5-Day Of 5 (Surat pertama di hari ke-5)

31 2 0
                                    

Tersalurkan aliran syaraf buntu

Martin tua media pembuka

Tersalurkan aliran syaraf buntu

Martin tua media pembuka

Media pembuka

Berdansa sore hariku

Sejiwa alam dan duniamu

Melebur sifat kakuku

(Fana Merah Jambu -Fourtwnty)


Sepertinya hari ini ada sedikit cairan oksitosin yang sedikit memberi semangat untukku. Virus merah jambu (Virus jatuh cinta). Yaelah masa iya jatuh cinta?

Jadi gini aku tegaskan dan aku uraikan beberapa hal tentang perasaan. Dalam hati ada hal yang tanpa kita sadari membuat segalanya berubah.

Rasa kagum, Rasa suka, Rasa sayang, Rasa Cinta.

Dan fase aku masuk Rasa naksir (Rasa kagum Rasa Suka).

Fase ini dimana otak seringkali tidak sinkron dengan hati. Iya, kadang kala logika dikalahkan oleh perasaan. Mana ada orang suka sama seseorang hanya lewat fotonya, dan itu dirasa lebih kurang 24 jam. Tapi, aku rasa apa yang tidak mungkin dari sebuah perasaan.

Sesorang yang menyukai artis idola pun begitu, bayangkan mereka menghabiskan puluhan ribu bahkan jutaan untuk membeli hal-hal yang berhubungan dengan idolanya. Mulai dari poster, pin, kaset, baju-baju fanbase, tiket konser, ongkos untuk nonton konser, ongkos penginapan. Bahkan ada yang rela menginap di bandara untuk bisa bertemu dengan idolanya, bahkan untuk bisa foto bareng dengan idolanya.

Dan kali ini.. Aku mengidolakan seorang dimas. Jika ada yang bertanya kenapa kok suka dimas?

Yah layaknya kamu suka dengan warna hijau, kenapa harus hijau? Kan masih banyak warna lainnya.

Kenapa harus martabak keju? Kan ada martabak telor, kacang, coklat, ketan itam.

Dan kenapa harus Dimas?

Mending Harry yang jelas sudah pernah menelpon ku berkali-kali tapi tak pernah membuatku tertarik.

Aku melihat foto-foto Dimas di instagram, melihat fotonya memberi rasa Damai sendiri di hatiku.

Hujan pagi ini pun, semakin membuat aku malas datang ke kampus atau pun ke sekolah TK.

"Bu Sharena bagaimana dengan berkas yang mau dikasih ke diknas? " Tanya seorang guru via telpon. Dan aku masih asyik stalking media sosial yang menyangkut Dimas.

"Gimana kalau besok aja. Insya Allah besok saya ke sekolah. Saya lagi nggak enak badan dari kemarin, di luar juga hujan kan" Aku berbohong kali ini. Dan baru kali ini.

Aku kembali memejamkan mataku, setidaknya aku ingin hari ini adalah hari ku. Tanpa kerjaan di kampus ataupun di sekolah.

**

Aku keluar dari dinas pendidikan pukul 10.45.Aku sengaja datang siang, agar tak perlu lagi kembali ke sekolah.

"Bu Linda mau bareng sama saya" Aku menawarkan tumpangan kepada seseorang yang baru aku kenal di dalam kantor dinas pendidikan.

"Nggak usah bu. Beda arah. Saya naik ojek aja" Jawabnya. Dan aku pun mengangguk dan melajukan mobilku.

Aku berhenti di sebuah kafe yang pernah aku datangi bersama Hilda dan Qori. Kulihat pagi ini tidak terlalu ramai. Aku segera masuk dan duduk di meja kayu paling ujung, meja yang nyaman untuk menopang laptopku. Tempat ini cukup nyaman, pengunjung bisa melihat jelas keluar, tapi orang luar tidak bisa melihat pengujung di dalam.

Dear Tuan Popeye (Surat Cinta Berkala)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang