14-Jenuh

22 0 0
                                    

Meski begitu indah

Ku masih tetap saja

Jenuh

(Rio Febrian)



Ada kalanya rasa sepi itu melanda menjadi sebuah kesedihan.

Menjalani hubungan jarak jauh itu tidaklah mudah, bahkan aku sendiri bilang ini sulit.

Ada titik jenuh saat aku menginginkan seseorang yang jauh disana bisa menemaniku.

"Dim.. Aku males kalau ke reunian sendiri"

"Dim.. Semua temenku bawa minimal pacar, calon pacar.. Terus aku... "

Apalagi di usia ku yang menginjak angka bukan perempuan muda lagi.

Ada benarnya ucapan Jihan, jika hubunganku dengan Dimas tak berguna. Hubungan omong kosong.

Aku dan Jihan sudah kembali seperti duluh, aku datang ke rumah sakit untuk menjenguk bayinya. Walau di awal Jihan menatapku penuh acuh, namun lama kelamaan hatinya pun luluh. Aku juga yang mengantar Jihan pulang dari rumah sakit.

Aku dan Jihan memang sudah berbaikkan, tapi ketidaksukaan Jihan pada Dimas tidak berubah.

Aku tak mengatakan kepada Jihan, bahwa Dimas yang merayuku untuk bertemu dia, karena ku tahu Jihan pasti berfikir kedekatan ku lagi dengan Jihan hanya agar menunjukkan kalau Dimas tidak seperti yang Jihan pikirkan.

Aku menjaga itu.

"Sha.. Aku mau ngenalin kamu sama cowok"

Tiba-tiba Jihan mau mengenalkan aku sama seseorang yang aku sendiri tidak pernah meminta nya lagi.

"Yah gak maksa kamu mau suka atau enggak atau lanjut ke hubungan yang kaya gimana. But aku cuma pengen kamu bisa realistis dalam menjalani hidup Sha. Yang kamu butuhin itu seorang laki-laki yang bisa jadi suami kan? Bukan hanya pacar"

Sebenarnya aku ingin menolak nya, tapi aku tidak ingin persahabatanku rusak lagi karena hal ini. Setidaknya, aku memang harus mencoba.

Dan akupun mengiyakan nya.

**

Dan laki-laki itu bernama Arif. Usianya 40 tahun. Tidak terlalu tampan, bahkan menurutku dia terlihat tua.

Perawakannya tinggi dan kecil.

Aku bertemu Arif saat pernikahan Gita, adik Jihan di bogor.

Arif adalah Om suami nya Gita. Jadi, kalau aku dan Arif berjodoh, maka Gita adalah keponakanku.

Gita sudah menggodaku, saat kami sama-sama di make up di ruang pengantin. Aku menjadi pager ayu untuk acara pernikahannya, dan Arif akan datang bersama rombongan pengantin pria.

Aku menggunakan baju ala princess, dengan warna pink terang, dan jilbab yang di untel-untel sampai membentuk wajahku cukup bulat.

"Ciee teh Sharen semanget bener mau ketemu Om Arif"

Aku hanya menjulurkan lidahku kepada Gita.

Jihan sudah di make up lebih duluh. Dia memakai kebaya hijau dengan model jilbab yang tidak terlalu berbeda denganku.

Ponselku berbunyi, dan aku yakin itu Dimas bukan Arif.

Jihan memang sudah memberikan nomer whats app ku pada Arif, dan Arif pun sudah menyapa aku lewat chat via Whats app.

Dear Tuan Popeye (Surat Cinta Berkala)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang