9-Warna Baru

27 1 0
                                    

I got all I need when I got you and I

I look around me, and see sweet life

I’m stuck in the dark but you’re my flashlight


(Flash Flight-Jessie J)



"Serius kalian udah jadian? "

Pertanyaan Hilda di group whatsapp, saat aku menguoload foto Dimas di instagram ku, dan caption nya tertulis

Thank you for choosing me to be your lover, and you must know I love you always and hopefully forever. Dan Dimas pun memberi emoticon ❤ pada kolom komentar. "Kenapa? Masih mau ngingkarin janji" Aku tertawa terkekeh setelah memberi balasan pada chat Group Whatsapp. Aku tahu kalau ini hanya candaan Hilda saja, Hilda seorang istri pengusaha mapan mana mungkin menolak membelikan sebuah tiket untuk hanya menonton Kahitna, jangankan 1 tiket, 10 pun dia akan mampu. Hilda istri pengusaha kaya yang punya 3 rumah mewah dibekasi, dan semuanya dia kontrakan untuk keperluan syuting sinetron, dan uangnya dipakai Hilda untuk bersenang-senang, yah ibaratnya hanya sebagai uang jajan untuk Hilda. Ditambah 2 minimarket di bekasi, 3 di jakarta dan dimana lagi entah. "Janji adalah hutang" Qorri ikut mengompori"Kalau gitu gue ngutang aja yah, anggap aja itu janji" Percakapan konyol antara Aku, Hilda, dan Qorri. "OKeee.. Tapi pajak jadian ada kan ya... " Aku tertawa. Kedua temanku ini memang konyol sejak duluh. Aku jadi ingat kejadian waktu kami kuliah duluh. Saat itu.. Aku, Qori, dan Hilda sedang mengendarai motor bersama-sama untuk relaxing ke daerah sukabumi. Hilda dan aku berboncengan bergantian, sementara Qori mengendarai motor sendiri. Hilda saat itu yang mengendarai motor, sedangkan aku dibonceng nya. "Hil.. Brondong" Ujarku yang melihat seorang anak berseragam putih Abu-Abu mengendarai motor satria. Dengan wajah yang tertutup Helm, aku tetap yakin kalau bocah ini pasti tampan. Saat bocah itu berhenti, Hilda pun berhenti tepat dekat bocah itu. Aku kaget, Qori pun jadi ikut berhenti. Bocah lelaki berseragam putih abu-abu itupun melepaskan helm nya, dan memperhatikan kami. Dan benar, bocah itu tampan. "Kok berhenti Hil? Tanyaku bingung. Dan Hilda pun menjawab santai "Katanya tadi brondong tuh. Ya udah gue berhenti" Rasanya aku ingin mencakar wajah Hilda. Hilda dan Qori adalah teman terbaikku. Aku belum menjadikan mereka berdua sahabat, karena... Yah karena aku merasa sahabat bukan hanya mengajakku tertawa bersama, tapi bisa menjadi pendengar, dan pemberi masukkan yang baik. Dan Sahabat juga bisa marah saat sahabatnya melakukan kesalahan. Seperti Jihan kepadaku. Aku yakin.. Jihan tak seperti Qori dan Hilda menanggapi hubunganku dengan Dimas. Bahkan mungkin bukan hanya Jihan. Keluargaku dan orang terdekat ku lainnya. "Omaygat aku nggak boleh berfikir sejauh itu. Ini hanya hiburan" Bathinku

Ketika ada sebuah alasan untuk kita bersama, maka tak perlu banyak alasan untuk mengubah sebuah alasan yang seharusnya sudah kita jalanin (Dimas)


Aku tersenyum membaca sebuah kutipan Dimas di akun Facebook nya. Aku sadar dan amat sadar, kalau kami takkan bisa bersatu. Kami belum pernah bertemu, dan kami juga punya keyakinan yang berbeda. Tapi entah mengapa.. Perasaan membawa kami menuju hal baru, dan cerita baru. "Sha.. Kita video call yuk" Kulihat wajah kekasihku untuk pertama kali nya saat video call. Lelaki ini terlalu muda untukku. Tapi, Dimas.. Dimas tak mempermasalahkan apapun yang melekat pada diriku. "Rambut kamu sepanjang apa Sha? " Aku tertawa dan mengedipkan mata "Ada deh... " Dimas memonyongkan bibirnya. Aku selalu mengenakan Jilbab, dan tidak melepaskannya saat dimanapun, apalagi Saat video call dengan Dimas Saat ini. "Kamu sejak kecil yah pake Jilbab? " "Enggak kok baru dua tahun lalu" "Serius? " Aku mengangguk. "Kamu mau aku bawain oleh-oleh jilbab dari makassar" Aku tertawa. "Serius.. Besok kan aku berangkat ke Jakarta dari Makassar, aku beliin kamu jilbab ya. Kamu suka warna apa? " "Apa aja Dim. Kamu aja yang pilihin warna, corak, dan modelnya" "Okeee.. Siyap perintah nyonya Dimas Adriel Prabaswara" "Kok nyonya sih? " "Emang nggak mau jadi nyonya Dimas? " Aku tersenyum, hatiku bagai dibawa terbang ke angkasa. Sebuah warna tercipta dari percikan-Percikan kebahagiaan (Sharena)

Dear Tuan Popeye (Surat Cinta Berkala)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang