[-23] Pamit

62 14 0
                                    

"Aku hanya lelah. Lelah dengan semua kenyataan yang makin mengejutkan."

-Rain-

***

Aku berlari sekencang mungkin. Derapan langkahku menggema pada lorong - lorong. Di tangan kananku tergenggam sebuah kertas putih berisi kumpulan huruf - huruf yang akan menjadi sebuah film.

Ketika memasuki kelas, Najma sudah berdiri di depan kelasku dan mengumumkan lomba - lomba yang akan dilaksanakan pada classmeeting nanti.

"Untuk lomba film pendek, setiap kelas mewakili 10 anak. Nah lombanya per angkatan. Jadi bisa kerja sama dengan kelas lain." Jelas Najma.

"Sekarang Rain yang mengumpulkan data buat siapa aja di kelas ini yang mau ikut film pendek." Kata Najma.

Aku segera berkeliling sembari mencatat nama anak yang ikut film pendek.

"Deksa ikut, Wahid ikut. Siapa lagi?" Tanyaku sambil menorehkan pena di atas kertas putih.

"Cakra ikut!" Kata Deksa. Aku mencatat namanya.

"Eh enggak! Aku gaikut!" Ujar Cakra berteriak.

Aku malah gemas sendiri melihatnya.

"Pas 10 anak. Nanti dirapatkan pulang sekolah, ya." Kataku lalu berjalan menuju Najma yang masih menjelaskan di hadapan teman - teman.

"Woy Ra! Aku gaikut!" Kudengar Cakra berteriak di belakang. Namun aku tidak peduli dan menyerahkan kertas berisi 10 anak itu ke Najma.

"Yasudah. Sekian. Wassalamu'alaikum." Najma keluar dari kelasku.

Beberapa hari lagi akan dilaksanakan PTS atau Penilaian Tengah Semester 1. Biasanya setelah Penilaian Tengah Semester maka akan ada jeda selama tiga hari atau biasa disebut dengan classmeeting. Di dalam classmeeting itu akan diadakan lomba - lomba untuk memeriahkan suasana jeda.

Sastra juga mengadakan lomba - lomba. Seperti membuat puisi, drama, dan beberapa lomba lainnya yang di salah satu lombanya ada lomba film pendek per angkatan. Setiap angkatan wajib mengirimkan film pendek yang berdurasi maksimal 20 menit.

Aku, seorang Rain menjadi ketua panitia perlombaan kali ini. Tanggung jawabku begitu besar. Tidak boleh ada lalai dalam penugasan ini.

Tapi sebelum memikirkan jeda setelah Penilaian Tengah Semester, aku harus fokus terlebih dahulu pada Penilaian Tengah Semester yang akan dilaksanakan hari Senin esok.

"Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh." Bu Fitri memasuki kelas.

Serempak sekelas mengeluarkan buku dan menjawab salam.

"Wa'alaikum Salam Warahmatullahi Wabarakatuh."

"Tugas akhir kalian di bab ini adalah membuat poster. Jadi ibu akan beri poin 10 untuk kelompok yang hari pertama setelah PTS langsung mengumpulkan. Sampai terakhir hari Sabtu, poinnya cuma 2, temanya bebas."

Namanya juga sekolah, tidak ada tugas, tidak ada tantangan di dalamnya.

Mendekati PTS, tugas - tugas bukannya diringankan malah semakin menumpuk. Soal - soal latihan untuk PTS berserakan di meja belajarku sehingga membuat bunda yang sesekali masuk ke dalam kamar berteriak dan mengataiku anak perawan yang pemalas.

Harusnya aku berkata padanya bahwa yang dimarahi bukanlah anaknya ini, tapi guru - guru yang memberikan latihan soal berupa lembaran fotokopian. Belum lagi kisi - kisi yang tiap harinya memakan uang jajan. Sungguh itu membuat meja belajarku penuh dengan kertas.

RememberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang