22-Takkan Pernah Bisa

22 0 0
                                    

Bukan ini bukan salahmu ini bukan karenamu tapi aku kamu telah beri semua yang terbaik darimu selalu tapi aku tak bisa

(Audy)


Setiap hari ada yang berubah dalam hidup seseorang, entah itu kesedihan atau kecewa ataupun bahagia yang bertabur kecewa. Ahh aku terlalu banyak mengandai-andaiakan kata. Seandainya semua orang bisa paham bahwa kehidupan itu layaknya perputaran rollercoaster, seandainya semua orang mengerti kalau perputaran rollercoaster itu tidak semuanya menakutkan, bisa jadi menyenangkan bagi yang kecanduan.

Dan aku...

Aku merasa rollercoaster yang sedang aku naiki ini berjalan lambat, bahkan sangat lambat. Tapi aku menikmati tiap putaran nya, menikmati tiap detak-detak ketakutan dan teriakan dalam hatiku.

"Dimas kapan pulang? " Pertanyaan Hilda membuyarkan lamunan ku. Aku terlalu banyak melamun akhir-akhir ini. Kepergian Dimas untuk kembali bekerja ke Arab Saudi membuat ku semakin kalut dan galau.

2 bulan tak terasa Dimas disana, aku tidak tahu kapan kami akan melepas rindu lagi seperti beberapa bulan lalu.

Kebohongan kami sudah terlalu jauh, bahkan Bang Dikta sudah masuk dalam perangkap labirin yang kami buat.

Bang Dikta mungkin saja bisa mundur, tapi..

"Sha.. Aku nggak tega lihat wajah sedih ibu kamu nanti kalau tau ternyata hubungan kita ini adalah kebohongan. Kebohongan yang dibuat oleh adik kandungku sendiri".

" Sha... Bengong mulu ihh"..

Aku menarik nafas, pikiranku memang sedang kacau.

"Aku nggak tahu apa gunanya berharap Dimas pulang Hil. Dimas pulang ataupun tidak, semuanya nggak akan merubah pertunangan ku sama Dikta"...


**

" Taraaam..... Sayang kok cemberut"

Aku terdiam menatap wajah Dimas di video call.

"Dim.. Aku nggak cemberut, aku lagi sedih"

"Sorry.. Habis kamu cemberut ataupun tidak yah sama aja"

"DIM.... "

"IYA Sayaaang.... "

"Aku mau tunangan sama Bang Dikta. Kamu tahu itu kan? Aku mesti gimana Dim? "

"Sha... Ikuti apa mau orang tua kita duluh"

"Ikuti? Terus kalau ini berlanjut sampai ke pernikahan gimana? Ikuti sampai aku punya anak sampai aku matiiiii... Gilaaaa"

"Shaaaa please...!!!!! Aku tahu aku salah. Aku yang udah bikin rumit semuanya. Tapi dari awal hubungan kita udah rumit Sha. Seandainya memang Tuhan dipihak kita, Tuhan pasti kasih jalan. Aku yakin dan kamu mesti yakin Sha.... "

Aku mematikan video call ku dengan Dimas dan membanting ponselku.

"Arghh........... "


***

Yah hari yang ditunggu keluarga ku dan keluarga Dimas sudah tiba. Hari ini keluargaku dan keluarga Dimas sudah berkumpul Dirumah Jimmy yang ditempati Bang Dikta.

Keluarga Bang Dikta datang dari Makassar, ada Bapak dan Paman nya, juga Tante dan Adik Dimas dan Dikta (Diani).

"Ibu Dikta orang toraja, sudah berpisah. Jadi nggak bisa datang kesini. Kemungkinan nanti kalau di pesta pernikahan Dikta dan Sharena baru ibu Dikta ikut kesini"

Dear Tuan Popeye (Surat Cinta Berkala)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang