Vote dulu sebelum baca yaaa :)
Happy reading! <3***
Sudah hari Sabtu. Penilaian Tengah Semester sudah berakhir beberapa menit yang lalu dengan pelajaran IPS. Ketika keluar dari gerbang sekolah, aku melihat travel yang dikerumuni banyak siswa. Ada Cakra juga di sana. Tim rebana benar - benar akan berangkat siang ini.
Ada Ratu, primadona sekolah yang tawanya selalu pecah dengan hal - hal receh, ada Cinta, sahabatku yang memang suaranya seperti penyanyi luar, ada Pinta, juga termasuk bintang sekolah dengan suara yang tidak main - main. Mereka pasti vokal dalam rebana.
Aku berjalan ke sebelah sekolah yang memang di sana merupakan tempat para pedagang kaki lima menjajakan dagangannya. Jajanan sekolahan berjajar di sini. Ku datangi gerobak cilok dan membelinya. Ada Aisy juga tengah membeli cilok.
"Ra, ngerjain poster mau kapan nih?" Tanyanya. Di dalam mulutnya masih mengunyak cilok dengan bumbu kacang yang belepotan di pinggir mulutnya. "Biar Senin dikumpulin terus dapat poin sepuluh." Lanjut gadis berkacamata itu.
Aku menerima seplastik cilok dari tangan penjualnya. "Yaudah, nanti pulang sekolah aja. Kayaknya Sabtu pada free 'kan?"
"Oke. Nanti aku kabar - kabar di grup deh." Kata Aisy. Aku mengangguk dan pergi karena kulihat papa sudah datang dengan motornya.
Sebenarnya aku begitu malas untuk kerja kelompok hari ini. Karena hari ini hari Sabtu, weekend dan jatahku untuk berguling - guling tak jelas di atas kasur. Tapi, untuk mencegah membalas chat dari Cakra, aku harus menyibukkan diri.
Misal anak itu menanyakan basa - basi seperti biasa; sudah makan? atau sekarang lagi apa? Nafas ya? Aku bisa menjawabnya dengan; aku lagi sibuk, nanti ya. Karena memang kalau aku terus - terusan berkomunikasi dengannya, akan datang rindu yang berakhir pilu.
Sesampainya di rumah, aku melihat bunda duduk di sofa depan tv. Tangannya sibuk mengutak - atik remote tv, mengganti channel yang sesuai seperti keinginannya. Bunda memang pulang lebih awal di hari Sabtu. Kecuali kalau memang ada tugas tambahan atau lembur.
"Halo bun." Aku memeluk bunda dari belakang.
"Halo. Udah pulang? Ganti baju habis itu makan sana." Kata bunda. Aku mengangguk dan masuk ke dalam kamar.
Kerja kelompok di rumah Nofah, sore ini pukul setengah tiga. Segeralah aku mandi, makan siang, mengerjakan beberapa PR, dan pukul setengah tiga kurang lima menit abang ojek sudah berhenti di depan rumah dengan jaket hijaunya yang apabila terkena angin akan menggembung.
"Bunda, Rara berangkat ya. Assalamu'alaikum!" Ujarku sembari mencium punggung telapak tangan bunda.
"Iya nduk, Wa'alaikum Salam."
Berangkatlah aku ke rumah Nofah dengan abang ojek online yang lebih banyak diam daripada yang mangkal di sekolah, yang banyak tanya ini - itu.
Setibanya, Nofah sedang duduk - duduk di teras rumahnya. Katanya aku yang datang paling awal. Yasudahlah. Aku masuk dan mulai menyiapkan peralatan gambar.
Tak lama kemudian, teman - teman yang lain datang. Aisy yang berkacamta, Zakiyyah yang alimnya bukan main, Dita teman satu bangku, Sinka si keturunan Jepang, Falah yang merupakan teman satu bangku Nofah, dan Renata seorang perempuan yang jiwanya ke laki - lakian.
"Oke, kita mau bikin apa?" Tanyaku.
"Bentar, aku search di internet dulu." Kata Aisy dan membuka HP.
"Hiii aku hotspotin dong," kata Nofah.
"Ih aku juga mau dong." Kata Sinka.
"Aisy Rena mau." Katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember
Teen FictionKisah hujan dan kehilangan - kehilangannya. Termasuk kehilangan kenangannya.