11-Cahaya Hatiku

24 0 0
                                    

You pick me up when I fall down

You ring the bell before they count me out

If I was drowning you would part the sea

And risk your own life to rescue me

(Bonjovi)


Kadang sulit menjelaskan pada semua orang bagaimana hatiku saat ini.

Dimas mungkin terlalu cepat memberi sebuah warna baru kebahagiaan baru dalam hatiku, tapi apakah aku tidak boleh menerima bahagia itu seutuhnya?

Hanya karena terlalu cepat.

Hanya karena usia ku bukan usia muda lagi.

Hanya karena Dimas dan aku tidak seiman.

Dua bulan Dimas dan aku menjalin kisah asmara, tak ada cela dalam diri Dimas dimataku, tak pernah ada hal yang menuntut aku menjadi apa yang seperti Dimas ingin, tak pernah Dimas merasa yang harus di nomer satu kan saat aku punya banyak kesibukan.

"Nanti kalau Diklat ku da kelar, aku bisa ke Bekasi lagi kan? Numpang lagi dirumah Mbak Hilda"

"Ngapain kamu kesini? "

"Pengen main ama Karin, terus pengen mijitin punggung kamu, ama pengen bikin kamu kesel"

Tawa Dimas terdengar renyah via telpon.

"Masih berapa bulan Dim? "

"Pokoknya sertifikat Kelar, aku bikin paspor dan langsung ketemu kamu duluh sambil nunggu panggilan kerja"

Aku terdiam dan mencoba mencerna semua ucapan Dimas, walau ada sedikit kesedihan dalam hatiku.

"Yah kurang lebih sebulan lagi lah.. Aku numpang di rumah Mbak Hilda duluh, biar nggak ribet kalau nunggu di Toraja atau Makassar kan bisa ongkosnya double. Plus aku juga pengen bisa berduaan sama kamu sebelum aku melaut"

Aku tidak mempermasalahkan Dimas tinggal di rumah Hilda, akupun yakin Hilda takkan mempermasalahkan itu. Yang aku pikirkan bagaiamana jika Dimas dan aku tidak akan bertemu lagi. Dimas bisa saja melupakan hal indah ini bersamaku, dan aku sudah terbiasa merasakan hal-hal indah bersama Dimas.

"Dim.. Kamu yakin bisa pegang janji kamu buat mencintaiku aku selamanya"

Dimas terdiam, terdengar hanya suara makanan yang sedang dia kunyah.

"Nggak juga sih"

"Dim.... "

"Aku tuh di laut, kamu yang di darat. Yang aku khawatirkan justru kamu yang tergoda ama buaya darat"

Dimas tertawa..

"Aku nyesel nanya ini sama kamu"

**

Aku untuk kamu

Kamu untuk aku

Namun semua apa mungkin iman kita yang berbeda

Tuhan memang satu

Kita yang tak sama

Haruskah aku lantas pergi

Meski cinta takkan bisa pergi.

Sebuah lagu dari Marcel-Peri Cintaku ini dinyanyikan Dimas di sebuah Kafe saat aku dan Dimas berada Di kemang. Malam minggu ini, aku dan Dimas memang ingin menghabiskan malam di kemang. Dimas ingin merayakan kebahagiaannya yang telah tuntas diklat, dan pasport nya pun telah jadi.

Dear Tuan Popeye (Surat Cinta Berkala)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang