." Pamit Roni.
"Iya Yah, Bun. Ati-ati dijalan ya Yah,Bun." Ucap Feve
"Iya sayang. Assalamu'alaikum" -Ratih
"Wa'alaikum salam" jawab keduanya
20 menit kemudian
"Dek..." -Eko
"Hmm..."-Felya

KAMU SEDANG MEMBACA
DiLya
CasualeHanya sepenggal kisah cinta,persahabatan,dan kekeluargaan remaja SMK Warning! banyak kata pembuat mual,kram dibagian perut, dan sebagainya :") Cerita hanya fiktif belaka. Author tidak bertanggung jawab atas kebaperan dan embel-embel lainnya yang mel...