🍑🍑 Tidak apa. Kau, pergi saja. Aku percaya pada takdir-Nya kita akan berjumpa (lagi) jika memang kita diciptakan untuk bersama🍑🍑
1 Minggu kemudian....
Suasana di dalam kelas Felya tidak jauh berbeda dengan kelas-kelas lain pada umumnya. Ada yang menyanyi tidak jelas. Ada yang tidur, atau bahkan sekedar menggosipi teman-temannya yang lain. Berbeda dengan Felya. Dia memilih duduk dibangkunya. Sembari memperhatikan tingkah laku mereka. Setidaknya sampai sebelum seorang Resya Attaya datang dan mengajaknya berbicara. Resya Attaya adalah teman sebangku Felya. Dia tidak secantik yang lain, apalagi pandai. Meski itu adalah kekurangannya, setidaknya Resya punya kelebihannya sendiri. Yaa... Resya memang bukan seorang santri, tapi akhlaknya tak jauh berbeda dengan seorang santri.
"Ehhh... Fev... gue punya pertanyaan nih... tapi... Lo harus jawab jujur yaa?" Tanya Resya
"Pertanyaan apalagi sih Sya?? Lo tiap hari nanya mulu. Bosen gue." Jawab Felya tidak bersemangat.
"Masya Allah... ini orang PMS apa yaaa? Jutek amat. Lecek lagi mukanya" celotehan Resya membuat Felya membelalakkan mata nya.
"Ishh... Lo tuh yaaaa Sya... reseh banget. Diem dulu napa. Lagi Bete nihh gue" ucap Felya.
"Nihh yaaa gue kasih saran buat lo. Daripada lo marah-marah kayak macan kelaperan kek gini. Mending kita shalat Dhuha. Yuk" ajak Resya
"Shalat? Lo yang tanggung dosa gue ya??" Kode Felya
"Lahh... nihh anak beneran PMS rupanya." Resya menepuk jidatnya. Kemudian Ia teringat sesuatu...
"Oohh iyaa... nih lo minum aja Miranti gue." Tawar Resya."Ngga usah Sya. Gue bawa kok ditas" tolak Felya secara halus. Sementara Resya menaikkan satu alisnya
"Yakin? Lo beli dimana emang? " selidik Resya. Tidak. Lebih tepatnya Resya tidak percaya pada ucapan Felya. Karna biasanya Felya sering merasa sok tidak enak jika merepotkan orang lain. Padahal Resya tidak merasa direpotkan sama sekali.
"Semalem, gue titip sama abang waktu dia keluar sama temen-temennya" jelas Felya.
Sontak Resya membelalakkan matanya.
"Serius lo Fev? Bang Eko beliin lo begituan? Kok bang Eko mau?" tanya Resya"Yaaa jelaslah. Orang gue jampi-jampi tuh abang gue. " ucap Felya.
Resya menggelengkan kepalanya "kok gue ngga percaya" ucapnya
"Hehe... Lo mah Sya tau aja." ucap Felya sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Semalem gue bilang. Kalo dia mau beliin gue begituan. Gue bakal kenalin dia sama lo. Hehe.. Maaf yaa Sya? "
Resya melotot tajam kearah Felya yang saat ini sedang tertawa renyah seperti tak punya dosa.
"Lo mah... Kan gue udah kenal sama Abang Lo. Udah pernah ketemu juga." tutur Resya"Lah? Masa? Kapan emang lo ketemu abang gue? "Tanya Felya.
"Selasa kemaren gue ke rumah Lo. Mau ngasih oleh-oleh dari puncak. Ehh lo nya tidur. Yang bukain pintu Abang lo. Tadinya sih Abang lo mau bangunin Lo. Tapi gue cegah aja soalnya gue buru-buru mau nganter Ummi ke Bandara" jelas Resya.
Bukannya menjawab Felya justru hanya menggangguk-anggukkan kepalanya.
Baru saja Resya membuka mulutnya hendak bertanya. Tiba-tiba Eko datang dengan ekspresi panik.
Felya yang mengetahui kedatangan sang kakak memilih berdiri kemudian melambaikan tangan.
Eko melihat lambaian tangan Felya, setelah mengedarkan pandangannya. Ia segera menghampiri adiknya itu.
"Dek. Kita harus pulang sekarang" ucapnya sembari menarik lengan FelyaFelya yang terkejut pun melepaskan pegangan tangan abangnya.
"Ada apa sih Bang?" tanya Felya. Eko menoleh ke arah Felya."Nanti abang jelasin dijalan. Sekarang kita pulang" jelas Eko.
"Sya, nanti izinin gue yaa...? Bilang aja gue ada urusan keluarga mendadak" ucap Felya pada Resya
"Iya. Hati-hati dijalan. Jangan ngebut Bang Eko. Sahabat ane kagak boleh lecet" pesan Resya pada kedua insan kakak beradik itu.
Setelahnya Felya ditarik oleh Eko
Semakin jauh
Jauh
Jauh
JauhDan menghilang dibalik dinding pertigaan sekolah ini

KAMU SEDANG MEMBACA
DiLya
DiversosHanya sepenggal kisah cinta,persahabatan,dan kekeluargaan remaja SMK Warning! banyak kata pembuat mual,kram dibagian perut, dan sebagainya :") Cerita hanya fiktif belaka. Author tidak bertanggung jawab atas kebaperan dan embel-embel lainnya yang mel...